Makna Idul Fitri dan Penjelasannya

Makna Idul Fitri dan Penjelasannya

Idul fitri 2019

Bagi Umat Islam di Indonesia, hari raya Idul Fitri menjadi hari yang begitu istimewa. Perayaan Idul Fitri merupakan bentuk ekspresi kebahagiaan dan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah berhasil menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. 

Selain itu, Hari raya Idul Fitri juga menjadi momen penting bagi keluarga muslim untuk berkumpul kembali bersama keluarga atau sanak saudara yang terpisah karena pekerjaan, pernikahan atau lainnya. Tidak heran, di Indonesia dikenal istilah mudik atau pulang ke kampung halaman. Biasanya, dua minggu atau seminggu menjelang Idul Fitri, umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya Idul Fitri ini. 

Istilah Idul Fitri berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata yaitu 'iid ( عيد ) dan fithr ( فطر ). Dalam bahasa Arab, Kata Id berasal dari akar kata 'aadaya'uudu ( عاد - يعود) yang berarti kembali, sedangkan fitri memiliki dua makna, bisa berarti berbuka puasa (makan) dan bisa juga berarti suci. 

1. Mengenai kata fithri yang berarti buka puasa, hal ini berdasarkan pada makna kata ifthar, yang merupakan sighat mashdar dari afthara - yufthiru (أفطر - يُفْطِرُ) yang berarti buka puasa. Dalam sebuah hadits disebutkan:

Dari Anas bin Malik RA ia berkata: "Tidak sekalipun Nabi Muhammad SAW pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fithri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya" (dalam riwayat lain Nabi SAW makan kurma dalam jumlah ganjil)" (HR. Bukhari)

Dalam hadits lain juga disebutkan:

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Idul Fitri adalah hari dimana kalian berbuka, dan Idul Adha adalah hari dimana kalian berkurban." (HR. Ibnu Majah)

Dari dua hadits di atas dapat dipahami bahwa hari raya Idul Fitri merupakan hari dimana kita kembali berbuka atau makan setelah sebulan penuh kita menjalankan ibadah puasa. Bahkan sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri kita juga disunnahkan untuk makan atau minum walaupun sedikit. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri merupakan waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa.

Baca juga: 7 Amalan Sunnah Pada Hari Raya Idul Fitri

2. Sedangkan kata Fitri yang berarti suci atau bersih dari segala dosa sebagaimana bayi yang baru lahir, hal ini berdasar pada makna kata fithr yang berasal dari akar kata fathara-yafthiru (فطر - يفطِرُ) yang berarti suci, bersih. 

Dasar pendapat ini juga sebagaimana makna yang terkandung dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini:

"Tidaklah seorang anak dilahirkan, melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (bersih/ suci). Orangtuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi" (HR. Bukhari)

Makna fitri yang berarti suci atau bersih dari dosa ini juga sejalan dengan keutamaan yang diraih seseorang setelah menjalankan ibadah puasa. Dalam haditsnya yang terkenal Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq 'alaih).

Dari dua hadits di atas dapat dipahami bahwa dengan berakhirnya kita menjalankan kewajiban ibadah puasa di bulan Ramadhan, maka pada hari raya Idul Fitri kita telah kembali kepada keadaan suci, sehingga kita terbebas dari segala dosa yang telah terhapus karena kita telah menjalankan ibadah puasa dengan dilandasi iman dan semata-mata mengharapkan ridha dari Allah SWT. Hal ini juga berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai dari kewajiban berpuasa, yaitu menjadi manusia yang bertaqwa.

Dari penjelasan mengenai kedua makna fithri sebagaimana yang didasarkan pada hadits-hadits yang disebutkan di atas, maka kedua pendapat di atas adalah benar adanya. Kedua makna tersebut tidak bertentangan sama sekali dan justru kedua makna tersebut saling melengkapi. 

Artinya dapat dikatakan bahwa makna hari raya idul fitri adalah hari yang dianugerahkan oleh Allah kepada Umat Islam, dimana pada hari itu kita dikembalikan kepada fitrahnya menjadi suci dan bersih dari dosa karena mendapat ampunan dari Allah SWT, sekaligus Hari raya idul fitri juga merupakan hari bergembiranya Umat Islam dimana kita diperintahkan untuk makan dan minum (berbuka) sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. 
Mengenai bergembira pada perayaan hari raya, Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Abu Bakar RA pada saat hari raya Idul Fitri ketika ia sedang menghardik dua hamba sahaya perempuan yang mendendangkan syair di rumah Aisyah:

يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيْدًا وَإِنَّ الْيَوْمَ عِيْدُنَا

"Wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum mempunyai hari raya, dan sesungguhnya hari ini adalah hari raya kita." (HR. Nasa’I)

Selengkapnya
Asal Usul Kolak dan Makna Filosofisnya

Asal Usul Kolak dan Makna Filosofisnya

Kolak enak
gambar via instazu.com. 

Setiap memasuki bulan suci Ramadhan, kolak (kolek) menjadi salah satu menu berbuka yang sering kali kita jumpai. Rasanya yang manis menjadikannya cocok sebagai menu hidangan untuk buka puasa. Kolak juga bisa disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin, tergantung pada selera masing-masing. 

