Perilaku-Perilaku Terpuji Meliputi Sabar, Jujur, Pemaaf, dan Kasih Sayang

Perilaku-Perilaku Terpuji Meliputi Sabar, Jujur, Pemaaf, dan Kasih Sayang

pria muslim terpuji
ilustrasi via istockphoto. 

Perilaku terpuji merupakan segala sikap, ucapan, dan perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Perilaku terpuji juga merupakan perilaku yang sesuai dengan perintah Allah SWT dan sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ada banyak perilaku yang tergolong sikap terpuji. Berikut ini di antara beberapa perilaku terpuji yang mesti kita miliki meliputi sifat sabar, jujur, pemaaf, dan kasih sayang. 

Sabar


Sabar artinya teguh hati tanpa mengeluh dalam menghadapi cobaan dan ujian (bencana). Orang yang sabar tidak pernah mengeluh, tidak putus asa, tidak mudah marah, baik keadaan senang maupun susah. Sikap sabar itu sangat dibutuhkan, karena setiap langkah atau detik serta dalam hal kita selalu diuji. Jika kita ingin mendapat kesuksesan hendaknya kita bersabar. Sabar ini diperintah oleh Allah, sebagai mana firman-Nya:

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong, sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang sabar”. (QS. Al Baqarah, 153). 

Setiap kita melakukan perbuatan benar, pasti akan mengalami ujian, cobaan, atau rintangan. Kita ambil contoh ketika Nabi Muhammad SAW berdakwah menyebarkan agama Islam. Beliau selalu mengalami cobaan yang sangat berat, beliau dicaci maki, ketika sedang berjalan dilempari batu, bahkan ketika beliau sedang shalat dilempari kotoran. 

Segala penderitaan itu beliau tahan dengan kesabaran, dadanya tetap lapang, hatinya bersih, tidak dibalas dengan kemarahan. Berkat kesabarannya itu maka datanglah pertolongan dari Allah, sehingga berduyun-duyun orang pada masuk Islam. Begitu pula kita dalam menjalani ujian, berupa musibah, kalau kita hadapi dengan sikap sabar maka akan datang pertolongan dari Allah SWT. 

Jujur


Kita sebagai orang Islam hendaknya senantiasa membiasakan sikap jujur, karena Agama Islam mengajarkan kepada kita untuk membiasakan bertingkah laku terpuji. Jujur termasuk salah satu sikap akhlak terpuji. Jujur adalah sifat atau sikap seorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya atau benar dalam perkataan dan perbuatan, apa adanya tidak dikurangi dan tidak dilebihi. 
Orang yang jujur adalah orang yang benar dalam perkataannya, benar dalam perbuatannya atau orang yang selalu berkata dan berbuat apa adanya. Manfaat orang yang memiliki sikap jujur akan disayangi Allah, disayang keluarga, dan disayangi teman-temannya, dan akan mendapat harkat dan martabat atau kedudukan yang tinggi, karena selalu mendapat kehormatan dan kepercayaan dari semua orang. Sebaliknya, orang yang tidak jujur akan dimurkai Allah dan berdosa, tidak akan disukai guru, tidak disenangi orang tua dan juga teman, semua akan membencinya dan dia mempunyai derajat yang rendah. 

Pemaaf


Manusia sebagai mahluk Allah tidak luput dari kesalahan dan lupa, oleh karena itu sangat terpuji sekali bila kita memiliki sifat pemaaf kepada sesama. Orang yang suka memberi maaf kepada orang lain bertambah tinggi derajatnya. Untuk menjadi pemaaf memang tidak mudah, perlu latihan melatih diri agar tidak cepat marah. Jangan merasa diri kita lebih hebat dari yang lain dan jangan pula menganggap orang lain lebih rendah dari kita. 

Sebagai contoh sifat pemaaf kita bisa meneladani akhlak yang dimiliki Rasulullah SAW. Ketika itu beliau berada di kota Thaif untuk berdakwah mengajak penduduk Thaif untuk beriman kepada Allah. Namun mereka menolak seruan (ajakan) Nabi Muhammad, sambil melempari batu dan mengusirnya. Tetapi walau keadaan demikian, Nabi Muhammad tidak marah. Beliau malah berdo’a:

Ya Allah Tuhan kami berilah petunjuk kepada hambaku, karena sesungguhnya mereka tidak mengerti”. 

