Meski tidak sepesat pada periode klasik, esksistensi Islam pada abad pertengahan juga mengalami perkembangan ditandai dengan berdirinya Kerajaan-kerajaan besar Islam seperti kerajaan Ottoman (Turki), Mughal (India), dan Safawi (Persia). Demi menyebar luaskan ajaran Islam, kerajaan-kerajaan tersebut melaksanakan berbagai usaha dakwah dan pendidikan Islam antara lain dengan membangun beberapa masjid dan madrasah. Pada madrasah-madrasah tersebut diajarkan ilmu tafsir, ilmu hadits dan ilmu fiqih yang merupakan mata pelajaran pokok.
via diahprihastuti.blogspot.com |
Perkembangan Keilmuan Islam
Ketika Dinasti Mamluk berkuasa di Mesir (1250-1517 M) telah muncul beberapa Ulama besar antara lain Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449 M) dan Ibnu Khaldun (1332-1406 M). Ibnu Hajar Al-Asqalani adalah seorang Ulama besar, hakim, mufti, dan penulis. Di antara buku hasil karyanya berjudul Fath Al-Bari fi Syarh Al-Bukhari (Ulasan tentang Hadits-Hadits Riwayat Al Bukhari, yang terdiri dari 13 jilid) dan Bulugh Al-Maram Min adillah Al-Ahkam (Kumpulan Hadits Hukum). Adapun Ibnu Khaldun adalah seorang sejarawan dan "Bapak Sosiologi Islam". Kitab karangannya yang terkenal adalah Al-Ibar (Sejarah Umum, terdiri dari 7 jilid).
Selain kedua Ulama di atas, Ulama-Ulama besar lainnya yang hidup pada abad pertengahan di antaranya yaitu:
- Jalaluddin Al Mahalli (Mesir 791-964 H) dan Jalaluddin As Suyuthi (849-911 H), keduanya mengarang Kitab Tafsir Jalalain, terdiri dari dua jilid.
- Ibnu Katsir (Bosyra 700 H/1300 M - Damaskus 774 H/1373 M), mengarang Tafsir Al Qur'an Al-Aziim, terdiri dari empat jilid.
- Imam An-Nawawi (Damaskus 631 H/1233 M - 676 H/1277 M), mengarang Kitab Hadits "Riyad as-Shalihin". Beliau juga menyusun kitab fiqih Madzhab Syafi'i dengan judul Minhaj At-Thalibin.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Selain ilmu-ilmu keislaman, kajian ilmu pengetahuan pada abad pertengahan juga turut mengalami perkembangan dengan dibangunnya beberapa sekolah yang mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan umum seperti logika, filsafat, geometri, geografi, sejarah, politik, dan matematika. Cendekiawan-Cendekiawan Muslim yang muncul pada masa ini di antaranya yaitu:
- Ibnu Abi Usaibah, penulis buku "Uyun Al-Anba fi Tabaqat Al-Atibba" (penyampai informasi dalam tingkatan para dokter).
- Abu Al-Fida, Ibnu Tagri Badri Atabaki, dan Al Maqrizi, terkenal sebagai penulis sejarah kedokteran.
- Abu Hasan Ali Nafis (wafat 1288 M), kepala rumah sakit Kairo yang menemukan susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, tiga abad lebih dulu dari Servetus (orang Portugis).
- Nasiruddin At-Tusi (1201-1274 M), seorang ahli observatorium dan Abu Faraj Tabari (1226-1286), seorang ahli matematika.
- Ibnu Batutah (703-779 H), seorang ahli geografi dan juga pengembara Muslim yang telah berkeliling dunia serta pernah singgah sebanyak dua kali di Samudera Pasai (Indonesia). Bukunya berjudul Rihlah Ibnu Batutah, berisi tentang perjalanannya dalam berkeliling dunia.