Hidangan dengan kuah santan kelapa dan gula yang rasanya manis ini biasanya dilengkapi dengan isian pisang, singkong, kolang-kaling dan lainnya. Selain rasanya yang mantap, kandungan gula pada kolak cukup ampuh untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Maka tak heran jika kolak seakan menjadi hidangan wajib yang selalu ada di bulan Ramadan.

Asal Usul Kolak


Mungkin dari kita jarang yang menduga bahwa kolak pada awalnya merupakan media pensyiaran Islam di tanah jawa lewat kuliner di masa lalu. Para Ulama pada masa lalu memang cukup kreatif dalam usaha untuk membuat masyarakat tertarik akan Islam. Mereka dakwah lewat berbagai media, seperti kesenian, tradisi budaya dan termasuk juga lewat kuliner. Penciptaan nama kolak sendiri konon berasal dari kata kholiq ( خَالِقُ ). 

Dalam bahasa Arab, kata kholiq "khaliq" maknanya adalah Sang Pencipta (alam semesta), dalam hal ini yaitu Allah SWT. Bagi yang pernah belajar ilmu sharaf (tata bahasa Arab), kata khaliq adalah bentuk isim fa'il dari fi'il madhi khalaqa ( خَلَقَ ) yang artinya (telah) menciptakan atau juga isim mashdar khalq ( خَلْقِ ) yang berarti penciptaan. Jadi, dari perubahan kata ini bisa dimungkinkan bahwa sebutan kolak memang berasal dari perubahan kata khaliq tersebut. Sehingga dengan demikian, penamaan kolak ini mengandung i'tibar agar kita senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, yaitu Allah SWT.

Jika kolak dibawa oleh penyebar Islam di masa lalu, apakah berarti hidangan kolak juga bukan hidangan asli Indonesia?. 

Menurut berbagai kalangan, hidangan kolak kemungkinan berasal dari negara Timur Tengah. Hal ini berdasarkan kesamaan masyarakat timur tengah yang menyukai hidangan manis seperti halnya masyarakat jawa. Hanya saja memang para Ulama penyebar Islam saat itu kemudian mengkreasikannya dengan bahan makanan lokal yang banyak ditemui di pulau Jawa. Maka dengan isian gula aren, pisang, ubi atau singkong jadilah kolak.

Pada mulanya, sajian kolak bukan merupakan hidangan pada bulan Ramadhan. Kolak pada mulanya hanya disajikan pada satu bulan menjelang bulan Ramadhan, yakni pada bulan Ruwah (Sya'ban). Pada bulan sya'ban, umat Islam diajak untuk mempersiapkan diri dalam menyongsong datangnya bulan suci ramadhan. 

Oleh karenanya, dengan mengambil filosofi kolak, umat Islam dihimbau untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, sehingga pada saatnya memasuki bulan Ramadhan, kita akan lebih khusyu' dan mantap dalam meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. Namun lama-kelamaan, kolak juga biasa disajikan pada bulan Ramadhan sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Bahkan kini kolak menjadi menu takjil favorit untuk berbuka puasa bagi masyarakat Indonesia.

Makna Filosofis Kolak


Selain makna sebutan kolak, ternyata dari bahan-bahan yang ada pada sajian kolak juga mempunyai makna filosofis yang dalam. Bahan yang paling umum dari kolak adalah pisang. Biasanya pisang yang digunakan untuk isian kolak adalah pisang kepok (kapok). 

Pisang kepok atau di jawa juga biasa disebut pisang kapok ini memiliki makna filosofis bahwa kita harus kapok atau jera dalam melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Sehingga dengan jera dan menyesal, kita mestinya segera bertaubat mohon ampun kepada Allah SWT.

Selain pisang kapok, bahan lain yang biasa digunakan dalam kolak adalah ubi atau dalam bahasa jawa disebut telo kependem. Makna filosofisnya adalah bahwa kita harus mengubur (memendam) dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat, dengan memperbanyak amal-amal shaleh yang dapat menghapus dosa-dosa yang telah lampau. 

Hal ini juga selaras dengan keutamaan dari berpuasa di bulan ramadhan, di mana disebutkan bahwa jika kita berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ampunan Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu.

Pada awalnya, kolak memang hanya menggunakan pisang kepok atau ubi sebagai isiannya. Namun seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai berinovasi dengan bahan-bahan lain. Bahkan sekarang tampilan kolak pun semakin mewah dan beragam. Sekarang banyak dijumpai kolak yang isinya bervariasi ada kolang-kaling, nangka, durian, dan berbagai macam toping lainnya. Meski dengan variasi dan isian yang berbeda-beda, semoga dengan mengambil makna filosofisnya, kita bisa semakin mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, Allah SWT.

Hingga kini, kudapan manis bersantan ini begitu populer terutama saat di bulan Ramadhan. Bahkan kini sajian kolak bukan hanya menjadi tradisi orang Jawa, beberapa daerah di nusantara bahkan beberapa negara di Asia Tenggara pun memiliki hidangan yang berjenis hampir sama dengan kolak. Dan setiap bulan Ramadhan, kolak menjadi sajian yang begitu dicari sebagai hidangan takjil untuk berbuka puasa.


