Tunku Abdul Rahman, Bapak Bangsa Pemersatu Malaysia


Setiap terjadi ketegangan rasial di Malaysia, Tunku Abdul Rahman mungkin orang yang paling sedih melihat kenyataan itu. Alasannya, ia adalah tokoh yang paling keras berupaya menjembatani jurang perbedaan ras di negaranya. Tunku yang dijuluki "Bapak Bangsa" atau "Bapak Kemerdekaan Malaysia", tidak sekedar mengantar Malaysia ke gerbang kemerdekaan pada 1957, tetapi juga merupakan arsitek konstitusi Malaysia yang unik. 

Ia merumuskan sebuah konstitusi yang menggabung sistem kerajaan dan parlemen sebagai cara untuk mencapai kompromi yang dapat diterima oleh semua warga. Hak istimewa bagi ras Melayu dihalalkan pada konstitusi ini dengan imbalan jaminan kewarganegaraan penuh bagi ras lainnya. Agama Islam dijadikan agama resmi negara, tetapi kebebasan menganut agama lainnya tetap dijaga. Kehidupan Tunku yang penuh warna itu memang sebuah latar belakang yang tepat untuk seorang pemersatu anak bangsa yang begitu tajam perbedaannya. 

Tunku Abdul Rahman
(1903 - 1990)

Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj lahir pada tanggal 8 Februari, 1903 di Alor Setar, Kedah. Tunku adalah anak ke-7 dari Sultan Abdul Hamid Halim Shah, penguasa ke-24 Kedah dengan istrinya yang keempat, Che Manjalara (née Nueng Nonthanakorn). Bersama dengan ibunya dan saudaranya yang lain, Tunku tinggal di istana. Sewaktu Tunku masih kecil, wabah penyakit kolera dan malaria sedang merajalela sehingga menyebabkan dua saudara Tunku dan kakak meninggal karena kolera, sementara Tunku sendiri menderita serangan malaria hingga akhirnya dia diungsikan ke London pada tahun 1920.

Pendidikan formal Tunku dimulai ketika Tunku berusia sekitar enam tahun di sekolah hanya SD Melayu di Alor Setar. Setelah itu, Tunku ikut saudara laki-lakinya pergi ke Bangkok untuk melanjutkan sekolahnya. Di Bangkok, Tunku diterima di Sekolah Debsirin. Pada tahun 1915, setelah saudara laki-lakinya meninggal akibat terkena pneunomia, Tunku memutuskan untuk kembali ke Malaysia. 

Sekembalinya ke istana, Tunku kemudian dimasukkan oleh ibunya ke Penang Free School. Di sekolah ini, Tunku berhasil memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studinya di Cambridge University. Pada tahun 1924, Tunku berhasil menyelesaikan ujiannya dengan baik dan lulus dengan gelar BA. Atas saran saudara laki-lakinya, Tunku yang sempat berniat pulang ke Malaysia mengurungkan niatnya dan kembali ke London untuk melanjutkan studinya di London pada tahun 1926.

Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian studinya, Tunku akhirnya kembali ke Malaysia dimana dia kemudian diterima menjadi pegawai negeri dan aktif dalam kegiatan perjuangan kemerdekaan Malaysia. Tunku melakukan langkah pertamanya di dunia politik dengan menjadi presiden Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Dia kembali terpilih menjadi pemimpin partai tersebut melalui Kongres India Melayu pada tahun 1955. Di tahun itu juga, partai yang dipimpinnya itu berhasil keluar sebagi pemenang dalam pemilihan umum tahun 1955. Hal ini menjadikan Tunku diangkat sebagai perdana menteri pertama Malaysia. 

Sebagai Perdana Menteri, tugas pertama yang mesti dilaksanakan oleh Tunku adalah mengusahakan kemerdekaan Malasyia. Pada bulan Januari 1956, Tunku memutuskan untuk pergi ke London dan merundingkan kemerdekaan yang telah dijanjikan oleh pemerintah Inggris pada bulan Agustus 1957. Hingga akhirnya kemerdekaan didapatkan, Tunku Abdul Rahman menjadi Perdana Menteri pertama Persekutuan Tanah Melayu dari 1957 hingga 1963, dan Perdana Menteri Malaysia dari tahun 1963 hingga 1970.

Selain perannya dalam kemerdekaan, Perdana Menteri Malaysia pertama ini juga merupakan salah seorang pelopor pembentukan Barisan Nasional, yang merupakan gabungan partai berbagai ras, seperti UMNO (Melayu), MCA (Cina), dan MCI (India). Namun ironisnya, kerusuhan rasial terhebat di Malaysia (13 Mei 1969) justru terjadi pada masa kepemimpinannya, dan menjadi awal keruntuhan karier politiknya. Sesudah turun dari kursi Perdana Menteri pada 1970, Tunku yang kemudian menetap di Penang, aktif dalam kegiatan memajukan Islam. Ia pernah menjabat Sekjen Sekretariat Islam Internasional yang bermarkas di Arab Saudi. 

Sumber:
Majalah Konstitusi, edisi Juni 2011 No. 53 hlm. 82
https://m.merdeka.com/tunku-abdul-rahman-putra-al-haj/profil/

Labels: Profil Tokoh

Thanks for reading Tunku Abdul Rahman, Bapak Bangsa Pemersatu Malaysia. Please share...!

0 Komentar untuk "Tunku Abdul Rahman, Bapak Bangsa Pemersatu Malaysia"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.