Pentingnya Bersuci/ Istinja Menurut Agama dan Medis (Kesehatan)


Sebagian dari kita banyak yang menganggap remeh perihal urusan istinja/ cebok / cewok. Pada masyarakat awam kita, banyak yang tidak begitu peduli dengan hal ini. Memang jika urusan buang air besar, biasanya selain toilet harus disiram, bagian tubuh belakang juga pasti dibasuh dengan air agar bersih. Dalam hal ini, kita perlu mensyukuri tradisi ini, karena di luar negeri sana, biasanya anggota tubuh belakang hanya dibersihkan menggunakan tisu toilet. Namun selain hal itu, yang menjadi perhatian utama bagi masyarakat kita bukan hal itu sebenarnya, tetapi urusan yang satunya lagi, yaitu bersuci (istinja) setelah kencing.

Tentunya bagi pemerhati masalah keagamaan pernah mendengar mengenai pentingnya bersuci setelah kencing. Bahkan dalam hadits pun disebutkan mengenai betapa banyak orang yang disiksa di kuburnya karena perihal air kencing. Rasulullah SAW bersabda:

إستنزهوا من البول فإن عامة عذاب القبر منه

"Pastikanlah kesucian diri dari kencing, sesungguhnya kebanyakan siksa kubur diakibatkan oleh air kencing"

Dari pemahaman hadits di atas, kita yang tahu mungkin sudah menjalankan kebiasaan ini. Namun di masyarakat kita (khususnya kaum laki-laki), pada kenyataannya, masih banyak yang biasanya karena mungkin sudah tidak tahan akhirnya kencing sembarangan, di bawah pohon misalnya. Kalau sudah demikian, biasanya tidak mungkin untuk bersuci (istinja), kecuali bagi yang bawa air sendiri untuk cebok. Bersuci setelah kencing jika belum tuntas pun tidak betul, apalagi yang tidak bersuci. Fenomena tidak bersuci (istinja/ cebok) setelah kencing ini masih banyak dijumpai di sekitar kita. Oleh karenanya penting bagi kita yang mengetahui akan hal ini untuk memberi tahu orang di sekitar kita akan pentingnya bersuci (istinja/ cebok) setelah kencing. Sehingga dengan demikian akan terhindar dari siksa kubur akibat urusan kencing ini. 

istinja di toilet


Pentingnya Bersuci (Thaharah)/ Istinja Menurut Agama


Dalam beberapa firmannya, berulangkali Allah menegaskan mengenai pentingnya bersuci (thaharah) bagi hamba-hambaNya. Allah mewajibkan bersuci bagi setiap muslim yang terwujudkan dalam prosesi wudhu sebelum melakukan shalat fardhu lima waktu dalam sehari, ditambah lagi dengan yang sunnah-sunnah. Di sisi lain, Allah juga menjadikan mandi sebagai kewajiban untuk mensucikan tubuh bagi laki-laki dan wanita. Urgensi bersuci semakin nyata ketika Islam menggariskan bahwa langkah pertama untuk masuk Islam (bagi yang baru masuk) adalah mandi kemudian baru melafalkan dua kalimat syahadat. Tepatlah kiranya jika Nabi SAW pernah bersabda bahwa "Bersuci adalah separo keimanan" (HR. Muslim).

Dalam sebuah riwayat dari Jabir RA disebutkan: Rasulullah SAW bersabda, "Wahai khalayak kaum Anshar, Allah telah memuji kalian soal bersuci, lalu bagaimana laku bersuci kalian?". Mereka menjawab, "Kami berwudhu sebelum shalat, mandi janabat (setelah berhubungan badan) dan beristinja (cebok) dengan air". Rasulullah berkata, "Itu dia, lakukanlah terus hal itu". 

Islam tidak hanya memperhatikan kesucian manusia sebagai individu saja, akan tetapi ia juga memperhatikan kesucian masyarakat secara umum. Sebagai contoh, At Thabrani meriwayatkan dari Jabir RA bahwasanya Nabi SAW melarang kencing di air yang tergenang. Dari pelarangan ini tentunya ada hikmah besar di baliknya. Dan terbukti nyata bahwa banyak wabah dan virus penyakit seperti kolera, typhus, polio dan radang lambung yang menular melalui air dan hidup di dalam air. Karena itulah larangan Nabi SAW merupakan sebuah keniscayaan untuk menjaga kesehatan manusia dan mencegah penularan berbagai penyakit tersebut. 