Selengkapnya
Beberapa Fadhilah dan Keistimewaan Bulan Ramadhan

Beberapa Fadhilah dan Keistimewaan Bulan Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhaan, bulan suci penuh berkah yang ditunggu-tunggu telah datang kembali. Bagi segenap umat Islam, bulan Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Oleh karenanya, alangkah indahnya jika setiap muslim menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai ladang ibadah dan berbuat amal kebajikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

ramadhan penuh berkah

Peristiwa Bersejarah


Dalam sejarah Islam, bulan Ramadhan juga menyimpan peristiwa penting bagi umat Islam. Salah satunya yaitu peristiwa perang Badar yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 H/624 M. Kemenangan gemilang berhasil diraih kaum Muslimin meski hanya dengan 313 tentara dan dua tentara berkuda, sedangkan tentara kafir berjumlah 900-1000 orang dengan 100 tentara berkuda. Peristiwa ini termasuk tonggak sejarah Islam yang tak boleh dilupakan oleh seorang Muslim. 

Bukan itu saja, peristiwa fathu Makkah dimana kota Makkah dapat dikuasai oleh Nabi Muhammad SAW juga diyakini terjadi pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 H/631 M. Selain kedua peristiwa tersebut, bulan Ramadhan juga merupakan bulan turunnya Al-Qur'an yang menurut Jumhur Ulama terjadi pada malam 17 Ramadhan. Rasulullah SAW menerima wahyu pertamanya di gua Hira pada 17 Ramadhan 12 SH bertepatan dengan 6 Agustus 610 M. Untuk itulah setiap tanggal 17 Ramadhan biasa diperingati sebagai malam Nuzulul Quran

Fadhilah-Fadhilah Bulan Ramadhan


Ada banyak fadhilah yang tentunya mesti kita maksimalkan dalam menyambut dan mengisi bulan Ramadhan ini. Ibnu Khuzaimah pernah meriwayatkan sebuah hadits yang berasal dari Salman RA bahwa suatu ketika di akhir bulan Sya'ban, Rasulullah SAW pernah berpidato menerangkan keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan. Isi pidato tersebut antara lain menyebutkan:

a. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh barokah, karena di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul qadr).

b. Allah SWT menjadikan puasa Ramadhan sebagai puasa wajib bagi setiap muslim dan shalat malamnya (tarawih) merupakan amaliyah yang amat Dia sukai.

c. Taqarrub ilallaah dengan amal kebajikan di bulan Ramadhan yang termasuk wajib akan dilipat gandakan pahalanya hingga 70 kali, sedangkan yang bukan wajib mendapat pahala bagaikan amaliyah wajib.

d. Ramadhan dikategorikan bulan sabar yang balasannya adalah surga.

e. Pada bulan Ramadhan, Allah SWT menganugerahkan pertolongan dan menambah rizqi bagi orang mukmin.

f. Orang yang memberi makan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia akan memperoleh ampunan dan pahala seperti perolehan pahala puasa orang yang diberi makan.

g. Ramadhan dijadikan sebagai bulan yang diawali dengan rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya kebebasan dari neraka.

h. Di bulan Ramadhan, orang yang meringankan beban tugas pembantunya memperoleh pahala ampunan.

i. Selama bulan Ramadhan agar memperbanyak dua hal yang menyebabkan Allah ridha, yaitu mengakui tiada Tuhan selain Allah dan senantiasa mohon ampunan (istighfar) kepadaNya.

j. Di Bulan Ramadhan kita juga memperbanyak permohonan berupa surga dan berlindung dari siksa neraka.

Sebuah hadits riwayat Ahmad, Al Bazzar, dan Al Baihaqi dari Jabir RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Umatku telah dianugerahi 5 hal secara khusus yang ummat lain belum pernah mendapatkannya, yaitu:

a. Di permulaan bulan Ramadhan Allah melihat kepada ummatku, barang siapa Allah melihat kepadanya, niscaya tidak diadzab selamanya. 

b. Bau mulut mereka (orang yang berpuasa) di petang hari lebih wangi di sisi Allah dari bau minyak kasturi/minyak wangi. 

c. Para malaikat memohonkan ampun untuk mereka siang dan malam. 

d. Allah menyuruh kepada surgaNya serta berfirman: 'Bersiaplah kamu dan berhiaslah kamu untuk hamba-hambaKu dan kemuliaanKu'.

e. Pada akhir bulan Ramadhan, Allah mengampuni semua dosa para hambaNya sebagai imbalan yang pantas atas ibadah mereka". 
Itulah di antara beberapa fadhilah dan keistimewaan bulan Ramadhan. Tentu masih ada banyak fadhilah-fadhilah ramadhan lainnya sebagaimana yang sering kita dengar dari ceramah para Kyai atau Ustadz mengenai hal ini. Begitu istimewanya bulan Ramadhan, sampai-sampai Nabi SAW dalam salah satu haditsnya pernah bersabda, "Jika manusia mengetahui kebaikan-kebaikan yang ada di bulan Ramadhan, maka mereka akan mengusulkan agar satu tahun dijadikan bulan Ramadhan seluruhnya".
 
