Kisah berikut ini diriwayatkan dari Yusuf bin Husain, seorang Ulama Salaf yang zuhud dan kawan bagi Dzun Nun Al Mishri, Seorang tokoh sufi terkemuka pada abad ketiga Hijriah. Ia bercerita:
"Pernah suatu ketika aku bersama-sama dengan Dzun Nun Al Mishri sedang berada di tepian sebuah anak sungai. Tiba-tiba aku melihat seekor kalajengking besar di tempat itu. Tidak hanya itu saja, dari dalam air seekor katak kemudian muncul ke permukaan.
Anehnya lagi, kalajengking itu kemudian naik di atas punggung sang katak, dan ikut bersama sang katak berenang menyeberangi sungai. Maka Dzun Nun Al Mishri kemudian berkata kepadaku, "Sungguh aneh kalajengking ini, mari kita ikuti dia!".
Anehnya lagi, kalajengking itu kemudian naik di atas punggung sang katak, dan ikut bersama sang katak berenang menyeberangi sungai. Maka Dzun Nun Al Mishri kemudian berkata kepadaku, "Sungguh aneh kalajengking ini, mari kita ikuti dia!".
ilustrasi kalajengking |
Maka kami pun ikut menyeberang mengikuti jejak kedua hewan tersebut. Saat kami sedang mencari keberadaan hewan tersebut, kami dibuat terperanjat ketika menjumpai seseorang tidur di tepian sungai yang tampaknya habis mabuk.
Dan di samping orang tersebut kami melihat ada seekor ular yang mendekat dan kemudian mulai menjalar dari pusar kemudian ke dadanya, kiranya ular tersebut hendak menggigit telinga orang tersebut. Namun tiba-tiba secepat kilat kalajengking yang kami cari tadi melompat ke atas tubuh ular itu lalu menyengatnya hingga sang ular menggeliat-geliat dan terkoyak-koyak tubuhnya.
Dan di samping orang tersebut kami melihat ada seekor ular yang mendekat dan kemudian mulai menjalar dari pusar kemudian ke dadanya, kiranya ular tersebut hendak menggigit telinga orang tersebut. Namun tiba-tiba secepat kilat kalajengking yang kami cari tadi melompat ke atas tubuh ular itu lalu menyengatnya hingga sang ular menggeliat-geliat dan terkoyak-koyak tubuhnya.
Setelah dirasa aman, Dzun Nun lalu membangunkan orang itu. Sesaat kemudian ia pun terjaga. Kemudian Dzun Nun Al Mishri berkata, "Wahai anak muda, perhatikanlah betapa besar kasih sayang Allah yang telah menyelamatkanmu. Lihatlah kalajengking yang didatangkan olehNya untuk membinasakan ular yang hendak membunuhmu!". Dzun Nun kemudian melanjutkan nasihatnya dengan bersyair:
"Hai orang yang terlena padahal Tuhan menjaga
dari marabahaya yang merayap di kala gulita
Sungguh aneh, mata manusia mampu terlelap
meninggalkan Tuhan Yang Kuasa
Yang memberinya berbagai nikmat".
Setelah benar-benar kembali kesadarannya, maka sang pemabuk tersebut kemudian berkata, "Ya Ilahi, betapa kasih sayangMu sungguh Agung sekalipun terhadap diri yang telah durhaka kepadaMu. Jika demikian, bagaimana dengan kasih sayangMu kepada orang yang taat kepadaMu?".
Setelah kejadian itu, sang pemuda pemabuk itu kemudian meniti jalan menuju Allah dan mengikrarkan tobatnya dengan menyesali masa lalunya yang kelabu dan penuh dengan kesia-siaan, serta tenggelam dalam kenikmatan semu, hingga ia akhirnya tersadar akan segala dosa-dosanya ketika mendengar untaian syair dari Dzun Nun Al Mishri:
"Sungguh aneh, mata manusia mampu terlelap
meninggalkan Tuhan Yang Kuasa
Yang memberinya berbagai nikmat".
Sepenggal syair tersebut telah meninggalkan goresan yang dalam dan menembus relung hatinya, hingga mampu memompakan semangat bagi dirinya untuk bangkit dan mengisi lembaran baru dengan lebih baik lagi". (kisah dikutip dari Al Waqt 'Amaar au Damaar, karya Jasiem Al Muthowi')
Labels:
Kisah Hikmah
Thanks for reading Kisah Kalajengking, Dzun Nun Al Mishri, dan Tobatnya Seorang Pemabuk. Please share...!
0 Komentar untuk "Kisah Kalajengking, Dzun Nun Al Mishri, dan Tobatnya Seorang Pemabuk"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.