Asal Usul Nama dan Sejarah Kabupaten Brebes


Brebes adalah salah satu kabupaten yang cukup luas di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten yang terkenal dengan produksi bawang dan telor asinnya ini berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat terutama di bagian utara. Sama halnya dengan Kabupaten Cilacap di bagian selatan, yang juga berbatasan langsung dengan wilayah provinsi Jawa Barat, penduduk Kabupaten Brebes juga mempunyai dua bahasa sehari-hari, yakni bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Kabupaten Brebes memiliki Semboyan Brebes Berhias yang merupakan kependekkan dari Bersih, Hijau, Indah, Aman, dan Sehat.

Icon Brebes
diedit via scopophilia.net

Asal Usul Nama Brebes


Sama halnya dengan beberapa kota lain di Indonesia, ada beberapa versi mengenai asal usul nama Brebes. Versi pertama mengatakan bahwa pada zaman dahulu, konon keadaan alamiah Brebes mempunyai wilayah yang sering tergenang air atau kemungkinan masih berupa rawa-rawa sehingga wilayahnya sering terendam air atau banyak air yang "merembes". Dari istilah merembes inilah yang akhirnya muncul nama mbrebes dalam bahasa Jawa yang berarti selalu keluar airnya. Kata mbrebes inilah yang selanjutnya mengalami perubahan sehingga menjadi Brebes. 

Sedangkan versi kedua mengatakan bahwa nama Brebes berasal dari kata "bara" dan basah. Kata bara mempunyai arti hamparan tanah datar yang luas, sedangkan basah berarti banyak mengandung air. Selain mengandung banyak air, wilayah Brebes sendiri juga merupakan dataran tanah yang luas sehingga kedua istilah ini merepresentasikan keadaan wilayah Brebes yang luas dan juga banyak airnya. Kedua kata yakni bara dan basah ini biasa diucapkan menjadi "bere" dan "beseh" sehingga bertranformasi menjadi "bere beseh" yang pada akhirnya lama kelamaan berubah menjadi Brebes. 

Sementara versi ketiga mengatakan bahwa asal usul nama Brebes berkaitan dengan sejarah awal masuknya agama Islam di wilayah ini. Pada awal mulanya, agama Islam dihalang-halangi agar tidak bisa masuk ke wilayah ini. Sebagaimana diketahui bahwa saat Islam masuk ke tanah Jawa, masyarakat pada masa itu ada yang belum bisa menerima begitu saja kedatangan agama baru di wilayahnya, sehingga mereka pun menghalang-halangi para penyebarnya agar tidak bisa masuk ke wilayah mereka. Meski begitu, ternyata masih juga merembes, alias tetap bisa masuk dan kemudian justru semakin berkembang di wilayah tersebut. Dari kata merembes inilah akhirnya muncul nama Berbes yang selanjutnya berubah menjadi Brebes. 

Versi lainnya ada juga yang mengatakan bahwa nama Brebes berkaitan dengan nama tempat di wilayah tersebut. Di sekitar kecamatan Salem dam Bantarkawung terdapat gunung bernama "Baribis" yang darinya mengalir sungai baribis melalui dataran bagian utara dan bermuara di laut Jawa. Pada zaman dahulu, sungai baribis dikenal angker dan banyak buayanya, sehingga para orang tua melarang anak-anaknya bermain dan menyeberangi sungai tersebut. Larangan berupa pepenget (peringatan) ini didasarkan pada sebuah legenda tentang perang antara Arya Bangah dengan Ciyung Wanara. Konon akibat menyeberangi sungai Baribis tersebut, Arya Bangah akhirnya mengalami kekalahan.

Dari kepercayaan tersebut, maka sungai Baribis dijadikan peringatan berupa larangan agar pada saat berperang jangan sampai melangkahi atau menyeberangi sungai tersebut. Karena sungai Baribis menjadi larangan, maka sungai Baribis dikenal sebagai larangan, atau sungai pepali atau pemali, yang berarti pepalan atau larangan. Jadi menurut tutur beberapa orang tua di daerah Brebes selatan, sungai Pemali itu memang semula bernama sungai Baribis yang bermata air dari gunung Baribis. Kemungkinan itu sebabnya, daerah ini disebut daerah Baribis, yaitu daerah aliran sungai Baribis, dan dari kata Baribis inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal nama dari kota Brebes.

Sejarah Kabupaten Brebes


Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (seorang pendeta Hindu Sunda), wilayah Brebes terutama Sungai Pemalinya pernah disinggung saat ia dalam perjalanan mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16. Dalam naskah yang sekarang disimpan di Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627 ini disebutkan bahwa pada masa itu, batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali (sekarang disebut sebagai Kali Brebes atau Kali Pemali yang melintasi pusat kota Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.

