Kisah Calon Penghuni Surga (Dibalik Sifat Qanaah dan Jujur)


Pepatah Jawa mengatakan, "Urip iku mung Sawang Sinawang", sebetulnya pepatah ini mengingatkan kita agar dalam hidup ini kita jangan terfokus untuk membanding-bandingkan keadaan yang kita alami dengan kehidupan yang dimiliki oleh orang lain. Pepatah ini juga mengajarkan kita untuk tidak iri dengan kesuksesan orang lain, serta selalu bersyukur dan menerima apa yang telah kita dapatkan. 

Namun dalam prakteknya, kerasnya hidup kadang kala membuat kita sulit untuk menerapkan perilaku ini, terutama bagi orang-orang awam seperti kita. 

Perilaku suka membanding-bandingkan memang cukup riskan karena bisa membuat kita hanya berkeluh kesah dan tidak mensyukuri akan arti hidup. Akibatnya, segala cara pun akan dilakukan agar keinginannya terpenuhi, termasuk dengan cara-cara salah sekalipun. Tetapi jika kita mampu menaklukannya, tentunya ada balasan besar yang akan kita terima kelak. 

Mengintip dari balik jendela
ilustrasi

Berkenaan dengan hal ini, ada sebuah kisah menarik yang kami nukil dari buku Lentera Hati karya Ust. M. Quraisy Shihab. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah berikut ini. Berikut kisahnya:

Pada suatu hari tatkala Rasulullah SAW sedang duduk-duduk dan berbincang-bincang bersama para sahabatnya di masjid, tiba-tiba Nabi SAW bersabda, "Sebentar lagi seorang calon penghuni surga akan datang kemari".

Mendengar ucapan Rasulullah SAW tersebut, semua pandangan mata para sahabat pun tertuju ke pintu masjid untuk mengetahui siapa gerangan orang tersebut. Para sahabat menduga kalau orang yang disebut Nabi sebagai calon penghuni surga itu pastilah seseorang yang luar biasa.

Tidak lama kemudian masuklah ke dalam masjid seseorang yang wajahnya masih basah dengan air wudhu sembari menjinjing alas kakinya. Para sahabat pun penasaran untuk bertanya apa gerangan keistimewaan orang itu sehingga Rasulullah SAW menjamin masuk surga. Meski begitu, anehnya tidak seorang pun sahabat Nabi SAW yang mau bertanya, walaupun sebenarnya mereka ingin mengetahui jawabannya.

Keesokan harinya yaitu pada hari kedua dan ketiga, kejadian tersebut terulang kembali. Pada hari kedua dan ketiga ini Rasulullah pun juga tetap bersabda bahwa orang itu merupakan calon penghuni surga.

Salah seorang sahabat Nabi yakni Abdullah bin Umar semakin penasaran dibuatnya. Beliau pun bermaksud untuk melihat langsung apa yang dilakukan calon penghuni surga itu sehari-seharinya sehingga bisa dijamin masuk surga. 

Calon penghuni surga
ilustrasi

Suatu ketika, Abdullah bin Umar mendatangi rumah calon penghuni surga itu dan meminta izin untuk tinggal di rumah orang itu selama tiga hari tiga malam. Orang tersebut pun mempersilahkannya. 

Selama tiga hari tiga malam, Abdullah bin Umar senantiasa memperhatikan, mengamati, bahkan mengintip apa-apa saja yang diperbuat oleh calon penghuni surga itu. Memang ibadah wajib selalu dikerjakan oleh orang itu, tetapi ibadah khusus seperti shalat malam dan puasa sunnah tampaknya penghuni surga itu tidak melakukannya. Hanya saja kalau terbangun dari tidurnya di tengah malam terdengar ia menyebut nama Allah (dzikir) di tempat tidurnya. Tetapi itu pun hanya sejenak saja, dan tidurnya pun berlanjut. 

Sementara pada siang harinya, si calon penghuni surga itu bekerja dengan tekun. Ia juga pergi ke pasar sebagaimana halnya orang lain pergi ke pasar. Rasa penasaran Abdullah bin Umar pun semakin menggebu-gebu. "Pasti ada sesuatu yang disembunyikan atau aku tidak sempat melihatnya apa yang dilakukan oleh orang itu. Sudah waktunya bagiku untuk berterus terang kepadanya", demikian ucap Abdullah bin Umar dalam hatinya. 

"Apakah yang anda perbuat sehingga anda mendapat jaminan surga", tanya Abdullah bin Umar kepada orang tersebut. 

"Apa yang anda lihat itulah",  jawab calon penghuni surga.

Setelah mendapat jawaban dari orang itu, dengan rasa kecewa Abdullah bin Umar pun hendak pamit pulang untuk kembali saja ke rumahnya. Ketika hendak beranjak, tiba-tiba tangannya dipegang oleh si calon penghuni surga tersebut seraya berkata, "Apa yang anda lihat itulah yang saya lakukan, ditambah sedikit lagi yaitu saya tidak pernah merasa iri terhadap seseorang yang dianugerahi nikmat oleh Tuhan. Tidak pernah pula saya melakukan penipuan dalam segala kegiatan saya".

Dengan menundukkan kepala, Abdullah bin Umar pun meninggalkan si calon penghuni surga itu sambil berkata, "Rupanya yang demikian itulah yang menjadikan anda mendapat jaminan surga".

Itulah kisah mengenai seseorang yang dijamin masuk surga karena sifat qanaahnya dan keteguhannya untuk selalu berbuat jujur dalam segala hal. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah di atas. Wallahu A'lam.

Labels: Kisah Hikmah

Thanks for reading Kisah Calon Penghuni Surga (Dibalik Sifat Qanaah dan Jujur) . Please share...!

0 Komentar untuk "Kisah Calon Penghuni Surga (Dibalik Sifat Qanaah dan Jujur) "

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.