Kisah berikut ini saya nukil dari Rawa'i' ath Thibb al Islami (disunting: Kejaiban Ibadah Secara Medis), karya Prof. Dr. Muhammad Nizar ad Daqqar. Menceritakan tentang seorang Muslim (M. S., dari suatu negeri di Timur Tengah) yang sebelumnya abai dan lalai akan shalatnya. Namun suatu waktu ia mendapat musibah. Dari musibah tersebut akhirnya ia mendapat hidayah, shalat kembali ia jalankan, dan ia mendapat keajaiban karenanya. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan i'tibar darinya. Berikut kisahnya:
Aku tidak pernah tahu jalan menuju masjid meskipun orang tuaku dulu adalah seorang ustadz yang mengajarkan Al Qur'an. Harta yang berlimpah di hadapanku telah menghancurkan dan menjauhkanku dari jalan Allah SWT. Namun kemudian Allah SWT berkehendak lain. Aku mengalami kecelakaan mobil yang membuatku tidak bisa berjalan sama sekali. Dokter menegaskan bahwa tidak ada sebab-sebab yang jelas mengenai kelumpuhan ini, hanya shock neuronitis yang mempengaruhi kemampuanku dalam bergerak.
ilustrasi |
Suatu hari, sebelum saudaraku mendudukkanku di kursi roda setelah keluar dari mobil, tiba-tiba terdengar kumandang suara adzan shalat maghrib. Suara muadzin yang mengumandangkannya terdengar begitu merdu, menyentuh hati, dan menggerakkan perasaanku. Seakan-akan baru pertama kali aku mendengar adzan selama hidupku. Seketika itu kedua mataku berlinang. Saudaraku pun terkejut, dan aku langsung memintanya agar mengantarkanku menuju ke masjid untuk shalat bersama jamaah.
Hari-hari berikutnya aku lalui dengan tekun menunaikan shalat di masjid hingga shalat shubuh sekalipun. Meski menanggung penderitaan yang berat ini, aku bertekad untuk tidak pernah menarik diri dari jalan kembali kepada Allah SWT.
Suatu malam sebelum shalat shubuh, dalam mimpi aku melihat ayahku bangun dari kuburnya dan menepuk pundakku. Aku pun menangis, lalu dia berkata, "Anakku, jangan bersedih. Allah SWT telah mengampuniku karena dirimu". Aku pun sangat senang mendengar berita gembira ini dan segera bershalat dan bersujud sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Dan mimpiku ini telah berulang beberapa kali.
Suatu malam sebelum shalat shubuh, dalam mimpi aku melihat ayahku bangun dari kuburnya dan menepuk pundakku. Aku pun menangis, lalu dia berkata, "Anakku, jangan bersedih. Allah SWT telah mengampuniku karena dirimu". Aku pun sangat senang mendengar berita gembira ini dan segera bershalat dan bersujud sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Dan mimpiku ini telah berulang beberapa kali.
Tahun demi tahun berlalu. Suatu pagi aku shalat shubuh di masjid sebelah rumah kami. Aku duduk di atas kursi di bagian ujung shaf pertama. Saat Imam mulai membaca doa qunut, lama namun syahdu, hatiku sangat tersentuh dengan doanya hingga air mataku mengalir.
Tubuhku gemetar dan hampir saja hatiku melompat dari dadaku. Aku merasa maut telah dekat denganku. Beberapa saat kemudian aku menjadi tenang dan melanjutkan shalatku. Setelah mengucapkan salam, aku merasakan ada sebuah kekuatan yang menjalar di tubuhku yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Tubuhku gemetar dan hampir saja hatiku melompat dari dadaku. Aku merasa maut telah dekat denganku. Beberapa saat kemudian aku menjadi tenang dan melanjutkan shalatku. Setelah mengucapkan salam, aku merasakan ada sebuah kekuatan yang menjalar di tubuhku yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
ilustrasi |
Aku merasa seperti ada kekuatan yang menuntunku untuk berdiri. Aku pun mencoba bangun dari kursi rodaku dan menggesernya ke samping untuk berdiri dengan telapak kakiku, kemudian aku shalat dua rakaat sebagai rasa syukur ke hadirat Allah SWT.
Jamaah shalat di sekelilingku pun datang menghampiriku seraya memberi ucapan selamat. Air mata mereka mengharu-biru dengan air mataku. Kebahagiaanku atas ketulusan perasaan mereka benar-benar tak terbayangkan.
Kemudian Imam mendatangiku sambil berbisik di telingaku dan memelukku. Ia berkata, Jangan sekali-kali kau lupakan anugerah dan rahmat Allah SWT atas dirimu ini. Jika dirimu kembali bermaksiat terhadap Allah SWT, maka kembalilah kamu ke kursi itu dan jangan meninggalkannya selama-lamanya".
Jamaah shalat di sekelilingku pun datang menghampiriku seraya memberi ucapan selamat. Air mata mereka mengharu-biru dengan air mataku. Kebahagiaanku atas ketulusan perasaan mereka benar-benar tak terbayangkan.
Kemudian Imam mendatangiku sambil berbisik di telingaku dan memelukku. Ia berkata, Jangan sekali-kali kau lupakan anugerah dan rahmat Allah SWT atas dirimu ini. Jika dirimu kembali bermaksiat terhadap Allah SWT, maka kembalilah kamu ke kursi itu dan jangan meninggalkannya selama-lamanya".
Labels:
Kisah Hikmah
Thanks for reading Kisah Nyata: Keajaiban Shalat. Please share...!
0 Komentar untuk "Kisah Nyata: Keajaiban Shalat"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.