Pentingnya keberadaan Populasi Lebah di Bumi

Lebah madu

Lebah adalah salah satu hewan yang namanya tercantum sebagai salah satu nama surat dalam kitab suci umat Islam, Al Qur'an, yaitu surat An Nahl. Dalam islam, lebah juga merupakan salah satu hewan yang dimuliakan sehingga kita dilarang membunuhnya. Begitu banyak keistimewaan pada diri hewan lebah ini sehingga keberadaannya dibutuhkan oleh manusia dan alam.

Lebah termasuk jenis serangga yang termasuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat sekitar 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Lebah merupakan hewan yang hidup berkelompok, meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Lebah mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah biasa membuat sarangnya di atas bukit, pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda yang terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari. 

Lebah banyak memberikan manfaat bagi manusia. Mereka memproduksi madu yang bisa kita manfaatkan untuk kesehatan, selain itu propolis lebah pun tidak kalah bermanfaatnya untuk manusia. Namun selain banyak memberikan manfaat, keberadaan lebah merupakan suatu ekosistem yang sangat penting dan berpengaruh bagi keberlangsungan hidup manusia dan seluruh makhluk hidup. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Albert Einstein “If the bee disappeared off the face of the Earth, man would only have 4 years left to live.” yang artinya "Jika lebah menghilang dari muka Bumi, maka manusia hanya memiliki 4 tahun lagi untuk dapat bertahan hidup".

Mungkin apa yang dikatakan Albert Einstein belum tentu benar adanya, tetapi dari apa yang dikatakannya, bisa jadi hal itu merupakan peringatan bagi kita untuk lebih peduli terhadap alam disekitar kita, termasuk mencegah punahnya keberadaan lebah. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa semua elemen dari suatu ekosistem keberadaannya sangat penting, dan mereka memainkan peran mereka sendiri yang berbeda dalam fungsional holistik ekosistem tersebut. Jika Anda menghapus salah satu unsur itu, maka akan dapat menyebabkan tingkat kehancuran tertentu, dan sistem alami akan perlu melakukan penyesuaian, yang bisa positif atau negatif dan berada di luar kendali kita.

Lebah madu menyerbuki 90% dari semua tanaman berbunga di Amerika Serikat dan minimal 30 % dari seluruh tanaman di dunia. Setidaknya sepertiga dari makanan yang kita makan, tergantung pada penyerbukan. Penyerbukan oleh lebah diperlukan untuk banyak tanaman seperti: apel, ceri, kacang kedelai, jeruk, lemon, jeruk nipis, wortel dan lain-lain. Lebih dari 100 tanaman pangan kita memerlukan penyerbukan ini, tanaman seperti pohon almond, akan tumbuh buah hanya jika bunga mereka menyerbuk silang, membuat pertukaran genetik antara dua varietas yang berbeda.

Ilmuwan telah meneliti setidaknya ada sekitar 20.000 species lebah-lebahan di dunia. Namun sejumlah orang masih merendahkan kesejahteraan dunia yang bertumpu pada koloni lebah. Perlu diketahui bahwa jasa penyerbukan alami yang disediakan oleh serangga penyerbuk khususnya lebah jantan, adalah €153 milyar Euro, kembali pada tahun 2005, nilai mereka menyumbang setidaknya 9,5 % dari total nilai makanan dari pertanian dunia, dan bertanggung jawab untuk peningkatan senilai $ 15 miliar tanaman per tahun.

Sederhananya, jika lebah untuk penyerbukan punah, maka kita tidak memiliki tanaman bunga dan tanaman buah. Karena jika tidak ada penyerbukan, maka tumbuhan juga tak akan dapat beregenerasi atau berkembang biak. Hal itu membuat semua rantai makanan termasuk hewan juga akan mati, begitu pula mamalia dan manusia. Hal ini tentunya harus menjadi kewaspadaan masyarakat dunia, karena koloni lebah seantero Amerika dan dunia semakin lama semakin menurun drastis.