Kasih Sayang


Kasih sayang termasuk akhlak yang terpuji. Orang yang mempunyai sifat kasih sayang atau lemah lembut maka ia mempunyai perasaan halus, hatinya bersih, selalu belas kasihan dalam hatinya, sopan santun dalam pergaulan, sopan santun terhadap orang tua, sopan santun kepada guru, sopan santun kepada sesama teman, dan belas kasihan kepada semua makhluk yang ada di muka bumi. Rasulullah SAW bersabda:

Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya yang ada di langit akan menyayangimu”.

Kasih sayang atau lemah lembut mencakup kepada tiga bagian: 

1. Kasih sayang atau lemah lembut terhadap hak-hak Allah yaitu dengan cara melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua larangan-Nya. 

2. Kasih sayang atau lemah lembut terhadap sesama manusia yaitu dengan cara saling menolong terhadap orang yang mengalami kesulitan, dan sopan santun dalam pergaulan. 

3. Kasih sayang atau lemah lembut terhadap lingkungan, yaitu peduli terhadap kelestarian alam, yakni dengan cara memelihara, merawat dan mempergunakannya dengan baik dan benar.

Selengkapnya
Diantara Sifat-Sifat Allah SWT, Ilahi Rabb Pencipta Alam Semesta

Diantara Sifat-Sifat Allah SWT, Ilahi Rabb Pencipta Alam Semesta

Bapak Sarwono adalah seorang pengusaha mainan anak-anak. Ia memiliki banyak karyawan dengan tugas berbeda-beda. Ada yang membuat bola kaki dari plastik, bola bekel, karet gelang, robot-robotan, dan mobil-mobilan. Ada yang bikin kartu gambar (poster), congklak, dan mainan-mainan lainnya. Mainan yang kita miliki atau milik teman-teman semuanya ada yang membuat, alias ada yang menciptakannya. 

Jika mainan yang sederhana saja ada yang menciptakan, lantas bagaimana dengan langit dan bumi, gunung, lautan dan seluruh alam semesta termasuk kita manusia?. Tentu saja ada yang menciptakannya, yaitu Allah Sang Maha Pencipta. Allah lah yang menciptakan alam semesta ini. 

Diantara Sifat-Sifat Allah SWT, Ilahi Rabb Pencipta Alam Semesta
via inspiring.id

Allah yang mengatur dan memelihara alam semesta. Dia tidak pernah tidur, Maha Kuasa, Maha Hebat, Maha Sempurna Dan Maha segalanya. Kita manusia kecil, kita sangat membutuhkan Allah. Allah satu-satunya yang bisa mendatangkan manfaat dan keberuntungan. Dan Allah satu-satunya yang dapat menolak musibah dan kerugian. Kita harus sering berdo’a kepada Allah untuk memohon perlindungan dan pertolongan.

Allah Maha Esa 


Allah Maha Esa artinya Allah SWT Esa dalam segala-galanya, baik ke-Esaan Dzatnya, sifatnya dan perbuatannya. Esa dalam dzatnya artinya tidak ada persamaannya dengan semua dzat atau benda di alam ini. Dia Maha Esa dalam sifat-sifatnya. Dia Maha Esa dalam perbuatan-Nya. Kita mengakui dan menyakini hanya Allah saja yang patut disembah, karena Dialah satu-satunya yang menciptakan seluruh alam beserta isinya. Ini disebut sifat “Wahdaniyah”. Allah SWT berfirman:

وَإِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وٰحِدٌ  ۖ  لَّآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيمُ

"Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah, 163)

Dialah Allah yang memiliki sifat kesempurnaan, jauh berbeda dengan sifat-sifat yang ada pada makhluk. Segala yang ada diciptakan Allah, diciptakannya dengan sendirinya tidak dengan bantuan siapapun. Diantara bukti KeEsaan Allah adalah adanya bumi dan langit beserta isinya ini. 

Tidak mungkin bumi dan langit beserta isinya ini diciptakan oleh Tuhan selain Allah. Sebab jika ada Tuhan selain Allah, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi. Tuhan yang satu dengan Tuhan yang lain akan beda pendapat dalam menentukan sesuatu. Bila ini terjadi tentu akan menimbulkan mala petaka yang besar bagi alam semesta. 