Perlu diketahui pula bahwa pada awal abad pertengahan ini telah pula disusun Kitab Mausu'at, yaitu buku sangat tebal berisi tentang kumpulan berbagai ilmu pengetahuan (pada masa sekarang disebut ensiklopedi). Di antara cendekiawan Muslim yang menyusun Mausu'at adalah An-Nuwairy (wafat: 722 H), Ibnu Fadlullah (700-749 H), dan Jalaluddin As-Suyuti (849-911 H).
Perkembangan Kebudayaan
1. Arsitektur
Arsitektur Islam adalah ilmu sekaligus seni merancang bangunan ataupun struktur lain yang fungsional dan dirancang berdasarkan kaidah estetika Islam yang bertolak dari pengakuan akan keesaan Allah SWT. Arsitektur Islam ini terdapat antara lain pada bangunan masjid, istana, dan makam/pekuburan.
Di Persia (Iran), pada masa keemasan Dinasti Safawi di kota Isfahan telah dibangun Masjid Syah (sekarang Masjid Imam), Masjid Syah Lutfullah, Istana Cehil Sutun (bahasa Persia: empat puluh tiang), jembatan Khaju dan menara-menara goyang. Mengingat indah dan megahnya kota Isfahan, orang-orang Persia (Iran) menyebutnya dengan ungkapan Isfahan Nisfe Jahan (Isfahan kota setengah dunia).
Selain itu, di kota Masyhad (ibukota propinsi Khurasan) terdapat makam Imam Ali Ar-Rida (orang Iran biasa menyebut Imam Reza, Imam ke 8 dalam Syiah dua belas Imam). Tidak jauh dari makam Imam Ali Ar-Rida terdapat masjid Imam Reza yang luas megah dan indah dengan arsitektur Islam berkualitas tinggi.
Kubah masjid ini dihiasi dengan ratusan kilogram emas murni sehingga menambah kemegahan dan keindahan masjid. Juga di kota tua Qum (150 km dari Teheran) terdapat makam Hazrat Fatimah Ma'sumah saudara kandung Imam Ali Ar-Rida. Kedua makam tersebut tidak pernah sepi dari para peziarah baik dari wilayah Persia maupun negara tetangga seperti Afganistan, Pakistan, dan Irak.
Di India pada masa jayanya Kerajaan Mughal telah didirikan bangunan-bangunan megah dan indah dengan arsitektur mengagumkan seperti istana di Delhi dan Lahore, Masjid Jami' di Aunfur, Benteng Merah, Char Minar (empat menara) di Hyderabad. Selain itu ada pula bangunan makam yang menakjubkan dan termasuk salah satu dari keajaiban dunia yaitu Taj Mahal.
via pixabay |
Pada bangunan yang terletak di pinggir sungai Jamuna, Agra ini disemayamkan Mumtaz Mahal, istri dari Syah Jehan, salah seorang Raja dari dinasti Mughal. Konon Taj Mahal dibangun oleh Syah Jehan selama dua belas tahun (1631-1643) dengan mendatangkan arsitek-arsitek dari Iran, Arab, dan Turki. Sedangkan yang menyiapkan gambar rancangan gedung ini dan sekaligus pengawas dalam pelaksanaan pembangunannya adalah Ustad Isa Irani.
Sementara di Turki, pada masa keemasan kesultanan Utsmani telah dibangun masjid-masjid dengan gaya arsitektur tinggi dan menawan hati. Masjid-masjid tersebut di antaranya yaitu Masjid Agung Sultan Muhammad Al-Fatih, Masjid Agung Sulaeman, Masjid Bayazid, dan Masjid Abu Ayub Al-Anshari yang terletak di sebelah Aya Sopia. Masjid-masjid tersebut juga dihiasi dengan kaligrafi sehingga menambahkan keindahan, kemegahan, dan keagungannya.
Selain bangunan-bangunan masjid, di Turki juga telah dibangun gedung-gedung madrasah, rumah sakit, jembatan, saluran air, tempat peristirahatan, makam, dan pemandian umum. Sedangkan untuk melaksanakan pembangunannya ditangani oleh arsitek terkenal pada masa itu yaitu Sinan Pasya.