Selengkapnya
Sejarah Awal Mula Disyariatkannya Puasa Ramadhan

Sejarah Awal Mula Disyariatkannya Puasa Ramadhan

Ramadhan karim

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Islam. Pada bulan Ramadhan, semua umat Islam di seluruh dunia diperintahkan untuk berpuasa sebulan penuh lamanya. Bahkan kewajiban puasa Ramadhan merupakan salah satu pilar dari 5 rukun Islam. Sebagai umat Islam, kita mesti tahu awal mula sejarah disyariatkannya puasa.

Awal Mula Syariat Puasa


Menurut sejarahnya, awal mula disyariatkannya puasa ramadhan bagi umat Islam terjadi pada 10 sya'ban tahun kedua hijriah, tepatnya yaitu satu setengah tahun setelah kaum Muslimin hijrah dari Makkah menuju Madinah. Disyariatkannya kewajiban puasa ini juga terjadi setelah peristiwa pemindahan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram. Kewajiban puasa Ramadhan didasari atas turunnya surat al Baqarah ayat 186 yang berbunyi:

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(QS. Al-Baqarah, 183)

Selain bunyi teks yang menunjukan perintah puasa, ayat di atas juga menerangkan bahwa kewajiban puasa sebenarnya sudah diterapkan atas umat Nabi-Nabi terdahulu sebelum kita. Hanya caranya saja berbeda dengan kita. Pada masa lalu, umat Nasrani juga pernah diwajibkan berpuasa Ramadhan, akan tetapi mereka menambahkan jumlah harinya menjadi 50 hari. Namun karena pada bulan Ramadhan cuaca menjadi sangat panas, maka waktunya pun diperpendek dan dipindahkan pada musim semi.

Selain umat Nasrani, umat yahudi juga pernah diwajibkan berpuasa. Bahkan puasa mereka tidak sekedar menahan lapar dan minum dari pagi hingga sore hari, melainkan mereka juga melaksanakan puasanya dengan cara sambil berbaring diatas pasir dan debu. Pada masa jahiliyah, penduduk Quraisy Makkah juga memiliki tradisi puasa asyura’ atau pada tanggal 10 bulan Muharram.

Berpuasa pada bulan Asyura sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Quraisy. Sebelum turunnya ayat yang memerintahkan kewajiban puasa pada bulan Ramadhan, umat Islam pun biasa berpuasa wajib pada 10 Muharram atau hari Asyura. Ketika Nabi hijrah dan tiba di Madinah, beliau juga mendapati orang-orang Yahudi di sana berpuasa pada 10 Muharram tersebut.

Menurut kaum Yahudi, pada 10 Muharram Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari serangan Raja Fira’un. Sebagai tanda ungkapan syukur, Nabi Musa kemudian berpuasa pada 10 Muharram. Pada kenyataannya, Nabi Muhammad pun memerintahkan umat Islam saat itu agar berpuasa pada tanggal 10 Muharram.

Saat turun perintah untuk berpuasa Ramadhan, Rasulullah pun langsung memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa bagi yang mampu. Diawal pelaksanaannya, umat islam memiliki dua pilihan yakni berpuasa atau tidak berpuasa. Bagi yang tidak berpuasa diwajibkan membayar fidyah. Ibnu Umar RA berkata:

"Dahulu, orang-orang Quraisy berpuasa di hari 'Asyura di masa jahiliyyah. Rasulullah SAW juga berpuasa di hari tersebut. Ketika beliau tiba di Madinah, beliau mengerjakan puasa ‘Asyura dan memerintahkan kepada para sahabat untuk berpuasa. Ketika puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah meninggalkan puasa 'Asyura. Barangsiapa yang ingin berpuasa, maka dia mengerjakannya. Dan barangsiapa yang tidak ingin berpuasa, maka mereka meninggalkannya."(HR. Bukhari dan Muslim)

Namun seiring berjalannya waktu, dengan keimanan semakin tertancap di dada kaum Muslimin, berpuasa di bulan Ramadhan pun menjadi kewajiban bagi semua umat Islam sebagaimana perintah dari Allah SWT, terkecuali bagi mereka yang mempunyai halangan Uzur Syar’i.

Awal Mula Waktu Berbuka


Pada awal diwajibkannya puasa, waktu untuk berbuka adalah dari tenggelam matahari sampai tertidur di malam hari. Jika sudah tidur, maka waktu berbuka sudah habis, meskipun masih malam (belum terbit fajar) dan belum menyantap makanan. Sebuah riwayat menyebutkan:

"Dahulu jika sahabat Nabi SAW berpuasa dan tiba waktu berbuka, dan mereka tidur sebelum berbuka puasa, maka tidak boleh makan di waktu malam dan siang hari (berikutnya) sampai sore hari lagi. Qais bin Shirmah Al-Anshari pernah berpuasa, dan ketika tiba waktu berbuka dia mendatangi istrinya dan bertanya, "Apakah ada makanan?" 

Istrinya menjawab, "Tidak, namun aku akan pergi mencarikan makanan untukmu". Karena kelelahan sehabis bekerja seharian, Qais pun tertidur ketika menunggu istrinya mencari makanan. Ketika istrinya kembali dan Qais telah tertidur, maka hilanglah kesempatan bagi Qais untuk berbuka.