Kita sebagai hamba Allah harus percaya dan meyakini bahwa Allah-lah yang menciptakan alam semesta, juga menjaga dan memeliharanya. Maka oleh karenanya kita wajib menyembah dan memohon pertolongan hanya kepada-Nya. Hal tersebut terlihat dalam kalimat Syahadat “laailaaha illallah” yang artinya tidak ada Tuhan kecuali Allah. 

Dalam menjalani hidup sehari-hari, kita pasti membutuhkan-Nya dan memerluan pertolongan-Nya. Kalimat “laailaaha illallah” juga berarti seorang muslim harus membersihkan segala kepercayaan dan keyakinan yang ada dalam kalbu, yakni hanyalah satu Tuhan yaitu Allah SWT. Dengan itu, manusia akan terhindar dari berbagai bencana dan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.

Allah Maha Besar


Allah Maha Besar adalah Dzat yang memiliki sifat-sifat ke Besaran, ke Agungan, ke Muliaan, ke Perkasaan dan sifat ke Sempurnaan lainnya. Di dalam kegiatan sehari-hari, kita memang sering meng-Agungkan nama Allah. Ketika shalat ataupun dalam keadaan apapun dimanapun adanya kita selalu meng-agungkan Allah. Contohnya, ketika kita sedang melakukan shalat selalu diiringi kalimat “Allaahu Akbar”, ketika kita sedang berdzikir tidak lupa dari kalimat “Allaahu Akbar” atau ketika kita melihat tanda kebesaran Allah maka kita berucap Allaahu Akbar.

Kalau kita pikirkan atau renungkan betapa besarnya Allah, terbukti bahwa Allah Maha Besar. Allah menciptakan alam raya yang luas ini. Kita lihat langit terbentang yang dihiasi dengan berjuta-juta bintang dan bulan. Kita lihat bumi terhampar dengan gunung-gunung, dan ditumbuhi dengan berbagai aneka macam tumbuhan. 

Kita lihat lautan yang terbentang luas dengan berbagai isinya yaitu berupa jenis ikan dan benda-benda lainnya. Begitu pula dengan yang ada pada diri kita. Semua organ tubuh bekerja secara teratur sesuai dengan tugasnya masing-masing, besar maupun kecil, saling ketergantungan saling membantu sepanjang manusia hidup. 

Diantara Sifat-Sifat Allah SWT, Ilahi Rabb Pencipta Alam Semesta
via inspiring.id

Kita sebagai hambaNya harus percaya dan kita yakini bahwa Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Dia (Allah). Bukti Allah Maha Besar adalah adanya kejadian alam semesta, banyak yang membuktikan bahwa Allah itu ada yaitu melalui ciptaan-Nya yang berada di alam semesta ini. Contohnya, kejadian alam, kejadian manusia, tentang awan dan proses terjadinya, tentang lebah dan madu, dan lain sebagainya. 

Allah Maha Suci


Allah Maha suci artinya suci dalam segala-galanya, suci sifatnya dan suci perbuatannya. Allah Suci dari sesuatu yang menyerupai dan menyamai-Nya. Allah tidak pernah lupa, Allah tidak pernah melakukan kesalahan. Sering kita baca ketika melakukan shalat atau berdzikir sesudah shalat kalimat yang berbunyi “Subhanallah”. Kalimat ini berarti Maha Suci Allah, karena Dialah sebagai pencipta manusia dan makhluk-makhluk lainnya, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa. Dia pulalah yang mengatur dan memelihara alam semesta. 
 
Lafadz Subhanallah dan waktu-waktu mengucapkannya: 

a. Ketika melihat kekuasaan Allah yang menakutkan seperti melihat kilat, suara petir, dan sebagainya. 

b. Ketika dalam keadaan lupa, seperti menyampaikan amanat orang lain, mengingatkan imam shalat yang lupa meninggalkan salah satu rukun shalat dan lain-lain. 

c. Melihat keindahan alam yang diciptakan Allah, melihat orang cacat, melihat orang cantik dan sebagainya. 

d. Di waktu berdzikir sehabis shalat, misalnya dibaca 33 kali, saat berdoa, dan lain-lain sebagainya. 

