Asal Muasal Nama Buluspesantren, Kebumen

Asal Muasal Nama Buluspesantren, Kebumen


Buluspesantren adalah nama suatu wilayah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Terletak di selatan kota Kebumen, kecamatan Buluspesantren memiliki luas wilayah 70,48 km², yang terdiri atas 21 desa, 82 RW dan 386 RT. Pusat pemerintahan kecamatan Buluspesantren berada di desa Setrojenar. 

Kecamatan Buluspesantren merupakan kecamatan persimpangan karena wilayah ini merupakan penghubung antara jalur tengah Jawa Tengah melalui pusat Kabupaten Kebumen dengan jalur selatan atau Daendels. Jika dilihat dari namanya, kecamatan Buluspesantren memiliki nama yang unik. Terdiri dari dua kata yakni "bulus" dan "pesantren", mengapa wilayah ini bernama demikian? 

Pantai bocor, Setrojenar, Buluspesantren
pantai Bocor, Buluspesantren via heri-sugianto.blogspot.com

Pada suatu hari, terdapat dua anak kembar mengaji di pesantren yang dipimpin oleh seorang Pak Kyai. Dua anak kembar ini mempunyai perangai sifat yang sangat berbeda. Sang kakak memiliki sifat yang baik, rajin menabung dan suka menolong. Namun sang adik memiliki sifat yang berkebalikan dengan kakaknya, ia sombong, pelit dan serakah. 

Sang kakak pandai dalam ilmu agama. Ia rajin mengaji dan suka menolong orang lain. Sedangkan sifat adiknya berbeda jauh dengan kakaknya, ia tidak mau membantu apa-apa. Kegiatannya hanya makan dan tidur di pesantren itu. Suatu ketika sang adik diperintah oleh pak Kyai untuk menimba air di sumur yang tempatnya agak jauh dari pesantren, ia pun tidak mau. Maka akhirnya sang kakak lah yang berangkat untuk mengambil air di sumur. 

Ketika sang kakak berangkat menuju sumur, ternyata sang adik diam-diam mengikutinya dari belakang. Saat sudah sampai di bibir sumur, sang kakak hendak mulai menimba air. Tiba-tiba sang adik muncul dan mendorong kakaknya hingga kecebur di sumur. Sang kakak tidak mengetahui jika dirinya diikuti oleh adiknya, sedangkan sang adik juga menjadi kaget dan panik melihat kakaknya yang kecemplung sumur. 

Di pesantren, pak Kyai merasa hatinya tidak tenang. Ia merasa seperti telah terjadi sesuatu yang tidak beres. Pak Kyai kemudian berangkat menyusul bocah santri yang ditugasi mengambil air di sumur tadi. Benar saja, ketika pak Kyai sampai di sumur, di sana sudah banyak orang yang sedang menolong seorang anak (santri) yang kecebur sumur. 

Setelah anak itu berhasil diselamatkan dan diberi tahu kronologi kejadiannya, pada akhirnya pak Kyai menjadi marah akan apa yang telah dilakukan oleh adik dari anak yang kecebur sumur itu, yang telah mendorong kakaknya hingga kecebur di sumur. Pak Kyai marah kepada sang adik sembari nyepatani (menyumpahi):

"Dasar santri tidak tahu diuntung, kamu pantasnya hidup di laut, jadi penghuni laut selamanya!".

Tidak lama setelah pak Kyai berkata demikian, tiba-tiba tubuh sang adik bocah kembar itu berubah wujud menjadi bulus atau sejenis kura-kura. Ketika pak Kyai dan kakaknya kembali ke pesantren, bulus jelmaan sang adik mengikuti pak Kyai dan kakaknya itu sampai masuk ke pesantren. 

