Makna Idul Fitri dan Penjelasannya

Makna Idul Fitri dan Penjelasannya

Idul fitri 2019

Bagi Umat Islam di Indonesia, hari raya Idul Fitri menjadi hari yang begitu istimewa. Perayaan Idul Fitri merupakan bentuk ekspresi kebahagiaan dan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah berhasil menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. 

Selain itu, Hari raya Idul Fitri juga menjadi momen penting bagi keluarga muslim untuk berkumpul kembali bersama keluarga atau sanak saudara yang terpisah karena pekerjaan, pernikahan atau lainnya. Tidak heran, di Indonesia dikenal istilah mudik atau pulang ke kampung halaman. Biasanya, dua minggu atau seminggu menjelang Idul Fitri, umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya Idul Fitri ini. 

Istilah Idul Fitri berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata yaitu 'iid ( عيد ) dan fithr ( فطر ). Dalam bahasa Arab, Kata Id berasal dari akar kata 'aadaya'uudu ( عاد - يعود) yang berarti kembali, sedangkan fitri memiliki dua makna, bisa berarti berbuka puasa (makan) dan bisa juga berarti suci. 

1. Mengenai kata fithri yang berarti buka puasa, hal ini berdasarkan pada makna kata ifthar, yang merupakan sighat mashdar dari afthara - yufthiru (أفطر - يُفْطِرُ) yang berarti buka puasa. Dalam sebuah hadits disebutkan:

Dari Anas bin Malik RA ia berkata: "Tidak sekalipun Nabi Muhammad SAW pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fithri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya" (dalam riwayat lain Nabi SAW makan kurma dalam jumlah ganjil)" (HR. Bukhari)

Dalam hadits lain juga disebutkan:

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Idul Fitri adalah hari dimana kalian berbuka, dan Idul Adha adalah hari dimana kalian berkurban." (HR. Ibnu Majah)

Dari dua hadits di atas dapat dipahami bahwa hari raya Idul Fitri merupakan hari dimana kita kembali berbuka atau makan setelah sebulan penuh kita menjalankan ibadah puasa. Bahkan sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri kita juga disunnahkan untuk makan atau minum walaupun sedikit. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri merupakan waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa.

Baca juga: 7 Amalan Sunnah Pada Hari Raya Idul Fitri

2. Sedangkan kata Fitri yang berarti suci atau bersih dari segala dosa sebagaimana bayi yang baru lahir, hal ini berdasar pada makna kata fithr yang berasal dari akar kata fathara-yafthiru (فطر - يفطِرُ) yang berarti suci, bersih. 

Dasar pendapat ini juga sebagaimana makna yang terkandung dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini:

"Tidaklah seorang anak dilahirkan, melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (bersih/ suci). Orangtuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi" (HR. Bukhari)

Makna fitri yang berarti suci atau bersih dari dosa ini juga sejalan dengan keutamaan yang diraih seseorang setelah menjalankan ibadah puasa. Dalam haditsnya yang terkenal Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq 'alaih).

Dari dua hadits di atas dapat dipahami bahwa dengan berakhirnya kita menjalankan kewajiban ibadah puasa di bulan Ramadhan, maka pada hari raya Idul Fitri kita telah kembali kepada keadaan suci, sehingga kita terbebas dari segala dosa yang telah terhapus karena kita telah menjalankan ibadah puasa dengan dilandasi iman dan semata-mata mengharapkan ridha dari Allah SWT. Hal ini juga berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai dari kewajiban berpuasa, yaitu menjadi manusia yang bertaqwa.

Dari penjelasan mengenai kedua makna fithri sebagaimana yang didasarkan pada hadits-hadits yang disebutkan di atas, maka kedua pendapat di atas adalah benar adanya. Kedua makna tersebut tidak bertentangan sama sekali dan justru kedua makna tersebut saling melengkapi. 

Artinya dapat dikatakan bahwa makna hari raya idul fitri adalah hari yang dianugerahkan oleh Allah kepada Umat Islam, dimana pada hari itu kita dikembalikan kepada fitrahnya menjadi suci dan bersih dari dosa karena mendapat ampunan dari Allah SWT, sekaligus Hari raya idul fitri juga merupakan hari bergembiranya Umat Islam dimana kita diperintahkan untuk makan dan minum (berbuka) sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. 
Mengenai bergembira pada perayaan hari raya, Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Abu Bakar RA pada saat hari raya Idul Fitri ketika ia sedang menghardik dua hamba sahaya perempuan yang mendendangkan syair di rumah Aisyah:

يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيْدًا وَإِنَّ الْيَوْمَ عِيْدُنَا

"Wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum mempunyai hari raya, dan sesungguhnya hari ini adalah hari raya kita." (HR. Nasa’I)

Selengkapnya
Asal Usul Kolak dan Makna Filosofisnya

Asal Usul Kolak dan Makna Filosofisnya

Kolak enak
gambar via instazu.com. 

Setiap memasuki bulan suci Ramadhan, kolak (kolek) menjadi salah satu menu berbuka yang sering kali kita jumpai. Rasanya yang manis menjadikannya cocok sebagai menu hidangan untuk buka puasa. Kolak juga bisa disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin, tergantung pada selera masing-masing. 

Hidangan dengan kuah santan kelapa dan gula yang rasanya manis ini biasanya dilengkapi dengan isian pisang, singkong, kolang-kaling dan lainnya. Selain rasanya yang mantap, kandungan gula pada kolak cukup ampuh untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Maka tak heran jika kolak seakan menjadi hidangan wajib yang selalu ada di bulan Ramadan.

Asal Usul Kolak


Mungkin dari kita jarang yang menduga bahwa kolak pada awalnya merupakan media pensyiaran Islam di tanah jawa lewat kuliner di masa lalu. Para Ulama pada masa lalu memang cukup kreatif dalam usaha untuk membuat masyarakat tertarik akan Islam. Mereka dakwah lewat berbagai media, seperti kesenian, tradisi budaya dan termasuk juga lewat kuliner. Penciptaan nama kolak sendiri konon berasal dari kata kholiq ( خَالِقُ ). 

Dalam bahasa Arab, kata kholiq "khaliq" maknanya adalah Sang Pencipta (alam semesta), dalam hal ini yaitu Allah SWT. Bagi yang pernah belajar ilmu sharaf (tata bahasa Arab), kata khaliq adalah bentuk isim fa'il dari fi'il madhi khalaqa ( خَلَقَ ) yang artinya (telah) menciptakan atau juga isim mashdar khalq ( خَلْقِ ) yang berarti penciptaan. Jadi, dari perubahan kata ini bisa dimungkinkan bahwa sebutan kolak memang berasal dari perubahan kata khaliq tersebut. Sehingga dengan demikian, penamaan kolak ini mengandung i'tibar agar kita senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, yaitu Allah SWT.

Jika kolak dibawa oleh penyebar Islam di masa lalu, apakah berarti hidangan kolak juga bukan hidangan asli Indonesia?. 

Menurut berbagai kalangan, hidangan kolak kemungkinan berasal dari negara Timur Tengah. Hal ini berdasarkan kesamaan masyarakat timur tengah yang menyukai hidangan manis seperti halnya masyarakat jawa. Hanya saja memang para Ulama penyebar Islam saat itu kemudian mengkreasikannya dengan bahan makanan lokal yang banyak ditemui di pulau Jawa. Maka dengan isian gula aren, pisang, ubi atau singkong jadilah kolak.

Pada mulanya, sajian kolak bukan merupakan hidangan pada bulan Ramadhan. Kolak pada mulanya hanya disajikan pada satu bulan menjelang bulan Ramadhan, yakni pada bulan Ruwah (Sya'ban). Pada bulan sya'ban, umat Islam diajak untuk mempersiapkan diri dalam menyongsong datangnya bulan suci ramadhan. 

Oleh karenanya, dengan mengambil filosofi kolak, umat Islam dihimbau untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, sehingga pada saatnya memasuki bulan Ramadhan, kita akan lebih khusyu' dan mantap dalam meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. Namun lama-kelamaan, kolak juga biasa disajikan pada bulan Ramadhan sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Bahkan kini kolak menjadi menu takjil favorit untuk berbuka puasa bagi masyarakat Indonesia.

Makna Filosofis Kolak


Selain makna sebutan kolak, ternyata dari bahan-bahan yang ada pada sajian kolak juga mempunyai makna filosofis yang dalam. Bahan yang paling umum dari kolak adalah pisang. Biasanya pisang yang digunakan untuk isian kolak adalah pisang kepok (kapok). 

Pisang kepok atau di jawa juga biasa disebut pisang kapok ini memiliki makna filosofis bahwa kita harus kapok atau jera dalam melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Sehingga dengan jera dan menyesal, kita mestinya segera bertaubat mohon ampun kepada Allah SWT.

Selain pisang kapok, bahan lain yang biasa digunakan dalam kolak adalah ubi atau dalam bahasa jawa disebut telo kependem. Makna filosofisnya adalah bahwa kita harus mengubur (memendam) dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat, dengan memperbanyak amal-amal shaleh yang dapat menghapus dosa-dosa yang telah lampau. 

