Efektivitas Kepercayaan Mistis dalam Menjaga Kelestarian Alam

Ilustrasi hutan angker

Pada masa kini mungkin mendengar sesuatu yang bersifat mistis ada yang masih percaya dan ada yang cenderung mengingkarinya. Mereka yang tidak percaya menganggap bahwa hal-hal seperti itu sering kali tidak sesuai dengan hasil logika akal pikiran manusia. Tetapi bagi yang masih mempercayainya, mereka menganggap bahwa hal-hal tersebut merupakan suatu kepercayaan yang diturunkan dari leluhur agar dihormati dan ditaati untuk memperoleh kebaikan dalam hidup.

Kita sering mendengar tentang adanya mitos dan keangkeran tempat-tempat tertentu di sekitar kita. Sebagai contoh dulu saya pernah berkunjung ke rumah seorang teman saya di daerah pegunungan di wilayah Brebes. Lokasi desa rumah teman saya itu berada di dataran pegunungan yang cukup tinggi. Bahkan untuk menuju ke sana motor yang digunakan adalah motor trail atau motor modifikasi yang sesuai untuk kondisi jalan gunung. Panorama yang sejuk dan dingin begitu terasa di sana. Tetapi ada satu tempat berupa seperti telaga atau kolam alami yang sangat banyak ikannya. Saking banyaknya sampai diibaratkan seperti cendhol dawet. Namun anehnya tidak ada orang disana yang berani mengambil ikan dan membawanya pulang. Tidak ada yang berani memancing atau menjala di tempat itu, karena khawatir mendapat celaka.

Memang saya tidak tahu dan tidak sempat untuk menanyakan alasannya. Tetapi mungkin saja di sana ada kepercayaan bahwa siapa saja yang berani mengambil ikan dari telaga tersebut, maka ia akan celaka. Alasannya adalah karena sang danyang penunggu telaga, akan membalas dan menghukum orang yang membuat kerusakan dengan mengambil ikan di telaga tersebut. Jika tidak sakit, lebih mengenaskan lagi orang tersebut bisa saja mati. Tidak diketahui entah karena alasan kepercayaan itu atau entah memang tidak ingin merusak keindahan telaga, atau entah karena telaga tersebut yang agak jauh dari perkampungan, sehingga jarang orang ke sana. Pada kenyataannya tidak ada yang berani berulah.

Memang saya tidak tahu riwayat tempat tersebut sekarang. Apakah masih seperti itu ataukah manusia sekarang sudah berani menjamah dan mengeksploitasi tempat tersebut. Tetapi berkaca kepada zaman sekarang, kita juga sering melihat dan mendengar mengenai tempat-tempat yang dahulunya dianggap mistis dan angker justru sekarang menjadi jamahan manusia. Kita acap kali mendengar gunung atau hutan yang dulunya dianggap angker dengan mitos yang meyelimutinya, namun sekarang justru terlihat rusak, pohon-pohon banyak yang ditebangi sehingga semakin gundul.

Sepertinya manusia zaman sekarang tampaknya tidak lagi percaya dengan mitos-mitos yang ada. Orang-orang, apalagi pedagang kayu dan tukang tebang kayu tidak takut lagi dengan kepercayaan atau cerita-cerita mistis yang ada, tidak khawatir mendapat celaka kalau berani membuat rusaknya alam. Pada kenyataannya ternyata uang lah yang kini lebih berkuasa. Bahkan dengan uang pun bisa untuk membayar orang pintar atau dukun yang dipercaya mampu menghadapi dan mengusir para danyang atau penunggu tempat-tempat wingit tersebut.