Melihat kejadian seperti itu, para warga desa bersepakat menjadikan nama desa itu "Buluspesantren" (bulus masuk pesantren), kebetulan saat itu desa tersebut juga belum ada namanya. (diterjemahkan dari artikel berbahasa jawa dari sini

Selengkapnya
Kisah Laksamana Maeda, Perannya dalam Peristiwa Proklamasi

Kisah Laksamana Maeda, Perannya dalam Peristiwa Proklamasi


Saat mempelajari sejarah kemerdekaan negeri ini, banyak peristiwa masa lalu yang menceritakan betapa heroiknya para pejuang bangsa dalam upaya membebaskan negeri ini dari cengkeraman kaum penjajah. Salah satu di antaranya adalah saat detik-detik menjelang dibacakannya teks proklamasi pada 17 Agustus 1945. Peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang dibacakannya teks proklamasi menyimpan peranan penting sampai akhirnya teks proklamasi berhasil disusun dan dibacakan di hadapan segenap rakyat Indonesia kala itu.

Potret Laksamana Maeda

Sejarah mencatat, setelah terjadinya peristiwa penculikan Soekarno-Hatta oleh sekelompok pemuda ke Rengasdengklok, sempat terjadi perdebatan alot soal waktu pengumuman kemerdekaan. Bahkan, saat itu, teks proklamasi saja belum siap. Sempat terjadi kebingungan saat mencari tempat yang aman guna menyusun teks proklamasi. Namun akhirnya bantuan datang dari Laksamana Muda Maeda, seorang Pejabat tinggi Jepang yang ditugaskan di Hindia Belanda. Laksamana Maeda bahkan menawarkan rumahnya untuk dijadikan tempat membahas persiapan Proklamasi. Maeda juga menjanjikan pengamanan ekstra ketat untuk para tokoh-tokoh Proklamasi.


Tepat pada 16 Agustus 1945 malam, naskah Proklamasi berhasil disusun. Soekarno-Hatta didampingi Sayuti Melik sebagai juru ketik berada di ruang tengah rumah Maeda. Di tempat itulah teks Proklamasi dihasilkan. Kemudian pada pagi harinya, Soekarno membacakan teks Proklamasi di depan rumahnya. Hingga akhirnya, tanggal 17 Agustus 1945 ditetapkan sebagai hari kemerdekaan Indonesia. Begitulah ringkasan peristiwa yang terjadi sebelum dibacakannya teks proklamasi. Jika kita cermati, ada peran besar yang ikut mendasari suksesnya Bung Karno dan Bung Hatta dalam membawa negeri ini menuju kemerdekaannya, yaitu peran dari seorang Laksamana Maeda. Siapakah dia? 

Laksamana Tadashi Maeda adalah seorang Pejabat tinggi Jepang yang ditugaskan di Hindia Belanda (Indonesia sebelum merdeka). Maeda menempati posisi sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang. Posisi itu cukup strategis sehingga dia pun mendapatkan fasilitas sebagai seorang pejabat tinggi kekaisaran Jepang, salah satunya mendapat fasilitas rumah dinas di Jl Imam Bondjol, Jakarta Pusat yang dahulu dikenal sebagai Batavia. Rumah itulah yang menjadi tempat sangat penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. 

Meski statusnya sebagai pejabat tinggi Jepang yang kala itu sedang menguasai Indonesia, laksamana Maeda justru membantu perjuangan rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaannya. Ia berperan penting dalam menyediakan tempat yang aman untuk penulisan teks Proklamasi. Laksamana Maeda adalah salah seorang pejabat tinggi Jepang yang sangat berperan dalam persiapan Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ia bahkan rela membahayakan dirinya demi memfasilitasi Soekarno, Hatta dan beberapa pihak lain untuk mempersiapkan kemerdekaan.

Pada perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus tahun 1977, pemerintah Indonesia menganugerahkan bintang jasa kepada Laksamana Maeda. Penganugerahan itu disampaikan langsung oleh Duta Besar Ri di Tokyo, Witono. Menteri Luar Negeri pertama RI, Ahmad Subardjo, dalam tulisannya yang berjudul "In Memoriam Laksamana Tadashi Maeda" menyebutkan bahwa Maeda memiliki sifat samurai yang rela berkorban demi rakyat Indonesia. Menurut Subardjo, Maeda juga pernah mendesak pimpinan Angkatan Laut Jepang Laksamana Shibata agar mengambil kebijakan yang menyimpang dari perintah sekutu, yakni membiarkan Indonesia menyatakan kemerdekaannya. 