Hal ini juga selaras dengan keutamaan dari berpuasa di bulan ramadhan, di mana disebutkan bahwa jika kita berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ampunan Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu.

Pada awalnya, kolak memang hanya menggunakan pisang kepok atau ubi sebagai isiannya. Namun seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai berinovasi dengan bahan-bahan lain. Bahkan sekarang tampilan kolak pun semakin mewah dan beragam. Sekarang banyak dijumpai kolak yang isinya bervariasi ada kolang-kaling, nangka, durian, dan berbagai macam toping lainnya. Meski dengan variasi dan isian yang berbeda-beda, semoga dengan mengambil makna filosofisnya, kita bisa semakin mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, Allah SWT.

Hingga kini, kudapan manis bersantan ini begitu populer terutama saat di bulan Ramadhan. Bahkan kini sajian kolak bukan hanya menjadi tradisi orang Jawa, beberapa daerah di nusantara bahkan beberapa negara di Asia Tenggara pun memiliki hidangan yang berjenis hampir sama dengan kolak. Dan setiap bulan Ramadhan, kolak menjadi sajian yang begitu dicari sebagai hidangan takjil untuk berbuka puasa.


Selengkapnya
Beberapa Fadhilah dan Keistimewaan Bulan Ramadhan

Beberapa Fadhilah dan Keistimewaan Bulan Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhaan, bulan suci penuh berkah yang ditunggu-tunggu telah datang kembali. Bagi segenap umat Islam, bulan Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Oleh karenanya, alangkah indahnya jika setiap muslim menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai ladang ibadah dan berbuat amal kebajikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

ramadhan penuh berkah

Peristiwa Bersejarah


Dalam sejarah Islam, bulan Ramadhan juga menyimpan peristiwa penting bagi umat Islam. Salah satunya yaitu peristiwa perang Badar yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 H/624 M. Kemenangan gemilang berhasil diraih kaum Muslimin meski hanya dengan 313 tentara dan dua tentara berkuda, sedangkan tentara kafir berjumlah 900-1000 orang dengan 100 tentara berkuda. Peristiwa ini termasuk tonggak sejarah Islam yang tak boleh dilupakan oleh seorang Muslim. 

Bukan itu saja, peristiwa fathu Makkah dimana kota Makkah dapat dikuasai oleh Nabi Muhammad SAW juga diyakini terjadi pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 H/631 M. Selain kedua peristiwa tersebut, bulan Ramadhan juga merupakan bulan turunnya Al-Qur'an yang menurut Jumhur Ulama terjadi pada malam 17 Ramadhan. Rasulullah SAW menerima wahyu pertamanya di gua Hira pada 17 Ramadhan 12 SH bertepatan dengan 6 Agustus 610 M. Untuk itulah setiap tanggal 17 Ramadhan biasa diperingati sebagai malam Nuzulul Quran

Fadhilah-Fadhilah Bulan Ramadhan


Ada banyak fadhilah yang tentunya mesti kita maksimalkan dalam menyambut dan mengisi bulan Ramadhan ini. Ibnu Khuzaimah pernah meriwayatkan sebuah hadits yang berasal dari Salman RA bahwa suatu ketika di akhir bulan Sya'ban, Rasulullah SAW pernah berpidato menerangkan keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan. Isi pidato tersebut antara lain menyebutkan:

a. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh barokah, karena di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul qadr).

b. Allah SWT menjadikan puasa Ramadhan sebagai puasa wajib bagi setiap muslim dan shalat malamnya (tarawih) merupakan amaliyah yang amat Dia sukai.

c. Taqarrub ilallaah dengan amal kebajikan di bulan Ramadhan yang termasuk wajib akan dilipat gandakan pahalanya hingga 70 kali, sedangkan yang bukan wajib mendapat pahala bagaikan amaliyah wajib.

d. Ramadhan dikategorikan bulan sabar yang balasannya adalah surga.

e. Pada bulan Ramadhan, Allah SWT menganugerahkan pertolongan dan menambah rizqi bagi orang mukmin.

f. Orang yang memberi makan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia akan memperoleh ampunan dan pahala seperti perolehan pahala puasa orang yang diberi makan.

g. Ramadhan dijadikan sebagai bulan yang diawali dengan rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya kebebasan dari neraka.

h. Di bulan Ramadhan, orang yang meringankan beban tugas pembantunya memperoleh pahala ampunan.

i. Selama bulan Ramadhan agar memperbanyak dua hal yang menyebabkan Allah ridha, yaitu mengakui tiada Tuhan selain Allah dan senantiasa mohon ampunan (istighfar) kepadaNya.

j. Di Bulan Ramadhan kita juga memperbanyak permohonan berupa surga dan berlindung dari siksa neraka.

Sebuah hadits riwayat Ahmad, Al Bazzar, dan Al Baihaqi dari Jabir RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Umatku telah dianugerahi 5 hal secara khusus yang ummat lain belum pernah mendapatkannya, yaitu:

a. Di permulaan bulan Ramadhan Allah melihat kepada ummatku, barang siapa Allah melihat kepadanya, niscaya tidak diadzab selamanya. 

b. Bau mulut mereka (orang yang berpuasa) di petang hari lebih wangi di sisi Allah dari bau minyak kasturi/minyak wangi. 

c. Para malaikat memohonkan ampun untuk mereka siang dan malam. 

d. Allah menyuruh kepada surgaNya serta berfirman: 'Bersiaplah kamu dan berhiaslah kamu untuk hamba-hambaKu dan kemuliaanKu'.

e. Pada akhir bulan Ramadhan, Allah mengampuni semua dosa para hambaNya sebagai imbalan yang pantas atas ibadah mereka". 
Itulah di antara beberapa fadhilah dan keistimewaan bulan Ramadhan. Tentu masih ada banyak fadhilah-fadhilah ramadhan lainnya sebagaimana yang sering kita dengar dari ceramah para Kyai atau Ustadz mengenai hal ini. Begitu istimewanya bulan Ramadhan, sampai-sampai Nabi SAW dalam salah satu haditsnya pernah bersabda, "Jika manusia mengetahui kebaikan-kebaikan yang ada di bulan Ramadhan, maka mereka akan mengusulkan agar satu tahun dijadikan bulan Ramadhan seluruhnya".
 
Selengkapnya
Sejarah Awal Mula Disyariatkannya Puasa Ramadhan

Sejarah Awal Mula Disyariatkannya Puasa Ramadhan

Ramadhan karim

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Islam. Pada bulan Ramadhan, semua umat Islam di seluruh dunia diperintahkan untuk berpuasa sebulan penuh lamanya. Bahkan kewajiban puasa Ramadhan merupakan salah satu pilar dari 5 rukun Islam. Sebagai umat Islam, kita mesti tahu awal mula sejarah disyariatkannya puasa.

Awal Mula Syariat Puasa


Menurut sejarahnya, awal mula disyariatkannya puasa ramadhan bagi umat Islam terjadi pada 10 sya'ban tahun kedua hijriah, tepatnya yaitu satu setengah tahun setelah kaum Muslimin hijrah dari Makkah menuju Madinah. Disyariatkannya kewajiban puasa ini juga terjadi setelah peristiwa pemindahan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram. Kewajiban puasa Ramadhan didasari atas turunnya surat al Baqarah ayat 186 yang berbunyi:

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(QS. Al-Baqarah, 183)

Selain bunyi teks yang menunjukan perintah puasa, ayat di atas juga menerangkan bahwa kewajiban puasa sebenarnya sudah diterapkan atas umat Nabi-Nabi terdahulu sebelum kita. Hanya caranya saja berbeda dengan kita. Pada masa lalu, umat Nasrani juga pernah diwajibkan berpuasa Ramadhan, akan tetapi mereka menambahkan jumlah harinya menjadi 50 hari. Namun karena pada bulan Ramadhan cuaca menjadi sangat panas, maka waktunya pun diperpendek dan dipindahkan pada musim semi.

Selain umat Nasrani, umat yahudi juga pernah diwajibkan berpuasa. Bahkan puasa mereka tidak sekedar menahan lapar dan minum dari pagi hingga sore hari, melainkan mereka juga melaksanakan puasanya dengan cara sambil berbaring diatas pasir dan debu. Pada masa jahiliyah, penduduk Quraisy Makkah juga memiliki tradisi puasa asyura’ atau pada tanggal 10 bulan Muharram.

Berpuasa pada bulan Asyura sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Quraisy. Sebelum turunnya ayat yang memerintahkan kewajiban puasa pada bulan Ramadhan, umat Islam pun biasa berpuasa wajib pada 10 Muharram atau hari Asyura. Ketika Nabi hijrah dan tiba di Madinah, beliau juga mendapati orang-orang Yahudi di sana berpuasa pada 10 Muharram tersebut.