Allah Maha Melihat


Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada kita. Kita diberi nikmat yang tiada terhingga, salah satunya kita diberi penglihatan (mata) dengan mata ini sehingga kita bisa melihat alam yang indah, kita bisa melihat gunung, lautan, dan hewan. Juga dengan mata ini kita bisa melihat warna hitam, putih, coklat, merah, hijau dan masih banyak lainnya. Benda yang bisa kita lihat tidak dapat kita sebutkan satu persatu. Ini merupakan karunia Allah yang sangat besar yang diberikan kepada kita berupa mata (penglihatan). 

Namun penglihatan kita ini terbatas, tidak seperti penglihatan Allah. Bukti bahwa penglihatan Allah tidak terbatas, Allah bisa melihat seluruh benda yang ada di alam dunia ini, Allah bisa melihat Malaikat, jin, syetan, iblis, dan lainnya. Allah juga bisa melihat apa yang tersembunyi di dalam diri kita, begitu juga Allah bisa melihat semua yang ada dalam tanah, Allah bisa melihat semua yang ada di dalam lautan, dan Allah bisa melihat semua yang ada di langit, dan bisa melihat perbuatan manusia yang baik maupun perbuatan buruk yang dilarang Allah. Firman Allah SWT:

إِنَّهُ ۥ  بِكُلِّ شَىْءٍۢ بَصِيرٌ

"Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu." (QS. Al-Mulk, 19)

Allah Maha Mendengar


Allah Maha Kasih dan Maha Sayang kepada kita. Kita diberi karunia berupa nikmat pendengaran, yakni dengan diberi telinga oleh AIlah untuk mendengar. Kita bisa mendengar suara binatang, kita bisa mendengar musik, atau mendengar orang berbicara. Dan pendengaran ini diberikan bukan hanya kepada manusia saja, tetapi juga kepada jin, binatang, Malaikat, dan lain-lainnya bisa mendengar sesuatu. 

Akan tetapi karunia Allah yang diberikan kepada manusia, jin, malaikat, dan binatang ini berbeda dengan pendengaran Allah. Pendengaran yang diberikan kepada makhluk yang tersebut diatas terbatas. Keterbatasan pendengaran kita misalnya kita tidak bisa mendengar suara yang halus seperti binatang semut, atau suara binatang yang lebih kecil lagi. 

Kita juga tidak bisa mendengar suara malaikat, suara jin, suara iblis, lebih-lebih lagi kita tidak bisa mendengar suara hati. Sementara Allah bisa mendengar semuanya. Allah senantiasa mendengar hamba-hambaNya yang memohon atau berdo’a. Sebagai Manusia kita patut bersyukur atas diberikannya nikmat karunia pendengaran, yakni dengan menggunakannya untuk mendengarkan hal-hal yang baik. Firman Allah dalam Al Qur'an: 

لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ  ۖ  وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Asy-Syura, 11)

Allah Maha Mengetahui


Allah memberikan karunia berupa nikmat akal pikiran. Dengan akal pikiran, kita bisa mengetahui segala sesuatu. Akan tetapi pengetahuan yang dimiliki manusia sangat terbatas, sedangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki Allah tidak terbatas. Allah dapat mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini, baik yang nyata, maupun yang tidak nyata. Allah mengetahui jumlah manusia, binatang, pepohonan, dan lain sebagainya. 

Diantara Sifat-Sifat Allah SWT, Ilahi Rabb Pencipta Alam Semesta
via inspiring.id

Allah juga mengetahui benda yang ada di langit, Allah mengetahui jumlah benda yang ada di lautan, termasuk jumlah ikannya, dan Allah mengetahui benda yang ada di dalam bumi. Kita patut bersyukur kepada Allah diberikan nikmat berupa akal pikiran, dengan kata lain kita bersyukur kepada Allah diberi pengetahuan. Dengan pengetahuan ini kita bisa belajar, kita bisa pintar, dan kita bisa mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia. 

Namun hal ini jangan dijadikan suatu kesombongan, karena pengetahuan yang kita miliki terbatas, jauh berbeda dengan pengetahuan yang Allah miliki, Karena pengetahuan Allah sangat tidak terbatas. Firman Allah dalam Al-Qur'an: 

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوٓا أَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

"Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah, 231)

Allah Maha Pengasih 


Allah Maha Pengasih artinya Allah tidak pilih kasih kepada yang taat beribadah ataupun kepada yang tidak taat beribadah. Allah tetap memberikannya rizki, sekalipun mereka ingkar. Allah tetap memberikan kesempatan hidup, memberikan kesempatan untuk merasakan kenikmatan dunia, bahkan ada yang diberikan kedudukan tinggi di dunia, seperti Fir'aun. Ada pula yang diberi harta yang melimpah ruah seperti Qorun dan lain-lain. 