Nama Laksamana Maeda terukir indah dalam catatan sejerah Indonesia. Perwira tinggi angkatan laut Jepang itu memiliki peran yang sangat penting dalam proses kemerdekaan Indonesia. Kini, rumah Sang Laksamana juga telah dijadikan museum perumusan teks Proklamasi. Memang sedikit sumber sejarah yang menceritakan tentang kisah hidup Laksamana Maeda. Dalam museum perumusan naskah proklamasi, hanya ada keterangan bahwa Laksamana Muda Tadashi Maeda lahir di Kagoshima, Jepang pada tahun 1898. Dia kemudian bertugas di Indonesia sejak Jepang berkuasa atas Indonesia.

Namun tatkala salah seorang putranya, Nishimura Maeda (77), mengunjungi Indonesia tepat sehari menjelang peringatan HUT ke-70 RI pada 2015 lalu, ia yang juga sempat mengunjungi bekas rumah ayahnya sedikit menceritakan mengenai riwayat hidup ayahnya, terutama setelah Indonesia merdeka dan ayahnya kembali ke Jepang. Nishimura mengatakan bahwa saat peristiwa proklamasi Indonesia dikumandangkan, ia masih berusia 2 tahun, sehingga ia tidak tahu apa-apa, ayahnya kala itu juga tidak pernah bercerita tentang Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, ayahnya (Maeda) pernah dipenjara oleh pihak sekutu karena dianggap telah membantu kemerdekaan Indonesia. Namun saat diinterogasi Maeda membantah tuduhan itu. Maeda berkata bahwa tidak mungkin bagi dirinya mampu menggerakkan 80 juta rakyat Indonesia untuk menyatakan kemerdekaan. Ia juga mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan rakyat Indonesia dengan memproklamirkan kemerdekaannya adalah seperti halnya prinsip yang pernah dikemukakan oleh Presiden Amerika Serikat, Wilson, bahwa setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri. Dengan tegas Maeda menyatakan:

"Nasib saya sendiri tidaklah penting, yang terpenting adalah kemerdekaan Bangsa Indonesia,"

Akhirnya, Maeda pun dibebaskan oleh Sekutu dan kembali ke negeri asalnya di Jepang. Ketika telah pulang ke negaranya, Nishimura lebih lanjut bercerita:

"Setelah kembali ke Tokyo, ayah saya menghadapi pengadilan Mahkamah Militer. Ayah saya mengatakan dia tidak suka dengan pertempuran. Akhirnya ayah saya dinyatakan bebas dan memutuskan untuk mundur dari politik dan militer. Setelah itu ia menjalani hidup sebagai rakyat biasa,"

Setelah lepas dari Mahkamah Militer Jepang, Maeda menjalani hidup sebagaimana rakyat biasa pada umumnya. Meski begitu, ia masih teringat akan Indonesia. Bahkan, dia ternyata beberapa kali bertemu dengan Soekarno yang saat itu telah menjabat sebagai Presiden Indonesia. Nishimura juga bercerita:

"Ketika umur 70 tahun, bapak saya sakit dan Soekarno datang menjenguk ke Tokyo. Setelah menjadi rakyat biasa, orang tua saya juga beberapa kali datang ke Jakarta dan bertemu Soekarno,"

Laksamana Tadashi Maeda meninggal pada 13 Desember 1977 di usia 77 tahun di Jepang.
Sumber: wartakota, detik.com

Selengkapnya
Tradisi Kebangkitan Jepang

Tradisi Kebangkitan Jepang


Jepang adalah negara tempat kemajuan teknologi dan kuatnya tradisi yang terangkum menjadi satu. Jepang adalah negara di Asia yang diakui kehebatannya di dunia, terutama oleh dunia barat. Berbagai julukan pun telah disandangnya, seperti Matahari Terbit, Macan Asia hingga Negeri Sakura. Kehebatan itu bukan serta merta lahir dan tanpa rintangan, tetapi ada rahasia dan kunci-kunci mengapa mereka bisa sukses dan bangkit dari keterpurukan pasca pengeboman kota Nagasaki dan Hirosima. Secara geografis, Jepang adalah negara yang sangat minim sumber daya alam, namun negeri ini banyak mempunyai keunggulan. Jepang juga memiliki budaya yang unik beserta tradisinya yang sungguh mempesona.