Menurut kaum Yahudi, pada 10 Muharram Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari serangan Raja Fira’un. Sebagai tanda ungkapan syukur, Nabi Musa kemudian berpuasa pada 10 Muharram. Pada kenyataannya, Nabi Muhammad pun memerintahkan umat Islam saat itu agar berpuasa pada tanggal 10 Muharram.

Saat turun perintah untuk berpuasa Ramadhan, Rasulullah pun langsung memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa bagi yang mampu. Diawal pelaksanaannya, umat islam memiliki dua pilihan yakni berpuasa atau tidak berpuasa. Bagi yang tidak berpuasa diwajibkan membayar fidyah. Ibnu Umar RA berkata:

"Dahulu, orang-orang Quraisy berpuasa di hari 'Asyura di masa jahiliyyah. Rasulullah SAW juga berpuasa di hari tersebut. Ketika beliau tiba di Madinah, beliau mengerjakan puasa ‘Asyura dan memerintahkan kepada para sahabat untuk berpuasa. Ketika puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah meninggalkan puasa 'Asyura. Barangsiapa yang ingin berpuasa, maka dia mengerjakannya. Dan barangsiapa yang tidak ingin berpuasa, maka mereka meninggalkannya."(HR. Bukhari dan Muslim)

Namun seiring berjalannya waktu, dengan keimanan semakin tertancap di dada kaum Muslimin, berpuasa di bulan Ramadhan pun menjadi kewajiban bagi semua umat Islam sebagaimana perintah dari Allah SWT, terkecuali bagi mereka yang mempunyai halangan Uzur Syar’i.

Awal Mula Waktu Berbuka


Pada awal diwajibkannya puasa, waktu untuk berbuka adalah dari tenggelam matahari sampai tertidur di malam hari. Jika sudah tidur, maka waktu berbuka sudah habis, meskipun masih malam (belum terbit fajar) dan belum menyantap makanan. Sebuah riwayat menyebutkan:

"Dahulu jika sahabat Nabi SAW berpuasa dan tiba waktu berbuka, dan mereka tidur sebelum berbuka puasa, maka tidak boleh makan di waktu malam dan siang hari (berikutnya) sampai sore hari lagi. Qais bin Shirmah Al-Anshari pernah berpuasa, dan ketika tiba waktu berbuka dia mendatangi istrinya dan bertanya, "Apakah ada makanan?" 

Istrinya menjawab, "Tidak, namun aku akan pergi mencarikan makanan untukmu". Karena kelelahan sehabis bekerja seharian, Qais pun tertidur ketika menunggu istrinya mencari makanan. Ketika istrinya kembali dan Qais telah tertidur, maka hilanglah kesempatan bagi Qais untuk berbuka.

Pada siang harinya, Qais pun menceritakan hal ini kepada Rasulullah SAW. Kemudian turunlah ayat:

"...... Dan makan minumlah sehingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar." (QS. Al-Baqarah, 187)

Para sahabat pun sangat gembira dengan ini. Sejak saat itulah, waktu untuk berbuka ditentukan dari tenggelamnya matahari sampai terbitnya waktu fajar (termasuk untuk makan sahur). 

Perbedaan Puasa Umat Islam dengan Puasa Ahli Kitab


Perbedaan yang mendasar antara puasa umat islam dengan umat yang lain adalah adanya perintah makan sahur sebelum fajar. Dalam sebuah riwayat Rasulullah S.A.W pernah bersabda: 

"Perbedaan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah pada makan sahur…" (HR Muslim)

Selain itu, puasa yang dijalankan Umat Islam pada bulan Ramadhan berlangsung selama satu bulan penuh, sedangkan ahli kitab melakukannya di luar Ramadhan. Dalam Hadist riwayat Abu Hurairah,  Rasulullah S.A.W pernah bersabda: 

"…Sungguh, telah datang bulan Ramadhan, bulan yang diberkati. Allah telah memerintahkan kepada kalian untuk berpuasa di dalamnya…" (HR Ahmad dan Nasa’i)



Selengkapnya
Tips dan Cara Membuat Tanaman Bonsai di Rumah

Tips dan Cara Membuat Tanaman Bonsai di Rumah

Bagi orang pandai dan berwawasan luas seperti anda, pastinya pernah mendengar istilah bonsai. Bonsai adalah sebuah teknik mengerdilkan tanaman di dalam pot dangkal dengan tujuan untuk membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas. Teknik asal Jepang ini biasa diterapkan pada beragam jenis tanaman, seperti pohon sakura, pohon beringin, pohon kelapa, dan sebagainya. 

tanaman bonsai 1
via pixabay

Bonsai termasuk seni pemangkasan tanaman atau pohon yang sudah sejak lama ada di Indonesia. Bahkan di tanah air, popularitas tanaman bonsai nampaknya tidak pernah redup. Hal ini menjadikan tanaman bonsai memiliki peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Apalagi, semakin unik bentuknya maka semakin tinggi juga harga jualnya. 

Nah bagi para pemula, tentu harus banyak belajar mengenai cara membuat bonsai yang tepat agar tumbuh subur. Oleh karena itu, kami akan membagikan cara membuat bonsai yang mudah untuk pemula. Anda bisa memulainya dengan menerapkan lima cara membuat bonsai di bawah ini. 

1. Memilih Tanaman Yang Tepat


Ada beragam jenis tanaman yang bisa dibonsai. Tanaman yang bisa dijadikan bonsai di antaranya adalah tanaman dikotil dan memiliki usia panjang, seperti misalnya bonsai pohon serut. Selain itu, tanaman yang akan dijadikan bonsai juga harus memiliki daya tahan yang baik karena dalam cara membuat bonsai akan melibatkan penggunaan kawat, pemotongan batang, minim nutrisi, dan akan berada di wadah atau pot yang sempit dalam waktu lama. 

2. Memahami Media Tanam Bonsai


Keterbatasan ukuran wadah tanam membuat bonsai memiliki persediaan nutrisi yang terbatas juga. Dengan demikian, dalam cara membuat bonsai, media tanam memiliki peran yang sangat penting untuk kelangsungan hidup tanaman bonsai. Dalam cara membuat tanaman bonsai ini, penggunaan pasir dapat mencegah air menggenangi akar terlalu lama. 

bonsai 2
via pixabay

Jika anda ingin menggunakan tanah sebagai media tanam, pilihlah tanah dari gunung atau tanah merah yang gembur. Selain itu, supaya bonsai tumbuh semakin subur, jangan lupa untuk menggunakan pupuk yang kaya akan manfaat. Pupuk kompos diketahui mengandung unsur hara yang dapat membuat bonsai berkembang sesuai dengan gen tanaman aslinya. 

3. Menanam dan Memelihara Bonsai


Pada tahap selanjutnya dalam cara membuat bonsai ini, anda bisa menanam batang tanaman yang akan dijadikan bonsai pada sebuah pot. Pastikan Lapisan atas media tanam harus subur dan gembur, tapi tidak boleh lebih dari 35 cm. Sementara itu, lapisan keduanya harus bersifat lunak dan mampu menyalurkan air dengan baik, sedangkan pada lapisan ketiga biasanya dicampur bebatuan yang kedap air. 
Selain itu, pot tanaman bonsai sebaiknya diletakkan di tempat yang teduh, tidak terkena banyak angin, dan jauh dari jangkauan anak atau hewan peliharaan. Saat pemberian air, gunakan penyiram tanaman berupa alat semprot supaya lebih mudah dalam mengontrol jumlah air. 

4. Cara Membuat Bonsai Menjadi Bentuk Yang Diinginkan


Butuh kesabaran yang ekstra untuk membuat bonsai menjadi bentuk yang diinginkan. Anda bisa mulai membentuknya saat batang sudah kuat dan mulai bertumbuh. Bentuklah kerangka dasar atau bayangan bentuknya terlebih dulu. Setelah itu, gunakan bantuan kawat, tali rafia, gunting dahan, pisau, dan tang. Potonglah bagian ranting yang tidak diinginkan, lalu ikatkan ranting lainnya dengan kawat dan arahkan sesuai keinginan. 

Jika diperhatikan, konsepnya ini hampir mirip dengan menggiring tanaman merambat menggunakan tiang-tiang. Pemakaian kawat juga sangat membantu untuk menjaga ukuran batang tetap kerdil. Tahapan cara membuat bonsai yang satu ini wajib dilakukan setiap saat karena tanaman bonsai pun senantiasa bertumbuh setiap saat.

