Sebagaimana diketahui bersama, kertas adalah media atau tempat untuk menulis, melukis atau menggambar. Selain itu, kertas juga digunakan untuk keperluan lainnya seperti untuk membungkus, tisu pembersih dan lain sebagainya. Dengan kertas, berbagai ilmu pengetahuan telah ditulis, didokumentasikan, dan disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia.
Dengan kata lain, kertas telah memberikan sumbangsih yang begitu besar terhadap peradaban manusia. Sebagai suatu benda yang teramat penting, kertas yang kita kenal sekarang ternyata memiliki sejarah penemuan yang panjang. Berikut uraiannya.
Sejarah Penemuan Kertas
Kertas adalah bahan lembaran tipis, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Selama berabad-abad, kertas menjadi salah satu benda yang tak terpisahkan dari pencatatan sejarah dunia. Penemuan kertas pada mulanya didasari oleh kebutuhan manusia untuk mencatat. Manusia pada masa lalu mencatat untuk berbagai keperluan, seperti misalnya untuk pendidikan, pemerintahan, perdagangan dan lain sebagainya.
Sebelum ditemukannya kertas, pada mulanya mereka membuat tulisan (catatan) di beragam material yang bisa dijadikan sebagai media untuk mencatat. Ada yang menggunakan lempengan batu, tanah lempung yang dibakar, kayu, bambu, atau sutra. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah Nusantara beberapa abad lampau.
Sedangkan pada Peradaban Mesir Kuno, mereka menggunakan papirus sebagai media tulis menulis. Penggunaan papirus kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa. Dari kata papirus (papyrus) inilah konon tercipta istilah paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis atau papel dalam bahasa Spanyol yang kesemuanya berarti kertas.
Penemuan Kertas di China
Penemuan kertas diawali di Tiongkok. Pada awalnya, masyarakat China menggunakan gulungan bambu yang dihaluskan untuk mencatat dokumen-dokumen penting mereka. Namun gulungan itu sangat berat dan susah untuk dipindahkan. Kemudian mereka pun beralih menggunakan sutra yang lebih ringan dan halus, namun sutra harganya sangat mahal.
Salah seorang pejabat pengadilan Tiongkok pada masa dinasti Han (sekitar abad 1 M) , Tsai Lun akhirnya berhasil membuat media untuk menulis yang menjadi cikal bakal adanya kertas. Bahkan hingga sekarang, dunia mengenal Tsai Lun sebagai penemu dari kertas.
Tsai Lun membuat kertas dengan menggabungkan kulit pohon murbei, rami, kain bekas dan jala ikan. Bahan-bahan itu direndam dan dipukul-pukul hingga seratnya terlepas, kemudian ditekan tipis menyerupai lembaran dan dijemur hingga kering. Pada tahun 105 M, Kertas buatannya itu kemudian dipersembahkan kepada kaisar Dinasti Han dan akhirnya digunakan sebagai pengganti sutra dan gulungan bambu.
Catatan tentang penemuan kertas ini juga terdapat dalam penulisan sejarah resmi Dinasti Han. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu, meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.
Saat pasukan Dinasti Tang dikalahkan oleh Dinasti Abbasiyah dalam pertempuran Talas pada tahun 751, teknik pembuatan kertas pun jatuh ke tangan orang-orang Arab. Para tawanan perang akhirnya mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga pada zaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Bagdad maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya.
Dari sana, kertas kemudian menyebar ke Italia dan India, lalu Eropa, khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol. Kertas mulai menyentuh Eropa pada abad ke 12, dan pada abad ke 16, kertas mencapai wilayah Amerika dan secara bertahap menyebar ke seluruh dunia.
Kertas di Indonesia
Di Indonesia, konon kertas pertama kali telah dibuat di Ponorogo sejak abad ke 7. Kertas buatan Ponorogo ini terbuat dari kulit kayu pohon setempat, dan dipergunakan sebagai media menulis para biksu yang belajar agama Budha di kerajaan Sriwijaya karena cocok pada daerah tropis. Namun meskipun sudah dapat membuat kertas, sejarah Ponorogo tidak menuliskan peristiwa pada kertas, melainkan pada sebuah lempengan tembaga pada temuan abad ke 9 di desa Taji tentang peristiwa keagamaan Budha.
Selain itu, kertas buatan ponorogo ini juga digunakan sebagai media melukis wayang beber, yang menjadi cikal bakal dari wayang kulit. Ketika Islam masuk Indonesia, kertas buatan Ponorogo juga dipergunakan sebagai media untuk menulis kitab suci Al-Quran pada pesantren Tegalsari yang diasuh oleh K.H Khasan Besari.
Demikianlah sejarah dari penemuan kertas. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Meski kini dunia telah memasuki era digital dengan intenet dan tetek bengeknya, penggunaan kertas tampaknya tidak akan tergantikan selama manusia masih mau menggerakkan tangannya untuk "menulis" pada kertas. Diolah dari berbagai sumber.
0 Komentar untuk "Sejarah Penemuan Kertas"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.