Sementara di Indonesia, pada abad pertengahan juga telah didirikan bangunan-bangunan bergaya arsitektur Islam yaitu masjid, istana, dan makam. Masjid-masjid tersebut di antaranya yaitu Masjid Agung Demak (tahun 1506 M), Masjid Agung Banten (dibangun antara 1552-1570 M), Masjid Agung Kudus (1549 M), Masjid Agung Cirebon (1480 M), Masjid Sultan Abdurrahman di Pontianak Kalimantan Barat (dibangun pada abad ke 18 M), dan Masjid Agung Keraton Buton di Bau Bau, Sulawesi Tenggara (1712 M).
2. Seni Sastra
Seni sastra sebagai bagian dari kebudayaan terdapat pula di berbagai wilayah kerajaan dan wilayah Islam seperti Turki, Persia, Irak, India, bahkan Indonesia. Sastrawan-sastrawan Muslim yang hidup di abad pertengahan di antaranya yaitu:
- Fariduddin Al-Attar (1119-1230 M), karyanya yang sangat terkenal adalah Mantiq At-Thair, sebuah sajak alegori yang mengisahkan pengalaman religius kaum sufi. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti bahasa Prancis dan Inggris. Karyanya yang lain adalah Tadzkiratul Auliya, buku ini disusun dalam bentuk prosa dengan maksud mengenang para sufi pendahulunya. Buku lainnya lagi berjudul Pend Namah (Kitab Nasihat).
- Jalaluddin Ar-Rumi (1207-1273 M), seorang penyair sufi terbesar pada masanya yang mendapat gelar Maulana (Tuan Kami). Karyanya yaitu Diwan Syams-i Tabriz, merupakan kumpulan puisi terdiri atas 33.000 bait, yang kesemuanya dalam bentuk gazal sufi. Karyanya lainnya adalah Masnawi, terdiri dari 6 jilid berisi 26.660 bait berisi "Akar-akar agama dan penemuan kegaiban-kegaiban alam dan pengetahuan ketuhanan".
- Sa'adi Syiraz (wafat antara tahun 1291 dan 1295 M), sastrawan Persia dengan karya tulisnya yang berjudul Bustan (Kebun Buah) dan Gulistan (Kebun Bunga). Bustan berisi kisah-kisah yang indah dan melukiskan nilai-nilai luhur Islam yaitu kebenaran, keadilan, kerendahan hati, dan kebebasan. Dalam karya ini Sa'adi menampilkan dirinya sebagai penyair, guru, dan sekaligus sebagai moralis. Sedangkan Gulistan ditulis dalam bentuk prosa dan berisi kisah-kisah, kata-kata mutiara, nasihat, renungan pribadi yang berisi selingan puisi berisi anekdot, humor dan nasihat.
- Fuzuli (wafat sekitar tahun 1556 M), seorang penyair terkenal dalam sejarah sastra Islam. Salah satu karyanya yang terkenal berbentuk puisi berjudul Shikeyetname (Pengaduan).
Sementara di Indonesia, keberadaan seni sastra di tanah Nusantara pada abad pertengahan dapat diketahui dengan munculnya para sastrawan Muslim, seperti di Sumatera: Hamzah Fansuri (akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17), Syamsudin Pasai (1630 M), dan Nuruddin Ar-Raniri (wafat 1658 M). Di Jawa seperti Sunan Kalijaga (wafat akhir abad ke 16), Ki Ageng Selo, dan Sunan Bonang. Karya-karya mereka pada umumnya berisi nasihat-nasihat agama.
Selain seni bangunan (arsitektur) dan seni sastra, perkembangan kebudayaan Islam pada abad pertengahan juga mencakup bidang lainnya seperti seni kaligrafi, seni musik, seni suara, seni lukis, seni pahat, seni tari, dan lain-lain. Baca juga: Perkembangan Islam Pada Masa Modern (1800-Sekarang)
0 Komentar untuk "Perkembangan Dunia Islam Pada Abad Pertengahan"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.