5. Menyempurnakan Bentuk Bonsai


Bentuk bonsai yang sempurna umumnya didapatkan setelah bertahun-tahun. Oleh karena itu, butuh proses yang tidak sebentar untuk mendapatkan hasil tanaman bonsai sebagaimana yang diinginkan. Bonsai yang sempurna dapat dinilai dari keseimbangan bentuk, artinya ukuran bunga dan batang bonsai idealnya mesti seimbang bagaikan tanaman aslinya. Daun-daunnya pun harus rindang dan lebat.

tanaman bonsai 3
via istockphoto

Demikianlah lima cara untuk membuat bonsai untuk pemula. Kuncinya adalah sabar, telaten, dan jangan mudah menyerah, karena para profesional pun membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan bonsai yang sempurna. Selamat mencoba. (Sumber: Suara Merdeka)

Selengkapnya
Keutamaan-Keutamaan Hari Senin Yang Mestinya Kita Ketahui

Keutamaan-Keutamaan Hari Senin Yang Mestinya Kita Ketahui

Pada dasarnya semua hari itu baik. Hanya saja, kadang kala kita membencinya karena suatu alasan. Termasuk hari Senin yang biasanya dibenci orang hanya karena hari Senin adalah hari dimana saatnya orang-orang kembali bekerja setelah menikmati libur akhir pekan (weekend). Memang terkadang kita menjadi malas untuk kembali bekerja setelah nyaman dengan waktu liburan. 

kaligrafi hari senin

Padahal jika kita cermati dan pahami, justru hari Senin memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri yang berbeda dengan hari-hari lainnya. Bagi umat Islam sendiri, Senin termasuk hari yang dihormati serta dimuliakan karena merupakan hari kelahiran Baginda Besar Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya itu saja, masih ada banyak keutamaan hari Senin lainnya yang masih banyak orang belum mengetahuinya.

Nah, Santos Blog kali ini ingin berbagi pengetahuan mengenai beberapa keutamaan hari Senin dalam Islam. Harapannya, tentu saja agar kita semua lebih semangat dalam menyambut dan menyongsong datangnya hari Senin. 

1. KELAHIRAN DAN WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW


Hari Senin merupakan hari dimana Baginda Rasul dilahirkan dan juga hari beliau wafat. Semua umat Islam pasti tahu bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi yang berjasa besar dalam mengentaskan umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam ini. Selain itu, beliau juga merupakan manusia paling sempurna yang menjadi suri tauladan bagi kita semua. 

Tentang keutamaan figur Nabi ini juga disebutkan salah satunya dalam Al Qur'an yang artinya, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (QS. Al Ahzab ayat 21). 

2. DISUNNAHKAN PUASA SENIN DAN KAMIS


Di antara keutamaan hari Senin berikutnya yaitu kesunnahan puasa di dalamnya. Hal ini juga sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang tidak pernah meninggalkan amalan puasa sunnah hari Senin untuk menyampaikan rasa syukur beliau. Tidak hanya pada hari Senin, beliau juga rutin berpuasa pada hari Kamis sehingga kita juga disunnahkan untuk mengikuti sunnah Rasul ini. 

Seseorang yang melakukan puasa di hari Senin dan Kamis akan mendapatkan pahala yang amat besar. Dalam salah satu haditsnya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Amal-amal manusia diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR Tirmidzi)

3. DIBUKANYA PINTU-PINTU SURGA


Setiap tahunnya Allah SWT membukakan pintu surga pada bulan Ramadhan. Sedangkan setiap pekan, Allah membukakan pintu-pintu surga pada hari Senin dan Kamis. Oleh karenanya, setiap muslim hendaknya hari-harinya selalu diisi dengan perbaiki diri dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan kualitas ketaqwaannya kepada Allah SWT. 

Dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda: "Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.

4. DITURUNKANNYA AL QUR'AN


Al Qur'an merupakan kitab suci yang mempunyai kedudukan utama bagi seluruh umat Islam. Selain itu, Al Qur'an juga menjadi pedoman dan sumber utama dalam menentukan hukum dan persoalan-persoalan hidup lainnya. Kaitan hari Senin dengan Al Qur'an di antaranya yaitu bahwa hari Senin merupakan hari dimana wahyu Al Qur'an pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW. 

Banyak riwayat menyebutkan bahwa wahyu Al-Qur'an diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW pada hari Senin 17 Ramadhan di gua hira. Dari hadits Abu Qatadah al-Anshary RA yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, hari aku diutus, dan hari diturunkannya al Qur'an kepadaku.” 

5. SELURUH DOSA DIAMPUNI


Keutamaan lainnya dari hari Senin yang tidak dimiliki oleh hari-hari yang lain adalah diampuninya dosa-dosa seorang muslim. Seperti telah disinggung di atas, Senin dan kamis adalah hari dimana pintu-pintu surga dibuka sehingga pada kedua hari tersebut, seluruh dosa-dosa yang telah dilakukan oleh umat muslim akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT, kecuali bagi mereka yang sedang bermusuhan.

Sebuah riwayat dari kisah Abu Bakar RA juga menyebutkan mengenai keutamaan bagi orang yang meninggal dunia pada hari yang sama sebagaimana Rasulullah SAW wafat (hari Senin). Oleh sebab demikian, hendaknya seorang Muslim senantiasa memperbanyak membaca istighfar dan meminta ampunan pada hari Senin. 

Itulah di antara beberapa keistimewaan atau keutamaan hari Senin yang dapat kita jadikan pengingat setiap menyambut datangnya hari tersebut. Tidak seharusnya seseorang benci dengan hari Senin, karena hari tersebut memiliki banyak keutamaan yang luar biasa. Semoga bermanfaat.

Selengkapnya
Es Gempol Pleret, Kuliner dari Kota Solo Yang Nikmat dan Menyegarkan

Es Gempol Pleret, Kuliner dari Kota Solo Yang Nikmat dan Menyegarkan

Cuaca panas terik menyengat memang membuat gerah sehingga tubuh menjadi berpeluh dan berkeringat. Pada saat seperti ini, maka yang paling cocok adalah menikmati minuman yang dingin dan menyegarkan. Ada banyak sajian minuman dingin menyegarkan di jagat raya ini. Namun pada kesempatan kali ini, kita akan coba mengulik kuliner minuman dari kota Solo yaitu es gempol pleret. 

es gempol pleret
via shutterstock

Es Gempol Plered dan Cara Membuatnya


Es Gempol Pleret merupakan salah satu kuliner tradisional kota Surakarta yang legendaris. Akan tetapi, saat ini sudah sedikit sekali pedagang yang menjual kuliner unik nan menyegarkan ini. Meski umumnya kuliner ini disebut berasal dari kota Solo, sebetulnya ada banyak klaim mengenai asal mula dari sajian kuliner ini. Minuman yang hampir serupa juga dapat ditemukan di kota-kota lain seperti Semarang, Yogyakarta, Bandung, hingga Jakarta. 


Sekilas, es gempol pleret ini memang mirip dengan es dawet yang disajikan dalam mangkuk. Tapi jika dilihat dari kuah dan isiannya, antara gempol pleret dan dawet jelas sekali bedanya. Jika es dawet menggunakan kuah berupa santan yang ditambahkan saus gula merah, maka es gempol pleret biasanya menggunakan saus santan sehingga terlihat putih bersih. Selain itu, isian dawet didominasi warna hijau dengan bentuk isian memanjang, sedangkan isian gempol pleret berbentuk bulatan dan lembaran yang dibentuk mirip bunga. 

Es gempol pleret adalah kuliner berbahan tepung beras, santan, dan gula cair. Pleret terbuat dari tepung beras yang dibuat adonan kemudian dibentuk menjadi lembaran tipis menyerupai kulit pangsit, setelah itu dikukus hingga matang. Sedangkan gempol merupakan bulatan berwarna putih yang ada di dalam semangkuk sajian minuman. Ada juga yang menyebut gempol sebagai bakso beras karena proses pembuatan gempol yang mirip dengan proses pembuatan bakso. 

Adonan Gempol dan pleret ini kemudian disiram dengan menggunakan kuah santan dan gula cair lalu ditambahkan es sehingga jadilah es gempol pleret. Untuk menyajikan es gempol plered ini, jangan lupa tambahkan sedikit garam sebagai penguat rasa gurih dan manis. Selain itu, sebagai pelengkap seringkali ada juga yang menambahkan irisan buah nangka atau tape ketan agar terasa lebih lengkap, nikmat dan mantap. 

es gempol pleret Solo
via shutterstock

Minuman ini memang sangat cocok untuk mengusir dahaga. Rasa gurih gempol dan pleret akan berpadu dengan manisnya kuah santan yang sudah diberi gula, sehingga tercipta cita rasa es gempol pleret yang akan membuat ketagihan. Penambahan potongan es batu yang dingin semakin membuatnya segar sehingga lidah serasa ingin menyantapnya lagi dan lagi. Minuman ini memang terasa begitu menggoda, terutama ketika haus melanda di hari yang panas.

Memang sedikit membingungkan apakah kuliner ini termasuk minuman atau makanan. Ada yang menyebut es gempol pleret ini sebagai minuman karena penyajiannya yang dingin menyegarkan. Tetapi ada juga yang menyebutnya makanan karena mengenyangkan ketika dinikmati. Untuk bisa menemukan sajian menyegarkan ini, anda bisa mencarinya di sekitar kota Solo seperti di pintu masuk Pasar Gedhe Solo, dekat pertigaan Tugu Lilin Laweyan atau di pasar Klewer. Semoga bermanfaat.