Kemajuan Bangsa Jepang dan gunung fuji
via artforia.com

Orang-orang Jepang rata-rata bertubuh kecil dan pendek alias cebol. Perempuan Jepang seperti gadis pingitan yang sangat pemalu dan segan. Sedangkan laki-laki Jepang adalah orang-orang yang tegas dan garang seperti samurai yang siap bertarung. Sebelum Restorasi Meiji, Jepang adalah bangsa yang hancur karena konflik sosial dan bentrokan antar kelompok. Akibatnya, kehidupan ekonomi pun tidak tertata dengan baik. Restorasi Meiji 1868 adalah sejarah penting bagi Jepang karena menjadi pemantik bagi pembaharuan. Restorasi Meiji merupakan usaha besar-besaran Kaisar Meiji untuk menciptakan Jepang baru, yaitu transformasi dari negara yang terisolasi dan miskin menjadi negara yang modern, dan hal ini membawa perubahan besar dalam kehidupan bangsa Jepang, terutama dalam bidang pendidikan.

Kuat dengan Kelemahan


Bangsa Jepang merupakan bangsa yang tidak pernah menyerah akan segala kekurangan dan kelemahan pada diri sendiri mereka. Meskipun sumber alamnya minim, sering terjadi gempa dan topan, namun mereka berupaya agar dapat menjadi negara yang maju. Bekerja adalah untuk kesenangan bukan sekedar untuk mendapat gaji, dan bisnis adalah perang. Supaya menang perang, maka mereka harus melakukan persiapan lengkap untuk bertempur sekuat tenaga. Semua orang Jepang mengerti peribahasa "Hara ga hette ha ikusa ha dekinu" yang artinya "kalau lapar tidak bisa bertempur". Oleh karena itu, orang Jepang tidak akan pernah menerima kebiasaan puasa. Bagi mereka untuk bekerja harus makan dan mempersiapkan kondisi lengkap.

Etika orang Jepang adalah etika demi komunitas. Tujuan utamanya adalah membentuk hubungan baik di dalam komunitas, sedangkan kebesaran komunitas bergantung pada situasi dan zaman. Tindakan pribadi dinilai mendorong atau merusak rukun komunitas. Maka, misalnya minum-minuman keras juga tidak dimasalahkan bahkan minum bersama diwajibkan untuk mendorong rukun komunitas. Ajaran mereka juga digunakan untuk memperkuat etika komunitas ini. Sedangkan Smitic Monoteism (agama Yahudi, Kristen, dan Islam) yang mengutamakan Allah (Tuhan, God) daripada komunitas dan memisahkan seorang sebagai diri sendiri dari komunitas dianggap dapat merusak sebuah hubungan jadi boleh ditinggalkan. Ajaran Konfusianisme lebih cocok dengan etika demi komunitas ini.

Strategi Kebudayaan


Jepang maju dalam beberapa bidang, termasuk dalam bidang kebudayaan. Hasil dari kebudayaan itu kini bisa tampak dan dikenal seperti dalam bidang perfilman, bahkan tak ada seorang pun yang tak mengenal film Sinchan, Kamen Rider, Doraemon, dan Pokemon yang ditayangkan di 65 negara dan diterjemahkan ke dalam 30 bahasa, bahkan mulai dari anak-anak sampai orang tua, atau dalam beberapa dunia hiburan segmen dewasa, Jepang mampu memproduksi film porno sebanyak lima ribu setiap tahun, dan wajib disunting oleh badan sensor. Keunggulan lain misalnya dalam permainan video gamenya, anime, mode dan musik.