Pada siang harinya, Qais pun menceritakan hal ini kepada Rasulullah SAW. Kemudian turunlah ayat:

"...... Dan makan minumlah sehingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar." (QS. Al-Baqarah, 187)

Para sahabat pun sangat gembira dengan ini. Sejak saat itulah, waktu untuk berbuka ditentukan dari tenggelamnya matahari sampai terbitnya waktu fajar (termasuk untuk makan sahur). 

Perbedaan Puasa Umat Islam dengan Puasa Ahli Kitab


Perbedaan yang mendasar antara puasa umat islam dengan umat yang lain adalah adanya perintah makan sahur sebelum fajar. Dalam sebuah riwayat Rasulullah S.A.W pernah bersabda: 

"Perbedaan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah pada makan sahur…" (HR Muslim)

Selain itu, puasa yang dijalankan Umat Islam pada bulan Ramadhan berlangsung selama satu bulan penuh, sedangkan ahli kitab melakukannya di luar Ramadhan. Dalam Hadist riwayat Abu Hurairah,  Rasulullah S.A.W pernah bersabda: 

"…Sungguh, telah datang bulan Ramadhan, bulan yang diberkati. Allah telah memerintahkan kepada kalian untuk berpuasa di dalamnya…" (HR Ahmad dan Nasa’i)



Selengkapnya
Tips dan Cara Membuat Tanaman Bonsai di Rumah

Tips dan Cara Membuat Tanaman Bonsai di Rumah

Bagi orang pandai dan berwawasan luas seperti anda, pastinya pernah mendengar istilah bonsai. Bonsai adalah sebuah teknik mengerdilkan tanaman di dalam pot dangkal dengan tujuan untuk membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas. Teknik asal Jepang ini biasa diterapkan pada beragam jenis tanaman, seperti pohon sakura, pohon beringin, pohon kelapa, dan sebagainya. 

tanaman bonsai 1
via pixabay

Bonsai termasuk seni pemangkasan tanaman atau pohon yang sudah sejak lama ada di Indonesia. Bahkan di tanah air, popularitas tanaman bonsai nampaknya tidak pernah redup. Hal ini menjadikan tanaman bonsai memiliki peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Apalagi, semakin unik bentuknya maka semakin tinggi juga harga jualnya. 

Nah bagi para pemula, tentu harus banyak belajar mengenai cara membuat bonsai yang tepat agar tumbuh subur. Oleh karena itu, kami akan membagikan cara membuat bonsai yang mudah untuk pemula. Anda bisa memulainya dengan menerapkan lima cara membuat bonsai di bawah ini. 

1. Memilih Tanaman Yang Tepat


Ada beragam jenis tanaman yang bisa dibonsai. Tanaman yang bisa dijadikan bonsai di antaranya adalah tanaman dikotil dan memiliki usia panjang, seperti misalnya bonsai pohon serut. Selain itu, tanaman yang akan dijadikan bonsai juga harus memiliki daya tahan yang baik karena dalam cara membuat bonsai akan melibatkan penggunaan kawat, pemotongan batang, minim nutrisi, dan akan berada di wadah atau pot yang sempit dalam waktu lama. 

2. Memahami Media Tanam Bonsai


Keterbatasan ukuran wadah tanam membuat bonsai memiliki persediaan nutrisi yang terbatas juga. Dengan demikian, dalam cara membuat bonsai, media tanam memiliki peran yang sangat penting untuk kelangsungan hidup tanaman bonsai. Dalam cara membuat tanaman bonsai ini, penggunaan pasir dapat mencegah air menggenangi akar terlalu lama. 

bonsai 2
via pixabay

Jika anda ingin menggunakan tanah sebagai media tanam, pilihlah tanah dari gunung atau tanah merah yang gembur. Selain itu, supaya bonsai tumbuh semakin subur, jangan lupa untuk menggunakan pupuk yang kaya akan manfaat. Pupuk kompos diketahui mengandung unsur hara yang dapat membuat bonsai berkembang sesuai dengan gen tanaman aslinya. 

3. Menanam dan Memelihara Bonsai


Pada tahap selanjutnya dalam cara membuat bonsai ini, anda bisa menanam batang tanaman yang akan dijadikan bonsai pada sebuah pot. Pastikan Lapisan atas media tanam harus subur dan gembur, tapi tidak boleh lebih dari 35 cm. Sementara itu, lapisan keduanya harus bersifat lunak dan mampu menyalurkan air dengan baik, sedangkan pada lapisan ketiga biasanya dicampur bebatuan yang kedap air. 
Selain itu, pot tanaman bonsai sebaiknya diletakkan di tempat yang teduh, tidak terkena banyak angin, dan jauh dari jangkauan anak atau hewan peliharaan. Saat pemberian air, gunakan penyiram tanaman berupa alat semprot supaya lebih mudah dalam mengontrol jumlah air. 