Selengkapnya
Ada Apa (Isi) di Dalam Ka'bah?

Ada Apa (Isi) di Dalam Ka'bah?

Sesungguhnya, Ka'bah memiliki kecintaan yang amat besar di hati setiap muslim. Ka'bah adalah sebuah bangunan berbentuk kubus yang berada di tengah-tengah masjid paling suci bagi umat Islam yaitu Masjidil Haram, di Makkah, Arab Saudi. Semua umat Islam dari seluruh dunia ini juga menghadap ke Ka'bah ketika melaksanakan shalat sehingga sering juga dikenal dengan nama kiblat (arah ketika shalat dan ibadah lainnya). 

isi dalam ka'bah

Menurut sejarahnya, ka'bah adalah bangunan suci yang dahulu dipugar oleh Nabi Ibrahim bersama putranya, Ismail ketika berada di Makkah atas perintah Allah SWT. Pada zaman Nabi Muhammad SAW (ketika belum diangkat menjadi Rasul), bangunan ini juga pernah direnovasi kembali akibat banjir bandang yang melanda kota Makkah pada saat itu. Saat itu, Rasulullah SAW turut andil dalam peletakkan batu Hajar Aswad pada salah satu sudut Ka'bah sehingga berhasil meredam perselisihan yang hampir saja terjadi. 

Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, bangunan ini kemudian diurus dan dipelihara oleh Bani Syaibah sebagai pemegang kunci Ka'bah dan administrasi, serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, hingga sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Makkah dan Madinah.

Bangunan yang memiliki ketinggian 13,10 m dengan sisi 11,03 m x 12,62 m ini merupakan monumen suci bagi umat Islam, sehingga tidak heran jika setiap muslim rindu dan berkeinginan untuk dapat mengunjunginya. Bahkan jika diperbolehkan masuk ke dalamnya. Meskipun begitu, tidak sembarang orang diperkenankan untuk masuk ke dalam bangunan ka'bah. Apakah anda penasaran ada apa isi di dalamnya?. 

Nah, untuk menjawab rasa penasaran anda, silahkan simak uraian singkat keterangan-keterangan di bawah ini.

Pertama: Di dalam ka'bah, terdapat sebuah lemari dengan posisi berada di depan pintu Ka'bah. Di atasnya, diletakkan aroma terapi dari asap kayu khusus untuk mengharumi ruang ka'bah. Bau minyak wangi dari campuran kasturi, kayu gaharu, dan minyak ambar yang digunakan dalam jumlah besar untuk membersihkannya, dan bau harum bekas minyak wangi itu terus menerus sepanjang tahun.

Kedua: Selain pintu utama, terdapat pula sebuah pintu dengan tangga yang terbuat dari alumunium dan kristal untuk menuju ke atap Ka'bah. Pintu  ini juga biasa disebut dengan nama pintu taubat. 

Ketiga: Lantai ka'bah ditutup dengan marmer berwarna putih ditengah, dan di bagian pinggir marmer berwarna hitam, dan di bagian yang tinggi pada tembok ka'bah marmer berwarna merah mawar, ketinggian dengan jarak empat meter tanpa menempel pada temboknya yang asli. 

Jarak yang tersisa -dari tembok yang bermarmer sampai atap (lima meter )-ditutupi oleh kain ka'bah berwarna hijau, tertulis di atas kain tersebut dengan tinta perak ayat-ayat Al-Qur'an yang mulia dan memanjang hingga menutupi atap ka'bah. 

Terdapat potongan marmer satu buah berwarna gelap yang menandai tempat sujud Rasulullah SAW. Dan terdapat potongan yang mirip dengan marmer tadi di tempat Multazam dimana Rasulullah SAW pernah menempelkan perutnya yang mulia dan pipinya yang kanan di tembok dalam keadaan mengangkat tangannya dan menangis (oleh karena inilah dinamakan Multazam). 

Keempat: Terdapat tiga tiang di bagian tengah dari kayu yang dipahat dengan keahlian untuk menyangga dengan ketinggian sekitar sembilan meter yang dihiasi dengan hiasan emas. 

Kelima: Beberapa lentera yang digantungkan terbuat dari tembaga dan perak serta kaca yang diukir dengan ayat-ayat Al-Qur'an peninggalan Khilafah Utsmaniah. 

Keenam: Kumpulan potongan marmer yang dikumpulkan dari setiap zaman, yakni dari zaman-zaman mereka yang melaksanakan perluasan Masjidil haram yang mulia. 

Pada saat ini diletakkan peralatan tangga mesin (man lift) untuk para petugas kebersihan di dalam ka'bah dengan pompa air tekanan tinggi untuk mencampur bahan-bahan pembersih. Ka'bah Al-Musyarrafah dicuci dari dalam sekali dalam setahun, pertama dengan air dan sabun kemudian setelah itu tembok bagian dalam dan lantainya diusap dengan minyak wangi dengan segala macamnya (kasturi, minyak ambar, dan kayu gaharu). Semoga Allah SWT memberikan rezeki kepada kita untuk dapat mengunjungi Kabah yang mulia. Aamin.

Selengkapnya
Mengenal Sansiviera, Tanaman Hias Unik Yang Ampuh Mengusir Polutan

Mengenal Sansiviera, Tanaman Hias Unik Yang Ampuh Mengusir Polutan

Jika anda sedang mencari tanaman hias untuk mempercantik hunian anda, maka saya sarankan anda untuk coba melirik dan memilih tanaman Sansiviera. Apa itu sansiviera?. Ya, mungkin anda masih asing ketika mendengar namanya, tapi tanaman ini dikenal mempunyai sejumlah kelebihan yang membuatnya layak untuk tampil dan bergaya di taman, teras halaman, atau dalam ruangan di rumah anda. 

lidah mertua
via shutterstock

Di Indonesia, Sansiviera punya sebutan yang lumayan unik yaitu "lidah mertua". Masyarakat dari negara tetangga, Malaysia, pun juga punya sebutan tidak kalah aneh untuk tanaman ini, yaitu "lidah jin". Sementara itu, sebagian kalangan lebih suka menyebutnya tanaman ular. Memang, motif hijau lurik pada tanaman ini membuatnya tampak seperti kulit ular. Terserah anda mau pilih sebutan yang mana, atau anda justru bingung karena semuanya menyeramkan?. Hahaha. 

Sansiviera sendiri sejatinya merupakan tanaman hias yang berparas cantik meskipun memiliki aura yang kaku dan keras. Oleh karena itu, jika anda hendak menanamnya di taman, sebaiknya disandingkan dengan tumbuhan lain yang memiliki aura lembut agar tampak lebih ramah dan bersahabat. 

Pengusir Polutan


Tanaman yang masih sekeluarga dengan kaktus ini telah sejak lama dibudidayakan orang. Selain parasnya yang cantik, tumbuhan ini juga mampu mengusir polutan. Jadi, jika anda menginginkan kualitas udara di dalam dan sekitar rumah senantiasa terjaga, sansiviera merupakan pilihan tepat. Anda bisa meletakkannya di sudut dapur atau kamar mandi untuk meredam aroma tak sedap dan hawa tak segar. 

Atau jika suatu kali anda mengecat ruangan dan agak terganggu dengan aroma cat yang menyengat, letakkan saja sansiviera di ruangan itu. Hanya dalam semalam, aroma cat akan hilang. Biasanya, setelah bekerja keras menyerap polutan, daun sansiviera akan tampak berdebu atau kotor. Agar kembali cantik, anda tinggal membersihkan permukaan daunnya dengan lap basah. Selain mampu meredam polutan, Sansiviera konon juga bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. 

Mengenal Sansiviera, Tanaman Hias Unik Yang Ampuh Mengusir Polutan
via shutterstock

Sebagai tanaman hias, Sansiviera dapat ditanam secara berkelompok di taman, bisa juga tampil sebagai tanaman pot. la memiliki beragam jenis dan bentuk. Setidaknya ada sekitar 600 jenis Sansiviera, salah satu yang sangat populer adalah Sansiviera trifasciata. Jenis ini memang punya paras cantik, tinggi, langsing, dan runcing, dengan kombinasi warna hijau dan kuning. 
Jenis lainnya adalah Sansiviera ballyi yang memiliki batang pendek dan tertutup oleh daun hijau gelap. Ada pula Sansiviera asli Indonesia, yakni Sansiviera javanica. Yang satu ini memiliki postur pendek, daun ramping, dan warna mirip Sansiviera trifasciata. Bedanya, ujung daun dari Sansiviera javanica ini menggulung seperti lilitan ekor naga dengan panjang sekitar 20-40 cm dan lebar 2-3 cm. Di negeri kita, tanaman ini mudah ditemui di daerah Kepulauan Seribu.

Tahan Banting


Sepadan dengan sosoknya yang keras, Sansiviera termasuk tumbuhan tahan banting. la tak akan merongrong waktu dan ketelatenan anda untuk merawatnya agar tumbuh subur. Singkatnya, Sansiviera tidak butuh perawatan rumit. Tak disiram beberapa hari pun tetap segar. Maklumlah, sebagai keluarga tanaman sukulen (kaktus), tanaman ini memang tidak boleh diguyur banyak air. 

