Anjuran Bersiwak, tentang kayu Siwak beserta Kandungan dan Manfaatnya


Mulut merupakan pintu masuk yang paling utama dan vital bagi seluruh organ tubuh bagian dalam. Apabila mulut mengalami hal buruk, maka dipastikan dapat berimbas pada sistem-sistem yang ada di dalam tubuh, baik sistem pernafasan bagian atas, paru-paru atau pun sistem pencernaan. Lebih dari itu, sistem syaraf yang berhubungan dengan gigi dan daerah wajah memainkan peranan yang besar pada manusia. Sebab, sistem syaraf ini paling dekat dengan sistem syaraf pusat yang paling utama, yaitu otak. Oleh karenanya, jika ada masalah, maka rasa sakit yang ditimbulkannya pun tidak tertahankan. Berangkat dari hal ini, maka kita harus memberi perhatian besar terhadap kebersihan mulut kita.

Orang lagi siwakan

Jauh sebelum adanya anjuran untuk selalu menyikat gigi demi kebersihan mulut dan gigi kita, Rasulullah SAW telah mempraktekkan pengetahuan ini berabad-abad yang lalu. Anjuran ini misalnya dijumpai dalam sabdanya, "Bersiwak itu membersihkan mulut dan diridhai oleh Tuhan". (HR. Bukhari, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah). Mungkin di antara kita ada yang bertanya apa itu bersiwak? apakah bersiwak itu sama halnya dengan menyikat gigi (menggunakan pasta gigi)? 

Secara lahiriah, bersiwak itu sama halnya kita menyikat gigi. Tujuan bersiwak adalah membersihkan kerak-kerak gigi yang dapat mengundang kuman-kuman untuk bersarang di gigi kita. Dengan selalu dibersihkan, maka kebersihan gigi dan mulut kita akan terjaga, sehingga besar kemungkinan kita juga akan terhindar dari berbagai penyakit. Memang pada masa kini mungkin peran itu telah tergantikan dengan penggunaan sikat dan pasta gigi misalnya, namun sebagai sunnah yang dipraktekkan Rasul, tentu ada nilai lebih ketika anjuran tersebut tetap kita lakukan dan kita jadikan kebiasaan. Selain tentunya mendapat pahala karena merupakan amalan sunnah, dalam bersiwak juga terdapat manfaat lain yang tidak tergantikan dalam pasta gigi modern. 

Anjuran Bersiwak


Jika dalam sehari kita menyikat gigi mungkin dua kali atau tiga kali sehari, dalam bersiwak kita dianjurkan paling tidak lima kali dalam sehari, yakni sebelum melaksanakan shalat. Dalam sebuah hadits dari Riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan:

"Andaikata tidak memberatkan atas umatku, maka pastilah aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali akan melaksanakan shalat"

Dari hadits ini dapat dipahami bahwa begitu urgennya terkait masalah kebersihan gigi ini, sampai-sampai amalan bersiwak pun hendak Rasulullah wajibkan atas umatnya (ketika hendak shalat), tentunya jika sekiranya tidak memberatkan. 

Namun faktanya, dengan melaksanakan kebiasaan rutin bersiwak seperti itu (minimal 5 kali sehari), maka kita akan memiliki kondisi kesehatan gigi yang prima, karena kerak giginya selalu dibersihkan berulang kali dengan menggunakan siwak. Bahkan sebetulnya tidak hanya ketika hendak melaksanakan shalat, dalam beberapa riwayat, Rasulullah justru dikatakan sering bersiwak dalam segala aktifitasnya. Misalnya setiap kali beliau hendak masuk rumah dari bepergian, beliau juga bersiwak. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya dari Syuraih ia berkata:

"Saya pernah bertanya kepada Aisyah RA, 'Apakah yang pertama kali dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika masuk rumah?'. Aisyah RA menjawab, "Beliau bersiwak". 

Selain ketika hendak masuk rumah, kebiasaan Rasulullah bersiwak juga dilakukan ketika di tengah malam sekalipun. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan:

"Apabila bangun pada malam hari, Nabi SAW selalu menggosok mulutnya dengan siwak". 

Demikianlah di antara kebiasaan Nabi yang nyata-nyata juga menaruh perhatian akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Rasulullah telah menggunakan dan memerintahkan penggunaan siwak pada umatnya jauh sebelum ilmu pengetahuan belum mengetahui dan menyadari urgensi kebersihan mulut dan gigi. 

Tentang Kayu untuk Bersiwak, Kandungan dan Manfaatnya


Tanaman kayu siwak

Adapun terkait alat untuk bersiwak, yang biasa digunakan Rasulullah SAW dan generasi berikutnya adalah potongan kayu yang biasa disebut arok atau nama latinnya adalah Salvadora Persika. Tanaman ini tumbuh di sejumlah daerah sekitar Makkah, Madinah, Yaman, dan Afrika. Tanaman ini cukup kerdil, batangnya tidak sampai melebihi kaki, ujung-ujung batangnya saling terkait, daunnya berkilau, dan batangnya berkelok-kelok berwarna putih kekuning-kuningan. Bagian yang dipakai untuk bersiwak ialah akar bagian dalamnya. 