4. Cara Membuat Bonsai Menjadi Bentuk Yang Diinginkan


Butuh kesabaran yang ekstra untuk membuat bonsai menjadi bentuk yang diinginkan. Anda bisa mulai membentuknya saat batang sudah kuat dan mulai bertumbuh. Bentuklah kerangka dasar atau bayangan bentuknya terlebih dulu. Setelah itu, gunakan bantuan kawat, tali rafia, gunting dahan, pisau, dan tang. Potonglah bagian ranting yang tidak diinginkan, lalu ikatkan ranting lainnya dengan kawat dan arahkan sesuai keinginan. 

Jika diperhatikan, konsepnya ini hampir mirip dengan menggiring tanaman merambat menggunakan tiang-tiang. Pemakaian kawat juga sangat membantu untuk menjaga ukuran batang tetap kerdil. Tahapan cara membuat bonsai yang satu ini wajib dilakukan setiap saat karena tanaman bonsai pun senantiasa bertumbuh setiap saat.

5. Menyempurnakan Bentuk Bonsai


Bentuk bonsai yang sempurna umumnya didapatkan setelah bertahun-tahun. Oleh karena itu, butuh proses yang tidak sebentar untuk mendapatkan hasil tanaman bonsai sebagaimana yang diinginkan. Bonsai yang sempurna dapat dinilai dari keseimbangan bentuk, artinya ukuran bunga dan batang bonsai idealnya mesti seimbang bagaikan tanaman aslinya. Daun-daunnya pun harus rindang dan lebat.

tanaman bonsai 3
via istockphoto

Demikianlah lima cara untuk membuat bonsai untuk pemula. Kuncinya adalah sabar, telaten, dan jangan mudah menyerah, karena para profesional pun membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan bonsai yang sempurna. Selamat mencoba. (Sumber: Suara Merdeka)

Selengkapnya
Keutamaan-Keutamaan Hari Senin Yang Mestinya Kita Ketahui

Keutamaan-Keutamaan Hari Senin Yang Mestinya Kita Ketahui

Pada dasarnya semua hari itu baik. Hanya saja, kadang kala kita membencinya karena suatu alasan. Termasuk hari Senin yang biasanya dibenci orang hanya karena hari Senin adalah hari dimana saatnya orang-orang kembali bekerja setelah menikmati libur akhir pekan (weekend). Memang terkadang kita menjadi malas untuk kembali bekerja setelah nyaman dengan waktu liburan. 

kaligrafi hari senin

Padahal jika kita cermati dan pahami, justru hari Senin memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri yang berbeda dengan hari-hari lainnya. Bagi umat Islam sendiri, Senin termasuk hari yang dihormati serta dimuliakan karena merupakan hari kelahiran Baginda Besar Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya itu saja, masih ada banyak keutamaan hari Senin lainnya yang masih banyak orang belum mengetahuinya.

Nah, Santos Blog kali ini ingin berbagi pengetahuan mengenai beberapa keutamaan hari Senin dalam Islam. Harapannya, tentu saja agar kita semua lebih semangat dalam menyambut dan menyongsong datangnya hari Senin. 

1. KELAHIRAN DAN WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW


Hari Senin merupakan hari dimana Baginda Rasul dilahirkan dan juga hari beliau wafat. Semua umat Islam pasti tahu bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi yang berjasa besar dalam mengentaskan umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam ini. Selain itu, beliau juga merupakan manusia paling sempurna yang menjadi suri tauladan bagi kita semua. 

Tentang keutamaan figur Nabi ini juga disebutkan salah satunya dalam Al Qur'an yang artinya, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (QS. Al Ahzab ayat 21). 

2. DISUNNAHKAN PUASA SENIN DAN KAMIS


Di antara keutamaan hari Senin berikutnya yaitu kesunnahan puasa di dalamnya. Hal ini juga sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang tidak pernah meninggalkan amalan puasa sunnah hari Senin untuk menyampaikan rasa syukur beliau. Tidak hanya pada hari Senin, beliau juga rutin berpuasa pada hari Kamis sehingga kita juga disunnahkan untuk mengikuti sunnah Rasul ini. 

Seseorang yang melakukan puasa di hari Senin dan Kamis akan mendapatkan pahala yang amat besar. Dalam salah satu haditsnya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Amal-amal manusia diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR Tirmidzi)

3. DIBUKANYA PINTU-PINTU SURGA


Setiap tahunnya Allah SWT membukakan pintu surga pada bulan Ramadhan. Sedangkan setiap pekan, Allah membukakan pintu-pintu surga pada hari Senin dan Kamis. Oleh karenanya, setiap muslim hendaknya hari-harinya selalu diisi dengan perbaiki diri dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan kualitas ketaqwaannya kepada Allah SWT. 

Dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda: "Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.

4. DITURUNKANNYA AL QUR'AN


Al Qur'an merupakan kitab suci yang mempunyai kedudukan utama bagi seluruh umat Islam. Selain itu, Al Qur'an juga menjadi pedoman dan sumber utama dalam menentukan hukum dan persoalan-persoalan hidup lainnya. Kaitan hari Senin dengan Al Qur'an di antaranya yaitu bahwa hari Senin merupakan hari dimana wahyu Al Qur'an pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW. 

Banyak riwayat menyebutkan bahwa wahyu Al-Qur'an diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW pada hari Senin 17 Ramadhan di gua hira. Dari hadits Abu Qatadah al-Anshary RA yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, hari aku diutus, dan hari diturunkannya al Qur'an kepadaku.” 