Untuk mendapatkan warna yang cerah, sebaiknya tempatkan Sansiviera di tempat yang cukup terkena sinar matahari. Mungkinkah menempatkannya di dalam ruangan? Tentu saja. Bahkan, sansiviera termasuk tanaman hias yang kerap ditampilkan sebagai penghias interior. Cukup keluarkan seminggu sekali agar mendapatkan pancaran sinar mentari. Lalu, masukkan kembali tanaman yang berkembang biak melalui umbi lapis ini ke dalam ruangan. 

lidah mertua sansivera
via metropolitan.id

Anda tertarik untuk menanamnya? Tidak sulit, kok. Sebaiknya jangan menanam Sansiviera hanya dengan media tanah. Campurkan juga media lain yakni pasir bakar. Cara ini akan lebih menjaga tanaman ini dari gangguan hama dibanding jika menggunakan tanah saja. Ada juga bisa menambahkan sedikit kompos pada campuran tanah dan pasir itu. Perbandingannya adalah dua bagian tanah, dua bagian pasir, dan satu bagian kompos.

Perawatan


Pupuk alami seperti kompos sangat disarankan untuk Sansiviera. Bagaimana dengan pupuk kimia? Beberapa orang yang pernah menggunakan pupuk kimia untuk tanaman ini justru mengaku kecewa karena akar tanaman menjadi busuk dan daunnya lepas. 

Dalam buku Tanaman Hias Tampil Prima disebutkan, pemupukan sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Anda juga perlu melakukan pengepotan ulang dan penggantian media tanam setahun sekali. Soal penyakit, jamur adalah penyakit yang paling kerap menyerang Sansiviera. Dan sayangnya, belum ada obat yang manjur untuk membasmi penyakit ini. Satu-satunya jalan untuk mengatasinya adalah memotong daun yang sudah terserang jamur. Biar tuntas, potong daun itu sampai ke akar. 

Tidak sulit bukan merawat Sansiviera? Karena itu, jangan ragu lagi untuk segera memiliki dan menikmati kecantikannya. Jika beruntung, anda juga bisa mencium aroma wangi bunga Sansiviera yang hanya muncul di malam hari dan cuma sebentar. Jadi, tunggu apa lagi?. (Sumber: Republika dengan pengubahan)

Selengkapnya
3 Kisah Bijak Pada Relief di Situs Petirtaan Candi Penataran, Blitar, Jatim

3 Kisah Bijak Pada Relief di Situs Petirtaan Candi Penataran, Blitar, Jatim

Pernah mengunjungi Candi Penataran di Jawa Timur?. Candi Penataran adalah sebuah kompleks candi bercorak Hindu yang terletak di utara kota Blitar, tepatnya di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi seluas 12.946 meter persegi ini diperkirakan dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 M dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415 M.

3 Kisah Bijak Pada Relief di Situs Petirtaan Candi Penataran, Blitar, Jatim
via liputan6.com

Selain kompleks bangunan utama, ada juga sebuah situs petirtaan yang letaknya agak sedikit tersembunyi di ujung belakang kompleks. Kalau kita berkeliling kompleks menikmati candi utama, Candi Tanggal, situs Pendopo Teras, atau Bale Agung, lokasi ini sama sekali tidak terlihat. Untuk menjangkaunya kita harus melewati tangga yang menurun di sudut belakang. Itulah situs kolam air dengan dinding-dinding berelief. Situs ini dibangun pada tahun 1415 Masehi pada masa pemerintahan Raja Wikrama Wardhana bertahta di Majapahit. 

Selain menikmati karya arsitektur masa lampau atau studi arkeologi, banyak juga pengunjung yang percaya bahwa dengan membasuh muka dengan air di kolam itu sambil mengajukan sebuah permohonan, pasti apa yang diinginkan bakal terkabul. Tidak sedikit pengunjung datang ke situs itu dengan memaksa petugas candi untuk masuk pada malam hari. Padahal menurut aturan, kompleks Penataran sudah harus tertutup. Karena itulah di situs itu banyak bertebaran batang hio (dupa) yang ditancapkan oleh pengunjung terdahulu di tepi kolam. 

Berdasarkan pendapat arkeolog, kolam tersebut konon dibangun untuk mengambil air suci guna melengkapi ritual keagamaan pada masa itu. Namun ada juga yang berpendapat, kolam itu untuk raja bertapa kungkum, yakni bertapa dengan cara berendam diri dalam air kolam sambil melihat dan merenungi relief yang ada. 

3 Kisah Bijak Pada Relief di Situs Petirtaan Candi Penataran, Blitar, Jatim
via cagarbudayajatim.com

Ada tiga cerita utama yang tergambar dalam relief itu. Semuanya merupakan penggambaran dari cerita rakyat yang pasti hampir semua orang Indonesia pernah mendengarnya di masa kecil. Ini merupakan hal yang biasa dimana pengetahuan lokal seperti cerita rakyat yang diabadikan dalam relief candi-candi di Jawa yang notabene merupakan bangunan elite kerajaan. 

Kisah Bangau, Kura-Kura dan Serigala


Relief paling kiri berupa gambar burung bangau, kura-kura dan serigala. Pada suatu masa, hiduplah dua ekor kura-kura. Suatu ketika datanglah musim kemarau yang melanda negeri itu, tidak luput tempat kura-kura itu hidup juga dilanda kekeringan. Lalu kedua kura-kura itu meminta bantuan seekor bangau untuk memindahkan mereka ke tempat yang lebih basah. Sang bangau yang baik hati menyanggupi permintaan kura-kura itu. Kemudian bangau mengambil dengan paruhnya sebatang kayu, lalu memintanya kura-kura untuk menggigit masing-masing di kedua ujung bilah kayu itu. Itulah cara bangau agar bisa membawa dua penumpang itu terbang. 

Dalam perjalanan menuju tempat basah itu, beberapa ekor serigala tertawa terpingkal-pingkal melihat peristiwa itu. Salah satu dari serigala melontarkan ejekan yang ditujukan pada dua ekor kura-kura yang bergelantungan di kedua ujung bilah kayu. “Mau pindah tempat saja kok mesti cari tumpangan, memangnya tidak bisa jalan sendiri?” Begitu kira-kira ejekan serigala. 

Kura-kura yang mendengar ejekan itu tersinggung harga dirinya. Lalu kedua kura-kura itu hendak balas menghardik. Tetapi apa yang terjadi, baru hendak membuka mulut, jatuhlah keduanya karena tidak lagi berpegangan pada kayu. Mereka jatuh ke tanah, tempurungnya dan pecah. Akhirnya mereka mati menjadi santapan lezat gerombolan serigala.

Kisah Seekor Buaya, Banteng dan Pelanduk


Relief kedua menggambarkan cerita dengan tokoh-tokohnya yaitu buaya, banteng (atau mungkin kerbau) dan pelanduk. Diceritakan ada seekor buaya yang tidak bisa bergerak karena terhimpit sebatang pohon yang roboh. Dia berteriak-berteriak minta tolong kepada siapa saja yang lewat, tetapi tidak digubrisnya. Melihat seekor banteng lewat, dia pun menangis mengibaiba meminta tolong untuk dibebaskan dari himpitan batang pohon itu. Banteng yang baik hati itu segera menolongnya. Tidak cuma menyingkirkan batang pohon, tetapi dengan rasa belas kasihan ia juga membawa si buaya ke habitatnya di sungai. 

Bukannya berterima kasih sudah ditolong, buaya malah tergiur pada daging montok penolongnya. Buaya yang rakus dan tidak tahu berterima kasih itu lalu menggigit banteng. Kontan saja banteng berteriak kesakitan dan berteriak minta tolong karena ingin dijadikan menu makan siangnya. Buaya yang telah gelap mata tidak segera melepaskannya. Beruntung datang seekor pelanduk. 

Bak seorang hakim Bao yang bijak mengambil keputusan, pelanduk diminta menengahi dan memvonis kedua hewan itu, layakkah buaya memakan banteng yang telah menolongnya. Kemudian pelanduk pun meminta kepada mereka untuk merekonstruksi kejadian sesungguhnya. Dengan senang hati, buaya mempersilakan dirinya ditimpa lagi dengan sebatang kayu besar. Setelah rekonstruksi selesai dijalani, buaya menyadari bahwa dirinya telah diakali oleh pelanduk, kini dia telah terhimpit kayu lagi dan meratapi ketololannya. Pelanduk dengan tenang mengajak pergi banteng yang kini sudah terbebas dari cengkeraman gigi buaya. 