Merosotnya koloni lebah dunia membuat cemas para peneliti sejagat, dan tak sedikit pula masyarakat dunia ikut mencemaskannya. Lebah mencari madu dari tumbuhan berbunga, termasuk tumbuhan buah. Namun sayangnya tumbuhan-tumbuhan berbunga kebanyakan adalah tumbuhan semak. Oleh karenanya kadang tumbuhan semak yang berbunga ini justru dianggap “tumbuhan hama” oleh para petani dunia. Tumbuhan yang dikategorikan sebagai ‘tumbuhan hama’ tersebut akibat tumbuhan itu tumbuh di sela-sela tumbuhan pertanian. Padahal ia juga punya hak untuk tumbuh, justru manusialah yang mengambil lahan mereka menjadi lahan pertanian.

Tumbuhan semak yang dianggap “hama” justru banyak bunganya dan sesungguhnya justru merupakan tumbuhan yang menyediakan madu bagi kebanyakan lebah dunia. Pada saat tumbuhan tersebut tumbuh diantara padi, gandum dan lahan pertanian lainnya, para petani justru mencabutnya, membuangnya atau mematikannya. Sebagai gantinya, maka lebah “terpaksa” mencari bunga dari tumbuhan-tumbuhan pertanian. Seperti kebun tomat, cabai, semangka dan banyak lainnya. Akan tetapi, mengganti tumbuhan semak yang berbunga dengan tumbuhan pertanian pun ternyata tidak bisa menyelamatkan koloni lebah.

Hal tersebut dikarenakan para petani di bidang pertanian seantero dunia menggunakan pestisida. Padahal pestisida tersebut juga mencemari bunga dari semua tumbuhan pertanian dunia. Lebah terpaksa mencari bunga-bunga yang telah terkontaminasi oleh pestisida-pestisida berbahaya tersebut untuk bertahan hidup. Kebanyakan pestisida dunia menggunakan zat neo-nicotinoids, yang justru membuat lebah linglung dan tak dapat kembali ke sarangnya (disorder), lalu mati oleh racun pestisida tersebut. Itulah salah satu mengapa lebah semakin sedikit.

Selain itu, diyakini juga bahwa “organisme yang dimodifikasi secara genetika” atau Genetically Modified Organisms (GMO) juga memiliki suatu peranan buruk yang telah dilakukan dan menimbulkan masalah terhadap lebah. Hal ini berpotensi karena fakta, bahwa semua individu dari ‘strain transgenik’ semua identik secara genetik, dan ditanam secara monokultur, yang berarti lebah memiliki makanan yang terbatas dan tidak sehat.

Banyak pihak seantero Bumi yang telah termotifasi untuk dapat menyelamatkan lebah dunia dari kepunahan. Bagimana cara kita agar koloni lebah dapat kembali tumbuh dengan pesat? Ada beberapa cara agar koloni lebah dapat tumbuh dan naik jumlahnya, diantaranya:

1. Tanamlah tumbuhan berbunga dan/atau tumbuhan buah di pekarangan, taman, halaman di sekitar perumahan anda.

2. Tanamlah tumbuhan berbunga di badan-badan jalan seperti di trotoar dan jalur hijau jalanan, jalur hijau jalan tol, juga taman-taman mulai dari desa dan juga perkotaan. Gunakan semaksimal mungkin lahan yang ada untuk tumbuhan bunga.

3. Jangan gunakan pestisida kimiawi seperti yang mengandung neo-nikotinoid, terhadap semua tumbuhan bunga dan tumbuhan buah-buahan disekitar anda. Gunakanlah pestisida organik atau alamiah. Atau dapat pula hama tanaman tersebut dimusnakan dengan cara menggunakan predator alami, misalnya burung.

4. Beritahu kepada kerabat anda termasuk semua petani dan masyarakat dunia mengenai mengapa koloni lebah dunia menyusut drastis pada beberapa tahun ini. Sehingga dengan begitu, semoga koloni lebah dapat kembali naik dan menjadi sehat kembali sebagai salah satu kunci hidupnya semua species di Bumi.



Sumber : Kaskus.co.id
Labels: Info & Sains

Thanks for reading Pentingnya keberadaan Populasi Lebah di Bumi. Please share...!

0 Komentar untuk "Pentingnya keberadaan Populasi Lebah di Bumi"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.