Produk-produk elektronik Jepang juga banyak digunakan dan dikenal dunia. Beberapa merk seperti Sony, Sanyo, Aiwa, Hitachi, Toshiba, Casio, Sharp, ataupun Panasonic, mereka selalu bisa ditemui di mana kita berada, di rumah, di jalan, di kantor di arena olahraga, dan sebagainya. Kadang kala kita tidak sadar bahwa barang-barang tersebut adalah buatan Jepang yang telah akrab dengan dunia kita. Sementara dalam ekonomi dan kesejahteraan rakyat, Jepang mampu menciptakan robot dan beberapa alat elektronik lainnya yang dikenal di seluruh dunia. Sementara dalam sektor makanan juga dikenal makanan sosis, sukiyaki, onigiri, tempura dan jenis makanan lainnya.

Tradisi Para Kesatria


Faktor utama kesuksesan bangsa Jepang terletak pada budaya kerja, sistem etika, pengelolaan yang bagus, kreatifitas dan semangat juang tinggi tanpa mengenal arti kelelahan. Salah satu sikap mental bangsa Jepang yang menonjol adalah kebenaran khas samurai. Sekitar abad ke 9 di Jepang terdapat sekelompok pendekar yang disebut samurai atau bushi, mereka menjadi sebuah kelas elite di masyarakat hingga abad ke 12. Istilah samurai sudah muncul sejak sebelum era Heian di Jepang. Pada zaman Nara (710-784 M) istilah ini diucapkan saburau dan kemudian menjadi saburai 'suruhan', 'pengikut', atau seseorang yang mengabdi kepada bangsawan.

Kaum samurai atau bushi mempunyai filosofi bushido, yaitu "jalan kaum petarung" atau "jalan kesatria". Di sisi lain pendekar yang tidak mempunyai majikan dan hanya berkelana seorang diri dinamakan ronin. Ronin 'orang ombak' juga merupakan samurai yang telah mengorbankan wibawa mereka atau yang telah gagal melaksanakan seppuku (menghukum diri sendiri dengan mengeluarkan salah satu organ tubuh), agar dapat mengembalikan nama baik klannya.

Hidup adalah Bekerja


Keberhasilan Jepang mempertahankan statusnya sebagai "Macan Asia" banyak dibantu oleh budaya kerja yang melekat pada masyarakatnya. Bagi orang-orang Jepang, hidup adalah bekerja. Tiada hari tanpa belajar dan bekerja. Mereka sangat disiplin dan menaruh penghargaan yang sangat tinggi terhadap waktu. Dan salah satu rahasia sukses terbesar bangsa Jepang adalah kaizen dan hansei. Kaizen adalah penyempurnaan tiada henti, sedangkan hansei perbaikan tiada henti. Kedua kunci penting ini merupakan filosofi hidup bangsa Jepang yang telah mengakar dan menjadi sokoguru bangkitnya perekonomian Jepang.

Harakiri


Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menggunakan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dari pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena "mengundurkan diri" bagi para pejabat yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugas.

Bagi mereka, mati lebih baik daripada menjadi bangsa yang dihina. Pada zaman dahulu seorang samurai akan melakukan harakiri jika kalah dalam pertarungan. Hal ini memperlihatkan usaha mereka menebus kembali harga diri yang hilang akibat kalah dalam pertarungan. Orang-orang Jepang menyatakan setiap laki-laki Jepang wajib bekerja. Namun, tidak demikian halnya bagi perempuan. Jika perempuan telah melahirkan, maka kewajiban yang utama adalah mengurus rumah tangga. Banyak perempuan Jepang menganggap anak sebagai ikigai (tujuan hidup) mereka, setelah menempuh sekolah menengah, kebanyakan perempuan Jepang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Di Jepang orang percaya, seorang ibu seharusnya berpendidikan baik dan berpengetahuan cukup untuk bisa memenuhi tugasnya sebagai pendidik anak-anaknya. Kalau pun ada ibu yang mencari nafkah, biasanya bekerja paruh waktu agar bisa berada di rumah saat anak-anak pulang sekolah. 