5. SELURUH DOSA DIAMPUNI


Keutamaan lainnya dari hari Senin yang tidak dimiliki oleh hari-hari yang lain adalah diampuninya dosa-dosa seorang muslim. Seperti telah disinggung di atas, Senin dan kamis adalah hari dimana pintu-pintu surga dibuka sehingga pada kedua hari tersebut, seluruh dosa-dosa yang telah dilakukan oleh umat muslim akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT, kecuali bagi mereka yang sedang bermusuhan.

Sebuah riwayat dari kisah Abu Bakar RA juga menyebutkan mengenai keutamaan bagi orang yang meninggal dunia pada hari yang sama sebagaimana Rasulullah SAW wafat (hari Senin). Oleh sebab demikian, hendaknya seorang Muslim senantiasa memperbanyak membaca istighfar dan meminta ampunan pada hari Senin. 

Itulah di antara beberapa keistimewaan atau keutamaan hari Senin yang dapat kita jadikan pengingat setiap menyambut datangnya hari tersebut. Tidak seharusnya seseorang benci dengan hari Senin, karena hari tersebut memiliki banyak keutamaan yang luar biasa. Semoga bermanfaat.

Selengkapnya
Es Gempol Pleret, Kuliner dari Kota Solo Yang Nikmat dan Menyegarkan

Es Gempol Pleret, Kuliner dari Kota Solo Yang Nikmat dan Menyegarkan

Cuaca panas terik menyengat memang membuat gerah sehingga tubuh menjadi berpeluh dan berkeringat. Pada saat seperti ini, maka yang paling cocok adalah menikmati minuman yang dingin dan menyegarkan. Ada banyak sajian minuman dingin menyegarkan di jagat raya ini. Namun pada kesempatan kali ini, kita akan coba mengulik kuliner minuman dari kota Solo yaitu es gempol pleret. 

es gempol pleret
via shutterstock

Es Gempol Plered dan Cara Membuatnya


Es Gempol Pleret merupakan salah satu kuliner tradisional kota Surakarta yang legendaris. Akan tetapi, saat ini sudah sedikit sekali pedagang yang menjual kuliner unik nan menyegarkan ini. Meski umumnya kuliner ini disebut berasal dari kota Solo, sebetulnya ada banyak klaim mengenai asal mula dari sajian kuliner ini. Minuman yang hampir serupa juga dapat ditemukan di kota-kota lain seperti Semarang, Yogyakarta, Bandung, hingga Jakarta. 


Sekilas, es gempol pleret ini memang mirip dengan es dawet yang disajikan dalam mangkuk. Tapi jika dilihat dari kuah dan isiannya, antara gempol pleret dan dawet jelas sekali bedanya. Jika es dawet menggunakan kuah berupa santan yang ditambahkan saus gula merah, maka es gempol pleret biasanya menggunakan saus santan sehingga terlihat putih bersih. Selain itu, isian dawet didominasi warna hijau dengan bentuk isian memanjang, sedangkan isian gempol pleret berbentuk bulatan dan lembaran yang dibentuk mirip bunga. 

Es gempol pleret adalah kuliner berbahan tepung beras, santan, dan gula cair. Pleret terbuat dari tepung beras yang dibuat adonan kemudian dibentuk menjadi lembaran tipis menyerupai kulit pangsit, setelah itu dikukus hingga matang. Sedangkan gempol merupakan bulatan berwarna putih yang ada di dalam semangkuk sajian minuman. Ada juga yang menyebut gempol sebagai bakso beras karena proses pembuatan gempol yang mirip dengan proses pembuatan bakso. 

Adonan Gempol dan pleret ini kemudian disiram dengan menggunakan kuah santan dan gula cair lalu ditambahkan es sehingga jadilah es gempol pleret. Untuk menyajikan es gempol plered ini, jangan lupa tambahkan sedikit garam sebagai penguat rasa gurih dan manis. Selain itu, sebagai pelengkap seringkali ada juga yang menambahkan irisan buah nangka atau tape ketan agar terasa lebih lengkap, nikmat dan mantap. 

es gempol pleret Solo
via shutterstock

Minuman ini memang sangat cocok untuk mengusir dahaga. Rasa gurih gempol dan pleret akan berpadu dengan manisnya kuah santan yang sudah diberi gula, sehingga tercipta cita rasa es gempol pleret yang akan membuat ketagihan. Penambahan potongan es batu yang dingin semakin membuatnya segar sehingga lidah serasa ingin menyantapnya lagi dan lagi. Minuman ini memang terasa begitu menggoda, terutama ketika haus melanda di hari yang panas.

Memang sedikit membingungkan apakah kuliner ini termasuk minuman atau makanan. Ada yang menyebut es gempol pleret ini sebagai minuman karena penyajiannya yang dingin menyegarkan. Tetapi ada juga yang menyebutnya makanan karena mengenyangkan ketika dinikmati. Untuk bisa menemukan sajian menyegarkan ini, anda bisa mencarinya di sekitar kota Solo seperti di pintu masuk Pasar Gedhe Solo, dekat pertigaan Tugu Lilin Laweyan atau di pasar Klewer. Semoga bermanfaat.