Jika yang ingkar saja mendapat welas asih Allah di dunia ini, maka bagaimana dengan mereka yang beriman?. Sungguh beruntunglah bagi hamba-hambaNya yang beriman dan bertaqwa. Begitulah Allah sungguh Maha Pengasih. Manusia memesan surga melalui keimanan dan ketaqwaannya, Allah akan berikan surga. Demikian pula manusia memesan neraka melalui keingkaran, kekafiran atau kemusyrikannya, Allah akan berikan neraka.

Allah Maha Penyayang 


Allah Maha Penyayang artinya Allah sayang kepada hambaNya yang beriman dan bertaqwa, yang senantiasa beramal shaleh, menegakkan kebenaran dan kesabaran. Allah akan berikan kepada mereka balasan yang terbaik, tidak pandang mereka kaya atau miskin, besar, atau kecil, berkulit hitam atau putih atau apapun warna kulitnya. Asal mereka beriman dan bertaqwa, Allah memberikan tempat terhormat kepada mereka, yaitu surga. Allah ridha kepada mereka dan Allah sayang kepada mereka. 

Selengkapnya
Beberapa Fadhilah dan Keistimewaan Bulan Ramadhan

Beberapa Fadhilah dan Keistimewaan Bulan Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhaan, bulan suci penuh berkah yang ditunggu-tunggu telah datang kembali. Bagi segenap umat Islam, bulan Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Oleh karenanya, alangkah indahnya jika setiap muslim menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai ladang ibadah dan berbuat amal kebajikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

ramadhan penuh berkah

Peristiwa Bersejarah


Dalam sejarah Islam, bulan Ramadhan juga menyimpan peristiwa penting bagi umat Islam. Salah satunya yaitu peristiwa perang Badar yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 H/624 M. Kemenangan gemilang berhasil diraih kaum Muslimin meski hanya dengan 313 tentara dan dua tentara berkuda, sedangkan tentara kafir berjumlah 900-1000 orang dengan 100 tentara berkuda. Peristiwa ini termasuk tonggak sejarah Islam yang tak boleh dilupakan oleh seorang Muslim. 

Bukan itu saja, peristiwa fathu Makkah dimana kota Makkah dapat dikuasai oleh Nabi Muhammad SAW juga diyakini terjadi pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 H/631 M. Selain kedua peristiwa tersebut, bulan Ramadhan juga merupakan bulan turunnya Al-Qur'an yang menurut Jumhur Ulama terjadi pada malam 17 Ramadhan. Rasulullah SAW menerima wahyu pertamanya di gua Hira pada 17 Ramadhan 12 SH bertepatan dengan 6 Agustus 610 M. Untuk itulah setiap tanggal 17 Ramadhan biasa diperingati sebagai malam Nuzulul Quran

Fadhilah-Fadhilah Bulan Ramadhan


Ada banyak fadhilah yang tentunya mesti kita maksimalkan dalam menyambut dan mengisi bulan Ramadhan ini. Ibnu Khuzaimah pernah meriwayatkan sebuah hadits yang berasal dari Salman RA bahwa suatu ketika di akhir bulan Sya'ban, Rasulullah SAW pernah berpidato menerangkan keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan. Isi pidato tersebut antara lain menyebutkan:

a. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh barokah, karena di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul qadr).

b. Allah SWT menjadikan puasa Ramadhan sebagai puasa wajib bagi setiap muslim dan shalat malamnya (tarawih) merupakan amaliyah yang amat Dia sukai.

c. Taqarrub ilallaah dengan amal kebajikan di bulan Ramadhan yang termasuk wajib akan dilipat gandakan pahalanya hingga 70 kali, sedangkan yang bukan wajib mendapat pahala bagaikan amaliyah wajib.

d. Ramadhan dikategorikan bulan sabar yang balasannya adalah surga.