Kita memang tidak harus selalu percaya akan adanya danyang atau makhluk halus yang menunggu tempat-tempat tertentu. Tetapi jika kita cermati, meskipun adakalanya suatu tempat bisa jadi berpenghuni makhluk halus, bisa jadi pula bahwa di antara kepercayaan-kepercayaan tersebut ada yang hanyalah cerita mitos karangan belaka. Mitos tersebut dibuat oleh jenius lokal, yang ditujukan kepada masyarakat pada masa itu yang memang masih mempunyai cara berpikir mistis. Mitos-mitos tersebut sebenarnya adalah bentuk kearifan lokal yang dibungkus dengan cerita-cerita mistis agar supaya manusia selalu bisa hidup selaras dengan alam. 

Kepercayaan tersebut dibuat untuk menakut-nakuti orang pada masa itu agar tidak merusak alam, sehingga tidak mengganggu tata kehidupan yang ada. Tampaknya cara tersebut cukup efektif pada saat itu sehingga membuat orang-orang takut untuk mengusiknya. Cerita-cerita mistis yang menyelimuti tempat-tempat tersebut pun membuat tempat-tempat yang dianggap wingit dan keramat itu menjadi terjaga keasriannya tanpa ada yang berani merusaknya.


Namun seiring berjalannya waktu, cara berpikir manusia juga tampaknya mulai berubah. Cara berpikir manusia masa kini lebih mempercayai akal pikiran ketimbang mempercayai hal-hal klenik di luar nalar logika, mereka juga lebih percaya kepada kuasa uang ketimbang kuasa para danyang. Akhirnya yang terjadi kemudian cerita-cerita mistis (kearifan lokal) itu pun menjadi tidak begitu ampuh lagi untuk menjaga keindahan alam. Manusia menjadi tidak takut lagi untuk menebang pohon-pohon besar yang sebelumnya terkenal angker, wingit dan banyak demit penunggunya.

Berbagai sumber kekayaan alam diambil secara semena-mena tanpa memperhatikan dampak yang bisa ditimbulkannya. Sebagai dampaknya, manusia pula lah yang kemudian menanggung akibatnya. Gunung menjadi gundul dan rawan tanah longsor, sumber air banyak yang mengering dan pada saatnya ancaman banjir siap mengintai di mana-mana. 

Memang kearifan lokal yang terbungkus dengan cerita-cerita mistis masih ada yang dipercayai dan dipatuhi hingga sampai saat ini. Bisa jadi pada beberapa tempat kepercayaan tersebut benar adanya, karena 'terbukti' sudah banyak orang-orang yang 'diganggu' dan 'diteror' oleh danyang makhluk halus ketika hendak mengeksploitasi tempat-tempat tersebut. Jika benar, hal ini sebetulnya menunjukkan bahwa para danyang pun juga menghendaki agar tempat tinggalnya tidak terusik, tetap terjaga dan tidak dirusak oleh manusia. Namun terlepas dari kepercayaan tersebut, untuk tetap terjaganya kelestarian alam, kita juga harus ikut menjadi ''danyang'' bagi alam di sekitar kita.

Kita 'takut takuti' mereka yang hendak merusak alam dengan argumen logis agar mereka sadar bahwa apa yang hendak mereka lakukan pada akhirnya justru akan merugikan diri sendiri dan masyarakat banyak secara keseluruhan. Dampak yang ditimbulkan dari rusaknya alam juga akan mengancam kehidupan manusia. Kehidupan yang damai dan sejahtera akan hilang manakala alam telah rusak dan diperlakukan secara semena-mena.


Jika kita masih ingin melihat alam yang indah dan asri, maka mari kita bangkit bergotong royong untuk merawat tanah bumi pertiwi ini. Kita jaga dan selamatkan gunung kita, hutan kita dan sumber kekayaan alam kita dari tangan-tangan jahil yang hendak merusak dan membuat hilangnya fungsi dan keindahan alam kita. Mari kita jaga kelestarian gunung, hutan dan alam lingkungan yang merupakan sumber kehidupan bagi kita.
Labels: Horizon

Thanks for reading Efektivitas Kepercayaan Mistis dalam Menjaga Kelestarian Alam. Please share...!

0 Komentar untuk "Efektivitas Kepercayaan Mistis dalam Menjaga Kelestarian Alam"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.