Pada masa penjajah Belanda masuk ke tanah Jawa, nama Brebes juga sudah dikenal sebagai sebuah kota di pesisir pantai jawa. Dari sumber yang dapat ditemukan, pada tahun 1640 / 1641 M, nama Brebes sudah mulai tercantum di dalam penulisan / laporan / daftar harian yang dibuat oleh VOC. Pada masa itu, Brebes sering disebut dalam hal sebagai tujuan atau persinggahan pengiriman barang-barang penting dan bahan pokok, misalnya alat-alat untuk kompeni (VOC), bahan pakaian, bahan makanan dan sebagainya. Dalam sejarah, nama Brebes pernah ditulis Barbas, Barbos atau Brebes. 

Keberadaan wilayah Brebes sendiri diketahui telah ada semenjak zaman kerajaan Mataram Islam. Kota ini berderet dengan kota-kota tepi pantai lainnya seperti kota Pekalongan, Pemalang, dan Tegal. Pada saat itu, Brebes masih merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tegal. Sejarah berdirinya Brebes sebagai wilayah tersendiri diketahui bermula dari sebuah peristiwa pada tanggal 17 Januari 1678. Pada saat itu, diadakan pertemuan Adipati Kerajaan Mataram se Jawa Tengah yang diselenggarakan di Jepara. 

Saat acara berlangsung, Adipati Tegal, Arya Martalaya dan Adipati Jepara, Arya Martapura terlibat perselisihan terkait acara penandatanganan naskah kerjasama antara Amangkurat dengan Admiral Belanda terutama dalam menumpas pemberontakan Trunajaya dengan imbalan tanah-tanah milik Kerajaan Mataram. Tidak terelakan lagi, akhirnya terjadilah perang tanding antara kedua adipati tersebut yang merembet ke peserta lain sehingga petemuan menjadi porak poranda karena masing-masing saling adu kekuatan. 

Peristiwa berdarah ini merupakan awal mula terjadinya Kabupaten Brebes dengan Bupati yang berwenang. Sehari setelah peristiwa berdarah tersebut yaitu tanggal 18 Januari 1678, Sri Amangkurat II yang berada di Jepara kemudian mengangkat beberapa Adipati/ Bupati sebagai pengganti dari Adipati-adipati yang gugur. Dalam kesempatan itu, Kabupaten Brebes akhirnya dijadikan sebagai kabupaten mandiri dengan adipati Arya Suralaya yang merupakan adik dari Arya Martalaya sebagai adipatinya. Pengangkatan Arya Suralaya sekaligus titimangsa pemecahan Kadipaten Tegal menjadi dua bagian yaitu Timur tetap disebut Kadipaten Tegal dan bagian barat di sebut Kadipaten Brebes.

Hari Jadi Kabupaten Brebes


Peringatan hari lahir atau hari jadi merupakan sebuah identitas bagi suatu wilayah. Kabupaten Brebes dengan sejarah panjangnya juga telah menetapkan hari jadinya yang telah diatur dalam keputusan pemerintah. Sedikit mengulas bahwa penetapan hari jadi sebuah daerah ini berawal pada masa orde baru yakni pada tahun 1984. Pada waktu itu, Presiden Soeharto melalui kementrian dalam negeri memerintahkan seluruh daerah untuk mencari dan menelusuri jejak sejarah kapan daerah itu lahir.

Penetapan hari jadi Kabupaten Brebes sendiri diawali dengan pembentukan kepanitiaan guna menggali sejarah Brebes pada masa lalu. Menurut Sejarawan Brebes, Wijanarto, saat mendapat perintah tersebut, maka ditunjuklah kepala Bappeda pada masa itu, yakni Bambang Sudarmono sebagai ketua panitia penelusuran sejarah Brebes. Untuk melakukan penelusuran sejarah Brebes, maka ditunjuklah tenaga ahli sejarah yakni sejarawan Amen Budiman dari Semarang. 

Setelah melalui rangkaian eksplorasi sejarah dengan menapaki Babad Tanah Jawa dan berbagai literasi koleksi Arsip Nasional, maka akhirnya ditetapkanlah Hari Senin Kliwon tanggal 18 Januari 1678 sebagai hari jadi Kabupaten Brebes. Penetapan tanggal tersebut diambil berdasarkan momentum penobatan Adipati Arya Suralaya oleh kekuasaan Mataram untuk menjadi Bupati Brebes yang pertama. Demikianlah sekilas tentang asal muasal nama dan sejarah Kabupaten Brebes. Semoga bermanfaat. 

Sumber:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Brebes

https://sclm17.blogspot.com/2018/01/babad-brebes.html?m=1

https://m.kumparan.com/panturapost/menelisik-sejarah-hari-jadi-brebes-yang-kini-berusia-341-tahun-1547796621268736573

Labels: Sejarah

Thanks for reading Asal Usul Nama dan Sejarah Kabupaten Brebes. Please share...!

1 comments on Asal Usul Nama dan Sejarah Kabupaten Brebes

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.