Kisah Hasan al Bashri dan Ibnu Sirin


Dua ulama bertemu

Hasan Al Bashri adalah seorang Ulama terkemuka dari golongan Tabi'in. Beliau dikenal dengan kealiman dan kezuhudannya. Beliau juga Imam Besar kaum Muslimin pada masanya. Begitu pula dengan Ibnu Sirin, beliau juga adalah Ulama golongan tabi'in yang terkenal akan kealiman dan keshalihannya. Ibnu Sirin juga terkenal akan kepiawaiannya dalam menakwilkan mimpi. Dalam hal ini, ia bahkan telah menulis sebuah kitab berjudul Ta'biirur Ru'ya fi Tafsiiril Ahlaam (Menyingkap tabir mimpi dalam penafsiran mimpi-mimpi. Kedua Ulama besar ini sama-sama tinggal di kota Bashrah, Irak.

Hasan al Bashri dan Ibnu Sirin hidup di masa yang sama, yakni saat berkuasanya Daulah Bani Umayyah. Konon pada suatu ketika terjadi sesuatu hal yang menjadikan adanya rasa sentimen di antara keduanya, sehingga mereka berdua pun tidak saling bertegur sapa. Setiap kali nama Ibnu Sirin disebut di hadapan Hasan al Bashri, maka ia tampak tidak suka seraya berkata, "Jangan sebut nama orang yang berjalan sombong itu di hadapanku". 

Sampai pada suatu malam, Hasan al Bashri bermimpi seolah-olah ia sedang bertelanjang di kandang binatang sambil membawa tongkat. Setelah bangun, pagi harinya ia berpikir keras untuk bisa menafsirkan mimpinya itu, namun ia tidak tahu ada firasat apa dibalik mimpinya itu. Saat sedang berpikir, ia teringat dengan nama Ibnu Sirin, orang yang kurang disukainya itu. Pada masa itu, nama Ibnu Sirin memang sangat terkenal sebagai pakar tafsir mimpi. 

Namun karena merasa malu dan gengsi untuk bertemu langsung dengan Ibnu Sirin, maka Hasan al Bashri meminta bantuan salah seorang sahabat dekatnya, katanya: "Tolong temuilah Ibnu Sirin dan ceritakan mimpiku ini kepadanya seakan-akan kau sendiri yang mengalaminya".

Sahabat dekat Hasan al Bashri itu pun segera menemui Ibnu Sirin. Tatkala selesai menceritakan mimpinya itu, Ibnu Sirin langsung berkata kepada Sahabat Hasan al Bashri, "Tolong katakan pada orang yang mengalami mimpi itu, jangan bertanya pada orang yang jalannya sombong. Kalau berani, suruh datang sendiri ke sini".

Mendengar laporan yang disampaikan sahabatnya itu, Hasan al Bashri pun menjadi kesal, bingung, tapi merasa tertantang. Setelah berpikir serius, akhirnya ia menutuskan untuk bertemu langsung dengan Ibnu Sirin tanpa memikirkan rasa malu dan gengsi lagi. Sebab, rasa ingin tahu akan tafsir mimpinya sangatlah besar. 

Melihat Hasan al Bashri yang datang, Ibnu Sirin langsung menyambutnya dengan baik dan hangat. Setelah saling mengucapkan salam dan berjabat tangan, masing-masing mengambil tempat duduk yang agak berjauhan. Hasan al Bashri pun mulai  pembicaraan dengan berkata:

"Sudahlah, kita tidak perlu berbasa basi. Terus terang, aku bingung memikirkan untuk menafsirkan mimpiku itu", kata Hasan al Bashri. Ibnu Sirin pun menjawab:

"Tidak perlu bingung. Telanjang dalam mimpimu itu adalah ketelanjangan dunia. Artinya, kau sama sekali tak bergantung padanya karena kau memang orang yang zuhud. Kandang binatang adalah lambang dunia yang fana itu sendiri dan kau telah mengetahui sendiri dengan sebenarnya. Sedangkan tongkat yang kau bawa dalam mimpimu itu adalah lambang hikmah yang kau ucapkan dan mendatangkan manfaat bagi orang banyak"

Mendengar jawaban Ibnu Sirin, seketika itu pula Hasan al Bashri dibuat terkesima dan kagum dengan kehebatan Ibnu dalam menafsirkan mimpinya itu. Hasan al Bashri pun mempercayai penafsiran Ibnu Sirin atas mimpinya itu. Tetapi Hasan al Bashri juga penasaran kenapa Ibnu Sirin bisa tahu jika yang bermimpi itu dia, maka ia pun bertanya:

"Bagaimana kau bisa tahu kalau akulah yang mengalami mimpi itu?", tanya Hasan al Bashri. Ibnu Sirin menjawab:

"Ketika sahabatmu menceritakan mimpi itu kepadaku, aku yakin hanya kaulah yang pantas mengalaminya", jawab Ibnu Sirin dengan mantap.

Akhirnya, keduanya pun saling berpelukan dan bersahabat baik lagi. Pada akhir hayatnya, Ibnu Sirin meninggal di Bashrah pada hari Jum'at, 9 Syawal 110 H, atau kira-kira seratus hari setelah wafatnya Hasan al-Bashri. 

Labels: Kisah Hikmah

Thanks for reading Kisah Hasan al Bashri dan Ibnu Sirin. Please share...!

2 comments on Kisah Hasan al Bashri dan Ibnu Sirin

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.