Kisah Pemburu, Kura-Kura dan Pelanduk


Cerita yang ketiga tentang pemburu yang menangkap kura-kura. Ketika sang pemburu hendak menyembelih kura-kura hasil buruannya untuk dimasak, datanglah seekor pelanduk dan menghampiri sahabatnya, kura-kura. Dia hanya berjalan hilir mudik di depan pemburu yang siap menyembelih kura-kura. Pemburu yang melihat pelanduk hilir mudik di depannya langsung tergiur pada jenis santapan yang lebih lezat itu. Lalu pemburu itu melepas kura-kura dan mengejar pelanduk. 

Pelanduk yang melihat dirinya dikejar segera melompat lari dengan kencang. Pemburu mengejarnya, tapi sayang ia tak berhasil menangkap. Sementara kura-kura yang telah dilepas segera melarikan diri entah kemana. Akhirnya pemburu pun hanya bisa menelan ludah karena ketamakannya sendiri dengan perutnya yang kelaparan. 

Itulah tiga cerita rakyat setempat yang oleh raja Majapahit dipilih sebagai “teman” merenung saat menyendiri. Dengan membaca relief-relief itu, raja berharap dapat memperoleh kebijaksanaan. 

Sayangnya, pengunjung kolam yang fanatik tidak membaca pesan dari relief-relief ini. Padahal sudah ratusan tahun yang lalu raja-raja Majapahit mengajarkan bahwa sikap bijak dan kekayaan hidup dapat diperoleh dengan menemukan makna yang terkandung dalam relief dan bukan lewat mencuci atau berendam di air kolam berumur 590 tahun sambil mulut komat-kamit meminta berkah dan rizki. 

Dikutip dengan beberapa pengubahan dari Arya Wisanggeni Genthong, Kompas, 9 Nopember 2005

Selengkapnya
Mana Yang Benar, Solo Atau Surakarta?, Mari Kita Cari Tahu Jawabannya

Mana Yang Benar, Solo Atau Surakarta?, Mari Kita Cari Tahu Jawabannya

Jika Jogja/Yogya adalah nama lain dari sebutan kota Yogyakarta, maka Solo adalah nama lain/sebutan dari kota Surakarta. Lho, kenapa Surakarta?, kenapa bukan Solokarto seperti halnya pada kota Jogjakarta. Sebenarnya, dua nama ini merupakan nama dari kota yang sama ataukah dua kota yang berbeda sih?. Ya, keunikan ini sempat membuat saya penasaran sehingga saya pun coba mencari tahu tentang asal penyebutan Solo dan Surakarta ini. 

Bagi orang Solo dan sekitarnya, mungkin kebanyakan sudah tahu mengenai nama dari kota yang sarat akan sejarah salah satu kerajaan terbesar di pulau jawa ini. Namun bagi masyarakat luar kota Solo atau masyarakat Indonesia kebanyakan, mungkin ada yang belum tahu mengenai dua penyebutan untuk kota ini. Meski mungkin termasuk hal sepele, tidak ada salahnya kita mengetahui asal kedua nama tersebut untuk menambah wawasan kita. 

Surakarta atau Solo adalah wilayah otonom dengan status Kota di bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dengan penduduk 519.587 jiwa (2019) dan kepadatan 11.798,06/km2. Kota ini dikenal akan produksi batik khasnya yang tersohor ke seantero negeri. Selain itu, kota ini juga dikenal sebagai kota budaya karena merupakan pusat kebudayaan jawa di Jawa Tengah. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta juga merupakan pewaris Kesultanan Mataram yang dipecah melalui Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. 

Menurut asal usul sejarahnya, sebutan Solo diketahui berasal dari sebuah desa bernama Sala yang terletak tidak jauh dari tepi sungai Bengawan Solo. Dahulu desa ini dipilih oleh Sunan Pakubuwana II atas saran dari Tumenggung Hanggawangsa, Tumenggung Mangkuyudha, serta komandan pasukan Belanda, J.A.B. van Hohendorff ketika hendak mendirikan istana baru pasca-Keraton Kartasura rusak karena pemberontakan. 

Kala itu, Pakubuwono II membeli tanah desa tersebut seharga 10.000 ringgit (gulden Belanda) dari lurah Desa Sala, yaitu Kyai Sala untuk memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke wilayah tersebut. Setelah istana tersebut telah dibangun, secara resmi istana Mataram yang baru ini kemudian dinamakan Keraton Surakarta Hadiningrat dan mulai ditempati sejak tanggal 20 Februari 1745. Nama "Surakarta" juga diberikan sebagai nama "wisuda" bagi pusat pemerintahan baru Mataram.

keraton Solo
keraton Surakarta via shutterstock
 
Dalam bahasa Jawa, kata "Sura" berarti "keberanian" dan "karta" berarti "makmur". Harapannya, kota Surakarta menjadi tempat dimana penghuninya adalah orang-orang yang selalu berani berjuang untuk kebaikan serta membawa kemakmuran bagi negara dan bangsa. Dapat pula dikatakan bahwa nama Surakarta merupakan permainan kata dari Kartasura. Sedangkan kata Solo yang berasal dari nama desa tempat istana tersebut dibangun (Sala) konon juga adalah nama dari pohon suci asal India yaitu pohon Sala Shorea robusta.

Dari uraian singkat di atas dapat dipahami bahwa Solo sejatinya merupakan nama sebuah desa yang ada di wilayah Surakarta, sedangkan Surakarta adalah berasal dari nama Keraton Kasunanan Surakarta. Jadi, Solo dan Surakarta adalah dua kota yang sama dengan penyebutan berbeda. Perlu diketahui pula bahwa pelafalan Solo sendiri dahulu menggunakan kata 'Sala' seperti halnya nama desa tersebut. Namun karena lidah penjajah Belanda tidak bisa mengucapkan Sala ("a" diucapkan sama seperti "o" pada "monitor"), maka dipakailah lafal Solo yang terbawa hingga saat ini.

Pada masa sekarang, penyebutan Solo dan Surakarta sering digunakan masyarakat pada situasi-situasi tertentu. Dalam situasi formal pemerintahan, nama Surakarta- lah yang digunakan. Surakarta menjadi sebutan resmi bagi semua instansi pemerintahan, sekolah, atau gedung-gedung pelayanan yang berada di wilayah kota tersebut. Sedangkan untuk nama Solo lebih terasa nonformal. Penyebutan ini lebih merujuk kepada penyebutan umum yang dilatarbelakangi oleh aspek kultural. Penyebutan Solo juga lebih simpel dan mudah diingat sehingga banyak orang lebih suka menyebut Solo ketimbang Surakarta.

Namun apa pun itu, baik Solo atau pun Surakarta intinya adalah kota yang sama. Terserah anda mau menyebut kota ini dengan nama Solo atau Surakarta. Semuanya benar alias keduanya adalah sama saja. Solo atau Surakarta adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah yang sangat kental akan kekayaan tradisi dan kebudayaan jawa. (diolah dari berbagai sumber)

Selengkapnya
Mengenal 4 Aliran Kebatinan (Kejawen) di Jawa

Mengenal 4 Aliran Kebatinan (Kejawen) di Jawa

orang jawa
Ilustrasi orang Jawa via pexels. 

Munculnya beragam aliran kebatinan (Kejawen) memang tidak dapat dipisahkan dari pola hidup mistik yang telah menjadi bagian dari orang Jawa. Pada umumnya, aliran kebatinan bukanlah merupakan suatu bentuk agama dalam pengertian seperti agama monoteistik (seperti Islam, Kristen, dsb), tetapi lebih sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi dengan sejumlah laku (mirip dengan "ibadah"). Beberapa aliran kebatinan juga mengadopsi ajaran-ajaran dari agama tertentu sehingga sebagian penganut aliran kebatinan ini ada yang menjadikannya sebagai pelarian spiritual untuk mencapai ketenangan dan keseimbangan dalam hidup.

Menurut sejumlah catatan, ada cukup banyak jumlah aliran kebatinan (Kejawen) yang masih eksis dan dipraktekkan oleh masyarakat Jawa. Nah, berikut ini secara singkat kita akan coba mengenal 4 di antaranya yang cukup populer. 

1. Paguyuban Ngesthi Tunggal (Pangestu)


Paguyuban Ngesti Tunggal atau biasa disingkat Pangestu adalah salah satu wadah Pendidikan Budi Pekerti dan Pengolahan Jiwa yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1949 oleh R. Soenarto Mertowardoyo dari Solo (Surakarta). Ajaran Pangestu ini bermula dari R. Soenarto yang merasa telah menerima "Wahyu Pepadang dari Suksma Kawekas (Tuhan)". R. Soenarto pertama kali menerima wahyu pada tanggal 14 Februari 1932 di kediamannya (Solo) saat ia sedang melaksanakan shalat daim. 

Wahyu dari Suksma Kawekas ini kemudian dibukukan dalam "Serat Sasangka Jati" yang dijadikan sebagai kitab dan pedoman ajaran suci Pangestu. Kitab ini memuat berbagai ajaran mulai dari tata cara mengolah jiwa, menumbuhkan kesadaran hidup, sampai cara bersatu dengan Suksma Kawekas (Tuhan). Sebagai sebuah organisasi, Pangestu tidak memaksa anggotanya untuk meninggalkan agama yang telah dianutnya. Ajaran ini mengutamakan konsep persatuan di dalam relasi dengan sesama dan relasi dengan Tuhan Yang Maha Esa. 