Pentingnya bersuci dalam Islam mempunyai rahasia mendalam yang membantu kita dalam memahami makna kesucian tersebut. Agama ini mengangkat eksistensi pemeluknya ketika mereka berikrar "sami'na wa atha'na" (sendhiko dhawuh) lalu mereka melakukan berbagai amal shaleh yang mendekatkan mereka dengan Sang Pencipta. Terhadap muslim yang bersuci demi mencari keridhaanNya, Allah SWT akan menyempurnakan kenikmatanNya pada si hamba, lalu menyebut namanya dan ruhnya, lantas membawanya ke cakrawala kesucian dan cahaya memenuhi kerinduannya dengan keteduhan, ketenangan dan kedamaian jiwa dengan hal yang tidak bisa dilakukan oleh semua obat kimia di seluruh dunia. Nabi pernah bersabda:

طهروا هذه الأجساد طهركم الله

"Sucikanlah tubuh kalian, niscaya Allah akan mensucikan (hati) kalian" (HR. Thabrani)

Pentingnya Bersuci (Thaharah)/ Istinja Menurut Medis (Kesehatan)


Allah SWT telah menciptakan manusia dengan fitrah dan watak untuk selalu membersihkan diri, pertama dari tinja, air kencing, dan kotoran-kotoran tubuh lainnya yang ada di dalam perut dan usus, agar tubuh manusia senantiasa dalam keadaan bersih, sehat dan mampu melakukan semua tugas yang alamiah dan biologis. Dan setelah proses pembersihan kotoran, seorang muslim juga harus membersihkan (menggontor) tempat-tempat ini dengan air agar menjadi bersih kembali.

Aktivitas-aktivitas tersebut mungkin terlihat remeh, namun sejatinya mempunyai manfaat medis preventif yang besar. Kedokteran modern telah membuktikan bahwa kebersihan diri dari aspek-aspek tersebut melindungi sistem urinari dari bermacam peradangan dan infeksi akibat penumpukan mikroba dan bakteri, di samping bisa membentengi anus dari kemacetan, peradangan dan pemborokan. Pemastian kebersihan ini juga bermanfaat bagi orang yang sakit, terutama penderita diabetes atau kencing manis, mengingat kencing orang sakit biasanya mengandung gula dalam jumlah yang besar.

Perlu diperhatikan juga bagi orang yang suka kencing sembarangan dan tidak bersuci (istinja), jika bekas-bekas air kencing masih tersisa dan menempel di badan, maka hal ini akan membuat organ tersebut rentan terserang pemborokan dan peradangan, dan penyakit-penyakit tersebut lebih lanjut bisa menular pada istri ketika berhubungan badan, sehingga terkadang bisa menyebabkan kemandulan total. Inilah bahayanya jika kita mengabaikan hal-hal urgen seperti ini.

Selain itu, Islam pun mengajarkan penggunaan tangan kiri untuk menghilangkan najis agar tangan kanan yang diperuntukan khusus untuk makan tetap suci dan bersih. Kemudian Islam juga mensyaratkan mencuci tangan setelah bersuci. Terkadang ada sebagian orang merasa heran dengan perhatian Islam yang sedemikian njlimet hingga urusan-urusan semacam ini. Akan tetapi hal ini tidak mengherankan bagi orang yang mengetahui kualitas agama ini. Terbukti bahwa pembuangan beberapa kotoran, terutama minyak dan telur-telur cacing di dalam tinja, terkadang lebih bermanfaat dengan menggunakan batu kemudian baru dengan air daripada hanya sekedar dengan air.

Mengingat saat itu (zaman Rasulullah SAW) sabun belum dikenal, maka proses istinja (bebersih dari buang air) pertama-tama dilakukan dengan batu, lantas disempurnakan dengan air, kemudian setelah istinja (cebok) dengan tangan kiri, tangan tersebut digosok dengan debu, selanjutnya dicuci lagi dengan air. Pemakaian batu ini menggantikan sabun yang belum tersedia pada zaman itu. Bahkan tidak hanya itu saja, Nabi SAW pun telah mengkhususkan tangan kiri untuk beristinja dan tangan kanan untuk makan. Secara medis, pembagian tugas ini tentunya didasari oleh pertimbangan bahwa telur-telur hewan parasit yang ada di dalam tinja kemungkinan masih ada di antara celah-celah kulit dan di bawah kuku meskipun sudah mencuci bersih kedua tangan.

Dengan demikian terbukti nyata bahwa Islam merupakan agama yang telah disempurnakan Allah SWT sebagai jalan abadi untuk manusia menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak, jalan yang hanya akan membawa kebaikan bagi para hambaNya yang muslim. Praktek-praktek amaliah yang diajarkan Islam ini dilakukan bukan karena adanya penyakit, akan tetapi sejatinya karena Sang Pencipta memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu yang pasti akan membawa kita kepada kesehatan dan kesejahteraan, sehingga kita pun mestinya patuh dengan ajaran yang agung ini. Sami'na wa atha'na.

Labels: Horizon, Kesehatan

Thanks for reading Pentingnya Bersuci/ Istinja Menurut Agama dan Medis (Kesehatan) . Please share...!

0 Komentar untuk "Pentingnya Bersuci/ Istinja Menurut Agama dan Medis (Kesehatan) "

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.