Cepetan, Kesenian Unik Khas Karanggayam, Kebumen


Selain kesenian ebeg alias kuda lumping dari Kebumen, masih ada lagi kesenian unik bernuansa mistik yang ada di bumi lawet ini. Bagi warga Kebumen bagian utara yang mendiami wilayah kecamatan Karanggayam dan sekitarnya, kesenian unik bernuansa mistik ini disebut dengan Cepetan atau Cepetan Alas. 

Dikatakan mistik karena kesenian yang termasuk dalam seni tari tradisional ini juga menampilkan adegan kesurupan dan atraksi-atraksi berbahaya sebagai daya tarik seperti halnya pada pertunjukan ebeg. Meski begitu, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, termasuk dari segi asal usul dan sejarahnya. Keberadaan kesenian Cepetan ini juga turut melengkapi kekayaan tradisional asli Kebumen disamping Ebeg, Jamjaneng, dan lainnya.

Cepetan kebumen
doc. via instazu.com

Asal Usul Tari Cepetan


Bagi warga Kebumen, istilah 'cepet' merujuk pada sebutan makhluk halus yang katanya biasa muncul pada waktu sandekala (senja). Para orang tua pada masa lalu biasanya menakut-nakuti putra-putrinya agar menjelang maghrib mereka harus sudah berada di rumah. Mereka juga diperingatkan kalau senja kala masih bermain bisa-bisa nanti diculik oleh cepet. 

Memang hantu cepet ini masih diragukan keberadaannya, namun hal itu cukup ampuh membuat anak-anak takut sehingga lekas masuk rumah begitu waktu sandekala tiba. Asal mula Tari Cepetan ini juga kabarnya ada hubungannya dengan hal itu. Bedanya, pada masa lalu masyarakat sekitar Karanggayam menciptakan 'Cepet'an untuk menakut-nakuti bangsa penjajah agar segera pergi dari wilayah mereka. 

Menurut sejarahnya, wilayah sekitar Karanggayam pada zaman dahulu termasuk kawasan onderneming (perkebunan luas yang dikuasai Hindia Belanda). Sebagai bentuk perlawanan, masyarakat Karanggayam kemudian berinisiatif untuk mengusir penjajah di wilayah mereka dengan cara mereka sendiri. Mereka sadar beradu fisik jelas mereka akan kalah, oleh karenanya mereka kemudian menciptakan kostum topeng menyeramkan menyerupai hantu cepet untuk menakut-nakuti pemilik onderneming agar tidak kerasan berada di sana. 

Topeng cepetan dibuat dari kayu jenis tertentu dan dibentuk menyerupai sosok yang menakutkan dengan disertai ijug sebagai rambutnya. Pembuatan topengnya sendiri kabarnya melibatkan ritual tertentu, sehingga diyakini juga memiliki kekuatan magis. Selain itu, mereka juga membuat berita bahwa wilayah perkebunan itu memang angker, sehingga akan semakin membuat penjajah merasa takut berada di sana. Ternyata benar saja, dengan topeng cepetan ini mereka akhirnya berhasil membuat penjajah takut dan kemudian pergi dari wilayah perkebunan.

Selain cerita tersebut, ada pula versi lain yang menyebutkan bahwa tari cepetan terinspirasi dari peristiwa pembukaan hutan bernama Curug Bandung yang dikenal angker. Seperti diketahui bahwa pada masa penjajahan rakyat hidup menderita, kelaparan terjadi di mana-mana dan ladang pertanian juga tidak bisa diandalkan. 

Melihat hal itu, warga Karanggayam kemudian berinisiatif untuk bersama-sama membuka hutan sebagai pemukiman dan lahan pertanian yang baru. Namun hal itu tampaknya juga tidak akan mudah. Hutan Curug Bandung yang hendak mereka jadikan lahan baru merupakan hutan yang dikenal angker, sehingga mereka harus siap menghadapi kemarahan makhluk-makhluk gaib yang menunggunya. Makhluk-makhluk gaib itu di antaranya ada cepet, brekasakan, banaspati, raksasa dan lain-lain. 

Setelah sesepuh desa dan warga masyarakat melakukan laku prihatin, mereka akhirnya dapat mengatasi gangguan mahluk-mahluk gaib jahat tersebut sehingga hutan tersebut dapat ditinggali dan memberikan kemakmuran bagi mereka.

Pementasan Cepetan


Dari dua versi mengenai asal usul tari cepetan ini, tampaknya versi pertamalah yang lebih masuk akal. Cepetan ditampilkan dalam bentuk tarian yang menggambarkan perlawanan rakyat kepada penjajah dengan menggunakan topeng-topeng menakutkan yang menyerupai mahluk-mahluk gaib seperti cepet. Pada masa lalu, pertunjukan cepetan ditampilkan secara sederhana. Cepetan biasa ditampilkan hanya saat perayaan-perayaan rakyat atau arak-arakkan seperti "merti desa" (bersih desa).

Pada masa itu, Cepetan juga belum menjadi seni yang ditanggap secara khusus seperti halnya wayang atau jenis tarian lainnya. Bahkan para penari cepetan saat itu hanya bertelanjang dada. Namun seiring perkembangan zaman, Cepetan juga turut berevolusi. Kostum para penari Cepetan kemudian mengunakan kostum-kostum yang menarik dan beraneka warna. 

Musik pengiring cepetan yang dahulu hanya diisi suara kenthongan dan kaleng juga kemudian dilengkapi dengan elemen musik lain seperti gamelan, simbal, bedhug, dan saron. Begitu pula dari segi tarian yang ditampilkan. Cepetan saat ini juga ditampilkan dalam koreografi tari yang beragam. Pementasan Cepetan pada masa kini juga biasa diselenggarakan pada event-event yang lebih luas, sehingga semakin banyak pula orang yang mengetahui keberadaan kesenian ini. 

Seperti halnya dalam kesenian ebeg, salah satu daya tarik pertunjukan Cepetan adalah adanya penari yang mengalami kesurupan. Saat dalam kondisi "trance" banyak hal-hal di luar kemampuan manusia normal yang ditampilkan oleh para penari. Mereka kadang memakan bunga, menggigit kelapa, jungkir balik, atau yang lainnya. Mereka beratraksi dan berjungkir balik beberapa kali sampai akhirnya tumbang dan disembuhkan oleh sang pawang. 

Adegan-adegan saat kesurupan ini memang menjadi daya tarik tersendiri, sehingga banyak ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang menyaksikannya. Ketika penari-penari telah disembuhkan dari kesurupan, maka tandanya atraksi Cepetan juga akan segera berakhir. 

Demikianlah uraian singkat tentang kesenian Cepetan. Pada dasarnya, seni tari ini terlahir sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap penjajah, sehingga seyogyanya nilai-nilai yang terkandung dalam seni Cepetan dapat diperluas dan diaktualisasikan lebih luas menjadi sebuah pertunjukkan seni yang menyimbolkan perlawanan dan kritik sosial terhadap bentuk-bentuk kezaliman, kesewenang-wenangan, ketidakadilan sosial, kemerosotan moral dan sebagainya. (diolah dari berbagai sumber

Labels: Kebumen, Seni Budaya

Thanks for reading Cepetan, Kesenian Unik Khas Karanggayam, Kebumen. Please share...!

0 Komentar untuk "Cepetan, Kesenian Unik Khas Karanggayam, Kebumen"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.