Mendengarkan kisah atau dongeng adalah kegiatan yang menyenangkan. Mendongeng atau berkisah biasanya dilakukan oleh para guru untuk menenangkan murid-muridnya. Biasanya dengan mendongeng, suasana yang tadinya ribut akan berubah menjadi tenang. Murid-murid juga akan mendengarkan dengan penuh kesungguhan. Bahkan adakalanya mereka lebih antusias mendengarkan dongeng ketimbang pelajarannya.
Sebenarnya mendengarkan dongeng atau kisah tidak hanya menarik bagi anak-anak saja. Semua orang baik yang muda ataupun yang tua pada dasarnya suka dengan dongeng (cerita). Tampaknya kesenangan kita untuk mendengarkan atau membaca sebuah cerita adalah fitrah. Kita bisa melihat betapa pada masa kini banyak orang yang gandrung dengan tayangan film atau serial sinetron di televisi yang pada dasarnya merupakan media bercerita atau berkisah. Hanya saja memang belum tentu media bercerita tersebut membawa efek positif bagi pemirsanya.
Istilah kisah dan dongeng mungkin sedikit berbeda maknanya. Meskipun begitu, keduanya membawa maksud dan tujuan yang sama. Terlepas dari isinya yang merupakan berdasar kejadian nyata atau pun hanya karangan belaka, baik kisah ataupun dongeng sejatinya mengandung nilai-nilai pengajaran yang bisa diambil oleh pendengar atau pembacanya.
Berkisah merupakan salah satu media pengajaran, karena tujuan utama berkisah atau mendongeng adalah agar pendengar bisa mengambil pelajaran dari kisah yang diceritakan. Meskipun demikian, media berkisah ini memiliki keistimewaan tersendiri dibanding media pengajaran yang lain. Keistimewaannya adalah karena berkisah sangat jauh dari kesan menggurui. Pendengar atau pembaca kisah tidak merasa digurui oleh pembawa kisah karena memang yang menjadi guru adalah kisah itu sendiri. Pendongeng atau pembawa kisah juga tidak langsung menunjuk kepada pendengar atau pembacanya, tetapi dia mengajak untuk melihat bersama-sama isi dari sebuah cerita. Dari isi cerita inilah pengajaran itu didapat.
Jika kita cermati sebenarnya Allah pun banyak menggunakan media bercerita atau berkisah dalam mendidik kita sebagai hamba-hambaNya. Buktinya banyak kita jumpai dalam al-Qur'an betapa banyak kisah-kisah pada masa lalu yang Allah ceritakan kepada kita. Bahkan demikian pentingnya arti kisah di dalam Alqur’an sampai ada sebuah surat yang dinamakan dengan surat Al-Qashas (kisah-kisah). Rasulullah pun dalam haditsnya juga banyak yang berisi sebuah kisah. Tentunya kisah-kisah yang disebutkan dalam kitab pedoman umat Islam ini berisi banyak sekali pengajaran untuk kita semua.
Kisah adalah guru yang bertindak seperti cermin bagi siapa saja yang mendengar atau membacanya. Dengan mendengar atau membaca kisah, kita akan jadi tahu diri setelah melihatnya pada diri kita sendiri. Kita menjadi tahu akan kesalahan dan kekurangan apa yang mesti diperbaiki dalam diri. Kita juga menjadi sadar untuk bisa selalu menempatkan diri dan menjaga diri di tengah-tengah goncangan kehidupan yang rumit ini.
Sesungguhnya metode berkisah juga dapat menyentuh daya rasa, daya pikir dan keakuan (ego) yang ada pada diri manusia. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa metode berkisah sangat menarik dan disenangi oleh masyarakat kita. Mereka dengan senang hati (tanpa perlu paksaan) untuk mengikuti sebuah cerita, baik mendengarkannya atau membacanya. Inilah yang dimaksud bahwa cerita mampu menyentuh rasa manusia yakni rasa senang. Hal ini sangat penting karena kebanyakan orang hanya mau mendengarkan apa yang mereka sukai bukan apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Karena berkisah sangat disenangi oleh masyarakat kita maka metode ini dapat kita jadikan pembuka pintu bagi pembinaan generasi.
Berkisah juga dapat menyentuh daya pikir manusia, karena melalui kisah kita akan lebih mudah memahami suatu ajaran. Hal ini seperti seorang guru yang memberi contoh-contoh soal setelah memberikan rumus tertentu. Belajar dari kisah akan memudahkan pikiran kita untuk memahami makna dan maksud yang terkandung dari suatu peristiwa atau kejadian. Jadi berkisah berusaha memberikan analog-analog bagi suatu ajaran yang kadang-kadang sangat sulit dipahami oleh akal kita. Oleh karenanya berkisah akan mempertajam kecerdasan.
Selain itu berkisah juga dapat menyentuh ego (keakuan) dalam diri kita. Ego adalah sumber kekuatan kita untuk mau mengamalkan sesuatu yang kita yakini sebagai kebenaran. Kisah memberi contoh kepada kita suatu gambaran tentang bagaimana menjalani kehidupan. Kisah juga mengajarkan kepada kita untuk dapat memahami dan menyikapi pencapaian dan kegagalan, keberanian dan kepengecutan, serta kejujuran dan pengkhianatan.
Kisah mengajarkan kepada kita bagaimana memahami dan mengamalkan nilai kebijaksanaan yang merupakan hasil dari nilai-nilai kebenaran, kebaikan, dan nilai-nilai keindahan. Dengan membaca atau mendengarkan kisah maka seakan kita diberi contoh bagaimana nilai-nilai kebijaksanaan itu diamalkan. Selain itu berkisah juga dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mempertajam kemauan kita untuk mengamalkan ajaran-ajaran yang mulia itu.
Memang tidak semua kisah membawa dampak baik bagi kehidupan kita. Hal ini karena tidak semua kisah mengandung nilai-nilai hikmah kebijaksanaan. Banyak juga kisah-kisah yang justru membawa kita kepada pemahaman kehidupan yang keliru. Sebagai contoh kita bisa melihat akibat dari kisah-kisah yang terkandung di dalam film dan sinetron yang justru membawa kita ke arah kehidupan yang materialistis dan egoistis. Oleh karenanya kita juga harus bisa memilih mana kisah yang mencerahkan, menginspirasi, dan memotivasi, bukannya kisah yang menggelapkan, menumpulkan dan melemahkan potensi yang ada dalam diri kita.
Hanya kisah yang mengandung hikmah kebijaksanaan lah yang tepat untuk mendidik generasi muda kita agar mampu berpikir jernih dan tajam serta berkemauan kuat untuk mengamalkan hasil pemikirannya itu. Sehingga dengan demikian kiranya Allah memberi petunjuk kepada kita untuk dapat menilai sesuatu itu benar atau salah, serta dengannya pula Allah berkenan memberi kita kekuatan agar dapat bersikap secara tepat mengikuti kebenaran dan menjauhi kebathilan. Insya Allah.
disarikan dari Wisata Cinta, karya Mustamir.
Sumber gambar: okezone.com
Labels:
Horizon
Thanks for reading Pengajaran dalam Kisah. Please share...!
0 Komentar untuk "Pengajaran dalam Kisah"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.