2. Paguyuban Sumarah


Sumarah merupakan salah satu metode untuk menuju ketenteraman lahir batin, dengan sujud berserah diri secara totalitas kepada Tuhan Yang Maha Esa. Guru utama atau pendiri aliran kebatinan Sumarah adalah R. Ngabehi Soekirnohartono, seorang pegawai Kesultanan Yogyakarta. Ajaran ini bermula dari wahyu yang diterima oleh R. Ng. Soekirnohartono pada tahun 1935. Dia merasa menerima wahyu dari Tuhan YME hingga berkewajiban untuk menyampaikan ajaran Sumarah kepada semua manusia. 

Tujuan utama ajaran Sumarah adalah untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat. Kesempurnaan hidup akan diperoleh manusia jika mereka berbuat baik terhadap sesama manusia, alam, dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Perbuatan baik akan mendapat balasan yang baik, demikian juga sebaliknya. Hingga kini, penghayat masih cukup eksis dan menyebar di banyak tempat di Pulau Jawa terutama Madiun dan Semarang, (Jawa Tengah). Beberapa warga asing juga ada yang mempelajari ajaran ini dengan mengadakan pertemuan rutin untuk melakukan latihan sujud (Sujud Sumarah). 

3. Susila Budi Dharma (Subud) 


Susila Budi Dharma (Subud) atau World Subud Association (Perkumpulan Persaudaraan Kejiwaan Susila Budhi Dharma) adalah organisasi spiritual internasional dan aliran kepercayaan Nusantara yang didirikan pertama kali pada tahun 1947 oleh Muhammad Subuh Sumohadiwidjojo di Yogyakarta. Meski begitu, Muhammad Subuh merasa menerima wahyu dari Tuhan sejak tahun 1925 saat melakukan latihan kejiwaan sebagai jalan mendekatkan diri kepada Tuhan. 

Menurut para pengikut Subud, munculnya latihan kejiwaan yang diprakarsai oleh Muhammad Subuh tersebut merupakan kehendak Tuhan (Allah), bukan atas inisiatif atau kehendak pribadi Muhammad Subuh. Oleh karenanya, para pengikutnya kemudian memanggil Muhammad Subuh sebagai Bapak Subud. Hingga saat ini, gerakan Subud telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dan memiliki cabang di lebih dari 70 negara dengan jumlah pengikut sekitar 10.000 orang.

4. Ajaran Pransuh


Ajaran Pransuh merupakan ajaran kebatinan yang disampaikan oleh Rama Resi Pransoeh Sastrosoewignjo. Ajaran Pransuh adalah ajaran berisi ilmu kasukman yang pertama kali diproklamirkan pada tanggal 14 Oktober 1947 di sebelah selatan Gunung Tidar, Muntilan, Magelang. Dalam perjalanannya, ajaran ini kemudian berkembang sampai ke wilayah Yogyakarta, khususnya di wilayah Wonosari dan Kabupaten Gunung Kidul. 

Ajaran Pransuh berawal dari mimpi yang diterima oleh Pransoeh Sastrosoewignjo ketika sedang tidur di bukit Syekh Maulana (Parang Tritis, Yogyakarta). Dalam mimpi tersebut, ia diperintah Tuhan untuk kembali ke daerah asalnya, Gunung Tidar agar mendirikan ajaran Pransuh. Ajaran Pransuh mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa dan mengakui Rama Resi Pransoeh Sastrosoewignjo sebagai salah seorang utusan (Rasul) Allah dan menjadi panutan bagi Umat Pransuh. Sedangkan kitab suci ajaran ini disebut dengan nama Kitab Agung Pandom suci. 

Itulah sekilas tentang 4 Aliran Kebatinan (Kejawen) di Jawa. Agar tidak salah memahami, ada baiknya anda menelaah lebih lanjut tentang masing-masing aliran kebatinan tersebut. Semoga bermanfaat. (Sumber: Islam dan Spiritualitas Jawa karya Samidi Halim, Wikipedia, kabarhandayani.com)

Selengkapnya
Jenis-Jenis Budaya Tradisional di Indonesia

Jenis-Jenis Budaya Tradisional di Indonesia

Budaya adalah daya dari budi berupa cipta, rasa, dan karsa yang terbentuk dari berbagai unsur-unsur yang saling terkait seperti bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian. Adapun Budaya tradisional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keanekaragaman suku di Indonesia yang dipengaruhi oleh sejarah, tradisi, dan adat pada masa lalu. 

budaya tradisional
ilustrasi via suarakutim.com

Budaya tradisional di Indonesia sangatlah beragam. Keragaman ini tentu saja tidak dapat dilepaskan dari keberadaan suku-suku yang mendiami beberapa wilayah di Indonesia. Keberadaan suku-suku tersebut yang jumlahnya mencapai kurang lebih 1.200 suku tentu menunjukkan potensi kekayaan budaya tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Secara umum, kekayaan budaya tradisional di Indonesia dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu:

Bahasa Tradisional


Bahasa tradisional atau dikenal juga dengan sebutan bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan di suatu daerah dan menjadi ciri khas masyarakat di daerah tersebut. Contohnya bahasa Jawa yang digunakan oleh suku Jawa, bahasa Sunda oleh sebagian besar masyarakat Jawa Barat, bahasa Melayu oleh sebagian masyarakat sekitar Riau dan sebagainya.

Kesenian Tradisional


Kesenian tradisional adalah kesenian yang berasal dari suatu daerah dan dilestarikan secara turun temurun sebagai bagian dari tradisi masyarakat yang memiliki nilai filosofi tinggi. Contohnya seperti kesenian Reog dari Ponorogo Jawa Timur, Ondel-ondel dari DKI Jakarta, kesenian Bambu gila dari Maluku, kesenian Wayang kulit dari Jawa dan lain sebagainya.

Lagu Tradisional


Lagu tradisional atau dikenal juga dengan sebutan lagu daerah merupakan nyanyian atau lagu yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Contohnya seperti lagu Apuse dari Papua, lagu Ampar-ampar Pisang dari Kalimantan Selatan, lagu Rasa Sayange dari Maluku dan sebagainya. 

Tarian Tradisional


Tarian tradisional merupakan tarian khas dari daerah tertentu yang memiliki arti penting karena fungsinya sebagai sebuah penghormatan dan memiliki nilai tersendiri. Contohnya seperti tari Kecak dari Bali, tari Saman dari Aceh, tari Serimpi dari Yogyakarta, tari Pakarena dari Sulawesi Selatan, dan lain sebagainya.

Alat Musik Tradisional


Alat musik tradisional merupakan alat musik dari suatu daerah yang digunakan untuk membawakan lagu daerah atau mengiringi kesenian daerah. Contohnya seperti alat musik Sasando dari Nusa Tenggara Timur, Tifa dari Maluku juga Papua, Angklung dari Sunda (Jawa Barat), Saluang dari Minangkabau (Sumatera Barat) dan sebagainya. 

Pakaian Tradisional


Pakaian tradisional merupakan pakaian atau busana khas dari suatu daerah yang berbeda dengan daerah lainnya. Contohnya seperti Baju Kurung dari Melayu (Sumatera), Ulos dari Sumatera Utara, Beskap dari Jawa, Pesa'an dari Madura, Baju Cele dari Ambon, Maluku dan sebagainya. 

Senjata Tradisional


Senjata Tradisional merupakan senjata khas dari daerah tertentu yang umumnya berasal dari tradisi para leluhur yang dahulu menggunakannya. Contohnya seperti Rencong dari Aceh, Parang Sawalaku dari Maluku, Mandau dari Kalimantan, Pedang Bara sangihe dari Sulawesi Utara dan sebagainya. 

Rumah Tradisional


Rumah Tradisional atau sering juga disebut rumah adat adalah bangunan rumah dengan ciri khas tertentu yang menjadi ciri khas daerah masing-masing. Contohnya seperti rumah adat Joglo dari Jawa, rumah Adat Bolon dari Batak Sumatera Utara, rumah adat Tongkonan dari Sulawesi dan sebagainya. 

Permainan dan Olahraga Tradisional


Permainan atau Olahraga Tradisional merupakan permainan atau olahraga khas yang berkembang dari daerah tertentu. Contohnya seperti Sepak Takraw dari Sulawesi, Karapan Sapi dari Madura, Gobak Sodor dari Jawa Tengah, Bola Keranjang (tipak rege) dari Aceh dan sebagainya.

Makanan Tradisional


Makanan Tradisional merupakan makanan atau kuliner khas dari suatu daerah tertentu yang berkembang dan dilestarikan sebagai kekayaan daerah tersebut. Contohnya seperti Ayam Betutu dari Bali, Ayam Taliwang dari Lombok, Ilabulo dari Gorontalo, Papeda dari Papua, dan lain sebagainya.

Selengkapnya