Kisah Shalih Al Muriy, Larangan meratap dan Anjuran Sedekah Bagi Mayit

Kuburan umum

Shalih Al Muriy adalah seorang yang Arif billah. Pada suatu malam jum'at, Shalih Al Muriy tertidur saat ia selesai berziarah di sebuah pekuburan umum. Dalam tidurnya itu ia bermimpi seolah-olah orang-orang yang telah mati bangkit dari kuburnya. Mereka berkumpul membentuk sebuah lingkaran, kemudian turunlah sebuah baki yang tertutup. Namun di antara mereka terdapat seorang pemuda yang tampak bersedih. Shalih Al Muriy mendekatinya dan kemudian bertanya, "Apa yang terjadi denganmu?"

"Ibuku, dia telah mengumpulkan banyak orang untuk menangis dan meratapi kematianku. Aku semakin tersiksa karenanya. Semoga Allah SWT tidak memberinya kebaikan atas kematianku ini", jawab pemuda itu tersedu-sedu.

Sembari menangis, pemuda itu memberi tahu alamat ibunya dan meminta tolong kepada Shalih Al Muriy supaya menemui ibunya agar menghentikan perbuatannya itu. 

Pagi harinya, Shalih Al Muriy langsung mencari ibu pemuda itu sesuai petunjuk yang didapatinya dari mimpi. Benar saja, begitu Shalih Al Muriy sampai di tempat yang dituju, banyak wanita yang meratapi kematian pemuda itu, bahkan ada yang wajahnya sampai hitam karena memukul dirinya sendiri dan sering menangis. 

Shalih Al Muriy segera menemui ibu pemuda itu dan menceritakan perihal mimpinya itu. Sang ibu langsung bertaubat dan segera menyuruh para wanita yang diundangnya itu untuk bubar. Kemudian ibu sang pemuda itu memberi Shalih Al Muriy uang sejumlah 2 dirham untuk disedekahkan dan pahalanya buat putranya yang telah meninggal tersebut. Shalih Al Muriy pun melaksanakan apa yang diperintahkan ibu pemuda tersebut. 

Pada malam jum'at berikutnya, di kuburan yang sama, Shalih Al Muriy tertidur lagi dan bermimpi. Dalam mimpinya kali ini ia juga bertemu dengan pemuda itu. Pemuda itu berkata padanya, "Jazaakallaahu Khairan (semoga Allah membalas kebaikanmu dengan yang lebih baik), Allah SWT telah membebaskanku dari siksaan ratapan masal itu, dan pahala sedekah itu telah sampai kepadaku. Tolong sampaikan kabar gembira ini pada ibuku.".

Setelah bangun, pagi hari itu juga Shalih Al Muriy segera pergi ke rumah ibu pemuda itu. Namun sesampainya ia di sana, ternyata ibu itu telah meninggal dunia. Dan akhirnya Shalih Al Muriy pun ikut menshalati jenazahnya dan menghadiri proses pemakamannya di samping kuburan pemuda itu. 
Labels: Kisah Hikmah

Thanks for reading Kisah Shalih Al Muriy, Larangan meratap dan Anjuran Sedekah Bagi Mayit. Please share...!

0 Komentar untuk "Kisah Shalih Al Muriy, Larangan meratap dan Anjuran Sedekah Bagi Mayit"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.