e. Pada bulan Ramadhan, Allah SWT menganugerahkan pertolongan dan menambah rizqi bagi orang mukmin.

f. Orang yang memberi makan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia akan memperoleh ampunan dan pahala seperti perolehan pahala puasa orang yang diberi makan.

g. Ramadhan dijadikan sebagai bulan yang diawali dengan rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya kebebasan dari neraka.

h. Di bulan Ramadhan, orang yang meringankan beban tugas pembantunya memperoleh pahala ampunan.

i. Selama bulan Ramadhan agar memperbanyak dua hal yang menyebabkan Allah ridha, yaitu mengakui tiada Tuhan selain Allah dan senantiasa mohon ampunan (istighfar) kepadaNya.

j. Di Bulan Ramadhan kita juga memperbanyak permohonan berupa surga dan berlindung dari siksa neraka.

Sebuah hadits riwayat Ahmad, Al Bazzar, dan Al Baihaqi dari Jabir RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Umatku telah dianugerahi 5 hal secara khusus yang ummat lain belum pernah mendapatkannya, yaitu:

a. Di permulaan bulan Ramadhan Allah melihat kepada ummatku, barang siapa Allah melihat kepadanya, niscaya tidak diadzab selamanya. 

b. Bau mulut mereka (orang yang berpuasa) di petang hari lebih wangi di sisi Allah dari bau minyak kasturi/minyak wangi. 

c. Para malaikat memohonkan ampun untuk mereka siang dan malam. 

d. Allah menyuruh kepada surgaNya serta berfirman: 'Bersiaplah kamu dan berhiaslah kamu untuk hamba-hambaKu dan kemuliaanKu'.

e. Pada akhir bulan Ramadhan, Allah mengampuni semua dosa para hambaNya sebagai imbalan yang pantas atas ibadah mereka". 
Itulah di antara beberapa fadhilah dan keistimewaan bulan Ramadhan. Tentu masih ada banyak fadhilah-fadhilah ramadhan lainnya sebagaimana yang sering kita dengar dari ceramah para Kyai atau Ustadz mengenai hal ini. Begitu istimewanya bulan Ramadhan, sampai-sampai Nabi SAW dalam salah satu haditsnya pernah bersabda, "Jika manusia mengetahui kebaikan-kebaikan yang ada di bulan Ramadhan, maka mereka akan mengusulkan agar satu tahun dijadikan bulan Ramadhan seluruhnya".
 
Selengkapnya
Cara Masuk atau Saluran-Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Cara Masuk atau Saluran-Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Menurut para sejarawan, agama Islam di Indonesia berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India). Golongan pembawa Islam ke Nusantara adalah para pedagang, mubaligh, kaum sufi, dan para wali. Adapun golongan penerima Islam di indonesia adalah kalangan masyarakat daerah pesisir, golongan raja dan bangsawan, hingga masyarakat di wilayah pedalaman.

masjid Baiturrahman Aceh
via shutterstock

Ada banyak teori yang menjelaskan mengenai kapan mula-mula Islam masuk ke Indonesia dan siapa para pembawanya. Informasi selengkapnya silahkan baca: 7 Teori Masuknya Islam di Indonesia

Berbeda dengan penyebaran Islam di benua-benua lain, proses penyebaran Islam di Nusantara umumnya berjalan dengan lancar dan damai tanpa melalui jalan penaklukan atau pertumpahan darah. Agama Islam dapat diterima dan berkembang dengan baik di dalam masyarakat Indonesia disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
  • Syarat masuk agama Islam sangat mudah, yaitu hanya mengucapkan dua kalimat syahadat, tidak perlu ada upacara khusus. 
  • Upacara-upacara peribadatan dalam Islam sangat sederhana. 
  • Ajaran Islam tidak mengenal sistem kasta. 
  • Islam bersifat terbuka sehingga penyebaran Islam dapat dilakukan oleh setiap orang Islam. 
  • Penyebaran agama Islam di Indonesia disesuaikan dengan adat dan tradisi masyarakat Indonesia.
  • Ajaran Islam berdampak positif bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat dengan adanya kewajiban membayar zakat bagi orang Islam yang mampu. 
  • Keruntuhan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha seperti Sriwijaya dan Majapahit, memberikan kesempatan yang luas bagi perkembangan Islam. 