Selengkapnya
Ada Apa (Isi) di Dalam Ka'bah?

Ada Apa (Isi) di Dalam Ka'bah?

Sesungguhnya, Ka'bah memiliki kecintaan yang amat besar di hati setiap muslim. Ka'bah adalah sebuah bangunan berbentuk kubus yang berada di tengah-tengah masjid paling suci bagi umat Islam yaitu Masjidil Haram, di Makkah, Arab Saudi. Semua umat Islam dari seluruh dunia ini juga menghadap ke Ka'bah ketika melaksanakan shalat sehingga sering juga dikenal dengan nama kiblat (arah ketika shalat dan ibadah lainnya). 

isi dalam ka'bah

Menurut sejarahnya, ka'bah adalah bangunan suci yang dahulu dipugar oleh Nabi Ibrahim bersama putranya, Ismail ketika berada di Makkah atas perintah Allah SWT. Pada zaman Nabi Muhammad SAW (ketika belum diangkat menjadi Rasul), bangunan ini juga pernah direnovasi kembali akibat banjir bandang yang melanda kota Makkah pada saat itu. Saat itu, Rasulullah SAW turut andil dalam peletakkan batu Hajar Aswad pada salah satu sudut Ka'bah sehingga berhasil meredam perselisihan yang hampir saja terjadi. 

Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, bangunan ini kemudian diurus dan dipelihara oleh Bani Syaibah sebagai pemegang kunci Ka'bah dan administrasi, serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, hingga sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Makkah dan Madinah.

Bangunan yang memiliki ketinggian 13,10 m dengan sisi 11,03 m x 12,62 m ini merupakan monumen suci bagi umat Islam, sehingga tidak heran jika setiap muslim rindu dan berkeinginan untuk dapat mengunjunginya. Bahkan jika diperbolehkan masuk ke dalamnya. Meskipun begitu, tidak sembarang orang diperkenankan untuk masuk ke dalam bangunan ka'bah. Apakah anda penasaran ada apa isi di dalamnya?. 

Nah, untuk menjawab rasa penasaran anda, silahkan simak uraian singkat keterangan-keterangan di bawah ini.

Pertama: Di dalam ka'bah, terdapat sebuah lemari dengan posisi berada di depan pintu Ka'bah. Di atasnya, diletakkan aroma terapi dari asap kayu khusus untuk mengharumi ruang ka'bah. Bau minyak wangi dari campuran kasturi, kayu gaharu, dan minyak ambar yang digunakan dalam jumlah besar untuk membersihkannya, dan bau harum bekas minyak wangi itu terus menerus sepanjang tahun.

Kedua: Selain pintu utama, terdapat pula sebuah pintu dengan tangga yang terbuat dari alumunium dan kristal untuk menuju ke atap Ka'bah. Pintu  ini juga biasa disebut dengan nama pintu taubat. 

Ketiga: Lantai ka'bah ditutup dengan marmer berwarna putih ditengah, dan di bagian pinggir marmer berwarna hitam, dan di bagian yang tinggi pada tembok ka'bah marmer berwarna merah mawar, ketinggian dengan jarak empat meter tanpa menempel pada temboknya yang asli. 

Jarak yang tersisa -dari tembok yang bermarmer sampai atap (lima meter )-ditutupi oleh kain ka'bah berwarna hijau, tertulis di atas kain tersebut dengan tinta perak ayat-ayat Al-Qur'an yang mulia dan memanjang hingga menutupi atap ka'bah. 

Terdapat potongan marmer satu buah berwarna gelap yang menandai tempat sujud Rasulullah SAW. Dan terdapat potongan yang mirip dengan marmer tadi di tempat Multazam dimana Rasulullah SAW pernah menempelkan perutnya yang mulia dan pipinya yang kanan di tembok dalam keadaan mengangkat tangannya dan menangis (oleh karena inilah dinamakan Multazam). 

Keempat: Terdapat tiga tiang di bagian tengah dari kayu yang dipahat dengan keahlian untuk menyangga dengan ketinggian sekitar sembilan meter yang dihiasi dengan hiasan emas. 

Kelima: Beberapa lentera yang digantungkan terbuat dari tembaga dan perak serta kaca yang diukir dengan ayat-ayat Al-Qur'an peninggalan Khilafah Utsmaniah. 

Keenam: Kumpulan potongan marmer yang dikumpulkan dari setiap zaman, yakni dari zaman-zaman mereka yang melaksanakan perluasan Masjidil haram yang mulia. 

Pada saat ini diletakkan peralatan tangga mesin (man lift) untuk para petugas kebersihan di dalam ka'bah dengan pompa air tekanan tinggi untuk mencampur bahan-bahan pembersih. Ka'bah Al-Musyarrafah dicuci dari dalam sekali dalam setahun, pertama dengan air dan sabun kemudian setelah itu tembok bagian dalam dan lantainya diusap dengan minyak wangi dengan segala macamnya (kasturi, minyak ambar, dan kayu gaharu). Semoga Allah SWT memberikan rezeki kepada kita untuk dapat mengunjungi Kabah yang mulia. Aamin.

Selengkapnya