Untuk menggunakannya, kita harus mengeringkannya terlebih dahulu lalu menyimpannya di tempat yang tidak lembab. Sebelum dipakai, akar pohon ara ini harus dipecah dengan alat yang tajam dan setelah itu baru dapat digunakan. Jika kering, kayu siwak ini dapat dicelupkan terlebih dahulu ke dalam air baru kemudian dipakai untuk menggosok gigi. Batang siwak ini dapat digunakan berkali-kali. Apabila ujungnya sudah lembek dan mulai habis, maka bagian ini dipotong lalu bagian lain yang digunakan, begitu seterusnya. 

Kandungannya


Berdasarkan analisis kimiawi, batang siwak mengandung zat-zat sebagai berikut:

> Zat fiber yang kemungkinan adalah salvavorine
> Traemisil amino
> Chloride, fluoride, dan silicone dengan kadar tinggi
> Sulfur
> Vitamin C
> Sedikit kandungan zat Sabunine, tanine dan phlafounide
> Zat cytocerol yang cukup tinggi. 

Manfaatnya


Dengan melihat sekilas unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam kayu siwak, maka dapat kita ketahui hal-hal sebagai berikut:

a. Siwak terbukti secara klinis memiliki daya pengaruh yang kuat untuk menghentikan pertumbuhan bakteri di dalam mulut. Hal itu disebabkan adanya zat sulfur yang terkandung di dalam setiap batang siwak. 

b. Zat traemisil amino dapat menurunkan basis edrogen yang merupakan faktor terpenting penyebab perkembang biakan kuman di dalam mulut. Dengan demikian, peluang tumbuh kembang kuman pun menjadi berkurang. 

c. Siwak mengandung vitamin C dan zat sytocerol. Kedua kandungan ini sangat dibutuhkan dalam memperkuat pembuluh darah yang menyalurkan darah ke gusi. Dengan demikian, darah dapat mencapai gusi dengan jumlah memadai, di samping pentingnya vitamin C dalam menjaga gusi dari sariawan. 

d. Siwak mengandung zat resinous yang berfungsi menguatkan gusi. 

e. Siwak mengandung zat chloride dan silicon sebagai zat yang dikenal dapat memutihkan gigi. 

Kayu untuk siwak

Uji laboratorium modern juga menegaskan bahwa siwak alami yang diambil dari batang pohon ara banyak mengandung kadar zat acrid yang berfungsi melawan kerapuhan sekaligus menjadi pembersih, dan pengokoh gigi. Zat ini juga berfungsi menghentikan pendarahan gusi dan menguatkannya. Uji laboratorium ini membuktikan pula adanya zat mustard, yaitu sinnigrin yang beraroma tajam menusuk dan berasa menyengat, sehingga membantu menghancurkan kuman. 

Sementara itu, uji mikroskopis pada batang siwak menunjukan adanya kristal sillicone dan asam kapur yang berguna untuk membersihkan gigi sebagai bahan penghilang kotoran dan kerak gigi. Dr. Thariq al Khuri lebih lanjut menegaskan adanya kandungan clouride dan sillicone pada batang siwak yang berfungsi memutihkan gigi. Dengan adanya kandungan bahan getah pada batang siwak, plat gigi menjadi tertutup dan gigi pun terhindar dari kerapuhan. Kandungan vitamin C dan traemisil aminonya juga berfungsi sebagai pencegah luka gusi dan membantu pertumbuhan gusi sehat. Sementara kandungan fosfornya dapat mencegah kerapuhan gigi. 

Demikianlah uraian mengenai anjuran bersiwak yang dipraktekkan oleh Nabi SAW dan generasi sesudahnya. Dengan memperhatikan kandungan dan manfaat yang ada pada siwak, kita dapat memahami alasan Rasulullah SAW memilih kayu ini sebagai pembersih mulut dan gigi. Dan tentu saja, pilihan beliau ini juga adalah wahyu dari langit. Oleh karenanya, dianjurkan pula bagi kita untuk bersiwak sebagaimana yang diajarkan Nabi.

Mungkin bagi kita masyarakat Indonesia ada kesulitan untuk mendapatkan kayu untuk bersiwak, karena tanaman ini mungkin hanya dijumpai di wilayah Arab. Tetapi sebenarnya, kita bisa mencari di tempat penjualan aksesoris dan pernik-pernik ibadah haji di toko tertentu yang biasanya juga menyediakan kayu siwak ini. Atau pun jika tetap kesulitan, biasanya pada tradisi masyarakat kita, ketika ada kerabat atau tetangga yang baru melaksanakan ibadah haji, biasanya mereka membawa oleh-oleh kayu siwak yang kemudian dibagi-bagikan kepada kerabat atau tetangganya. Paling tidak jika kita kebagian, daripada tidak dipakai dan akhirnya jamuren, alangkah lebih baik jika dipakai untuk bersiwak, selain mendapat kesunnahan, kita juga pastinya mendapat manfaat lain dari bersiwak ini jika benar dalam menggunakannya. Apalagi bersiwak ini juga dapat membuat mulut menjadi wangi dan mendapat keridhaan Tuhan, Rasulullah SAW bersabda:

"Rajinlah bersiwak, sesungguhnya siwak bisa mewangikan mulut dan membuat Tuhan ridha". (HR. Ahmad dari Ibnu Umar dengan status Shahih) 

Labels: Kesehatan, Mozaik

Thanks for reading Anjuran Bersiwak, tentang kayu Siwak beserta Kandungan dan Manfaatnya. Please share...!

0 Komentar untuk "Anjuran Bersiwak, tentang kayu Siwak beserta Kandungan dan Manfaatnya"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.