Saluran-Saluran Penyebaran Islam


seni Islam
via istockphoto

Adapun proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia melalui beberapa saluran atau cara sebagai berikut. 

a. Melalui Perdagangan


Hal ini terkait dengan perkembangan lalu lintas pelayaran dan perdagangan pada abad ke-7 sampai abad ke-16 dari Eropa, Timur Tengah, India, Asia Tenggara, dan Cina. Para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan Gujarat singgah berbulan-bulan di Malaka dan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia menunggu angin muson yang berubah arah tiap enam bulan sekali untuk kembali ke negeri asalnya. Selama menunggu itu terjadilah proses interaksi dengan masyarakat setempat, para bangsawan, bahkan dengan para raja. Kesempatan ini mereka pergunakan pula untuk menyebarkan agama Islam. 

b. Melalui Perkawinan


Ada pula di antara para pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang kemudian menikah dengan wanita-wanita Indonesia. Melalui perkawinan tersebut, maka terbentuklah ikatan kekerabatan besar beragama Islam yang merupakan awal terbentuknya masyarakat Islam. Sebagai buktinya, sampai sekarang di beberapa kota di Indonesia masih ditemukan kampung Pekojan, yaitu perkampungan para pedagang Gujarat (Koja = pedagang Gujarat). Perkawinan dilangsungkan pula dengan golongan bangsawan. Misalnya, Raden Rahmat atau Sunan Ampel menikahi Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawungaten, dan Raja Brawijaya dengan Putri Ceumpa yang beragama Islam, yang kemudian berputra Raden Patah.

c. Melalui Pendidikan


Para ulama atau mubalig banyak mendirikan pondok pesantren di beberapa tempat di Nusantara. Di sanalah para santri dari berbagai daerah mendapatkan pendidikan agama Islam secara mendalam. Setelah tamat, mereka berkewajiban menyebarkan ajaran Islam di daerah masing-masing sehingga mendorong munculnya pondok-pondok pesantren baru, misalnya Pesantren Ampel Denta yang didirikan oleh Raden Rahmat mempunyai murid Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Bonang, dan Raden Patah. Sunan Giri kemudian mempunyai murid Fatahillah/ Faletehan dari Pasai. 

d. Melalui Seni Budaya


Penyebaran agama Islam melalui sarana seni budaya disesuaikan dengan keadaan di Indonesia karena ketika itu kebudayaan Hindu-Buddha dan kepercayaan asli masih berakar kuat. Para penyebar agama Islam tidak serta-merta mengubah seni budaya tersebut, bahkan adakalanya mereka menggunakan seni budaya tersebut sebagai sarana menyebarkan Islam. Contoh seni budaya yang berpengaruh dalam proses islamisasi antara lain seperti seni gamelan dan wayang. Sering kali ajaran Islam diselipkan dalam cerita-cerita wayang, seperti yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Selain itu, pengaruh Islam juga berkembang melalui seni sastra, seni rupa, kaligrafi, seni ukir, dan lain-lain.

e. Melalui Ajaran Tasawuf


Tasawuf mengajarkan umat Islam agar selalu membersihkan jiwa dan mendekatkan diri dengan Tuhannya. Kaum sufi (penganut tasawuf) hidup dengan sederhana dan sering kali memiliki keahlian yang bersifat magis, seperti menyembuhkan penyakit dan ilmu kebatinan. Tokoh-tokoh tasawuf yang terkenal antara lain Hamzah Fansuri, Nurrudin ar-Raniri, Syamsuddin as Sumatrani, Syekh Yusuf al Makassari, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, Syekh Siti Jenar, dll. Apa itu tasawuf?. Silahkan baca: Asal Kata Tasawuf dan Pengertiannya.

Selengkapnya
Tutup Pentil Hilang Atau Tidak Ada, Apakah Kita Layak Mendapat Surat Tilang?

Tutup Pentil Hilang Atau Tidak Ada, Apakah Kita Layak Mendapat Surat Tilang?

Saat sedang asyik berkendara di jalan raya, tiba-tiba anda diberhentikan oleh bapak polisi dan ditanyai seputar surat-surat dan kelengkapan berkendara anda. Tanpa dinyana, akhirnya anda kena tilang hanya karena tidak menggunakan tutup pentil. Apalah artinya sebuah tutup pentil?. Mungkin seperti itulah yang ada di benak anda ketika mendapatkan surat tilang dari bapak polisi. 

mana tutup pentil?
ilustrasi

Sebagai pengendara yang baik, kita memang wajib untuk mematuhi peraturan lalu lintas. Ada beberapa hal yang mesti dipenuhi bagi seseorang yang hendak berkendara. Selain surat-surat penting (SIM, STNK), hal-hal yang juga tidak boleh ketinggalan yaitu part pendukung keselamatan seperti helm (SNI), lampu, kaca spion, dan kelengkapan-kelengkapan sepeda motor lainnya. Semua itu semata-mata bukan untuk menghindari tilang, tapi untuk keselamatan, keamanan, dan ketertiban di jalan raya.

Terkait tutup pentil, memang setiap kita membeli ban dalam baru tutup pentil selalu disertakan. Namun kadangkala karena suatu sebab, tutup pentil sering kali hilang atau tidak ada di ban sepeda motor kita. Entah itu karena lupa tidak ditutup lagi setelah dipompa/tambal ban, terlepas dengan sendirinya karena tutup kurang rapat, diambil orang jahil, atau karena sebab lainnya yang bukan merupakan kesengajaan. Jika menghadapi kenyataan seperti itu, Apakah kita layak mendapatkan surat tilang? 

Untuk mengetahui jawabannya, ada baiknya kita simak uraian dari Bapak Budiyanto, mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya yang kami nukil dari kompas.com

Budiyanto yang kini menjadi pemerhati transportasi menjelaskan bahwa mengacu kepada Undang-Undang, secara eksplisit telah diatur bahwa setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan maka wajib dilengkapi dengan berbagai perlengkapan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 285 menyebutkan:
(1) Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Dari keterangan pasal dalam UU tersebut dapat dipahami bahwa kelengkapan sepeda motor yang wajib terpasang dan berfungsi adalah kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban. Artinya, sepeda motor tanpa tutup pentil bukan merupakan pelanggaran lalu lintas, sehingga tidak bisa ditilang karena secara eksplisit dalam Undang-Undang No 22 tahun 2009 tersebut tidak ada pasal yang mengatur tentang hal tersebut. 

Budiyanto juga menambahkan bahwa dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 1 ayat 1, menyebutkan, "suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan Perundang-Undangan pidana yang telah ada". Intinya, karena belum ada ketentuan yang mewajibkan sepeda motor harus menggunakan tutup pentil, maka berarti hal ini bukan termasuk pelanggaran lalu lintas.

Meskipun begitu, tetap saja sebagai ikhtiar keselamatan ada baiknya kita selalu usahakan untuk melengkapi ban sepeda motor kita dengan tutup pentil. Bapak polisi yang baik dan budiman juga biasanya hanya akan sekedar mengingatkan kita alih-alih langsung menilang kita karena ban sepeda motor kita tidak dilengkapi dengan tutup pentil. 
Tutup pentil adalah benda kecil kira-kira seukuran ujung jari kelingking yang berfungsi untuk menutup dan mengamankan pentil dari kotoran yang masuk. Walau bentuknya kecil tapi ia cukup penting sebab kalau tidak ada tutup pentil, pasir atau benda asing yang masuk ke pentil ban bisa merusak alur atau drat dan komponen lain termasuk sil karet. Selain itu, tutup pentil juga berfungsi agar drat dan sil atau karet-karet yang terdapat di pentil ban tidak mudah mengeras.

Pentil ban memang terdiri dari komponen kecil yang sensitif. Kalau tidak ada penutupnya, bisa jadi ada pasir, kotoran, atau benda asing yang masuk ke dalamnya dan membuat rusak komponennya. Untuk itu, selalu lindungi pentil ban sepeda motor anda dengan tutup pentil. Jika hilang, anda bisa membeli atau (mungkin bisa) memintanya di bengkel atau tukang tambal ban tetangga sekitar tempat tinggal anda. 

Layaknya tutup botol, pastikan anda sudah memutar tutup pentilnya begitu selesai memompa/ mengisi angin. Perhatikan juga kebersihannya agar pentil ban sepeda motor anda lebih awet. Sebab meski tampak sepele, ternyata tutup pentil ikut berperan dalam menjaga keselamatan kita saat berkendara.

Selengkapnya