Prinsip sederhana juga nampak dalam kebiasaan sehari-hari bangsa Jepang. Soichiro Honda (pendiri Honda Motor), ia mengenakan seragam karyawan biasa di perusahaan, kemeja dan topi putih. Begitu juga Kaku (pemilik dan pendiri pabrik Canon) lebih suka bekerja di bengkel meskipun tersedia ruangan di setiap perusahaannya. Dia tidak memberi warisan kepada anak-anaknya, "Warisan paling berharga yang dapat saya berikan adalah membiarkan mereka sanggup berusaha sendiri", katanya. (Justisia, 2009)

Selengkapnya
Shalat dan Pencegahan Varises

Shalat dan Pencegahan Varises


Varises adalah penyakit yang timbul akibat ketidakseimbangan yang terjadi pada urat-urat betis. Hal itu tergambar dengan munculnya urat yang keras dan berkelok-kelok serta penuh dengan darah yang berubah warna secara terus menerus pada kedua bagian tubuh yang paling bawah tersebut. 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya varises, diantaranya yaitu faktor keturunan, pola makan dan jenis makanan, terlalu lama berdiri, kegemukan, gangguan proses sirkulasi darah dan gangguan hormon. Penyakit ini memakan korban yang tidak sedikit, mencapai 10-20% dari seluruh penduduk di dunia.

Varises pada betis

Mengenai kaitan shalat dengan tekanan-tekanan yang terjadi pada urat-urat darah halus betis ini, Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Alexandria, Dr. Taufiq Ulwan mengemukakan bahwa shalat melakukan peranan penting dalam mencegah penyakit varises pada betis. Hal itu dikemukakannya dalam tesis yang diajukannya pada Fakultas Kedokteran Universitas Alexandria pada tahun 1986 M untuk memperoleh gelar master. 

Dalam penelitiannya, Dr. Ulwan melakukan pengukuran kadar hydroxiprolyn (zat yang bertanggung jawab atas kekuatan dinding urat) pada dinding saphena dengan melibatkan kelompok sampel yang terdiri dari 20 orang penderita varises. Hasilnya, kadar zat penting pembentuk urat  (hydroxiprolyn) pada penderita varises yang rajin menjalankan shalat mencapai 26, 13, sementara pada penderita varises yang tidak melaksanakan shalat kadarnya hanya mencapai 16, 43.

Kendati kedua kelompok sama-sama berada di bawah angka normal kekuatan dinding urat, namun hasil ini tetap menjelaskan kekurangan yang cukup signifikan pada dinding urat darah halus orang-orang yang tidak shalat, jika dibandingkan dengan dinding urat kalangan yang rajin menjalankan shalat. 

Akan tetapi kejutan yang paling mengesankan adalah ketika melakukan pengukuran zat hydroxiprolyn pada kelompok orang-orang yang terbebas dari penyakit varises. Kadar hydroxiprolyn pada urat saphena kelompok yang menunaikan shalat mencapai 80.93, sementara pada kelompok sehat yang tidak mengerjakan shalat hanya mencapai 63,40. Ini merupakan selisih penurunan mencengangkan yang memancing pertanyaan besar, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr. Ulwan, mengenai peran besar shalat dalam menguatkan dinding urat-urat darah halus. 

Posisi ruku'

Dr. Ulwan juga melakukan pengukuran tekanan pada dinding urat saphena selama tahapan-tahapan pelaksanaan shalat, dengan melibatkan 15 responden yang tidak terkena varises. Hasilnya adalah sebagai berikut:

1. Selama berdiri, tekanan pada dinding urat saphena rata-rata setara dengan 93,03 cm/air. 

2. Setelah tempo waktu kira-kira setengah menit dalam posisi ruku', tekanan venous pada permukaan tungkai kaki menurun drastis dari tekanan venous saat posisi berdiri, yaitu hanya 49,13 cm/air. 

3. Ketika bangkit dari ruku' (i'tidal) dan berdiri sejenak selama 30 detik, tekanan venous langsung kembali naik hingga 86,7 cm/air. 

4. Dari posisi berdiri lalu turun untuk bersujud, tekanan langsung menurun sangat drastis hingga nilai rata-rata sekitar 3 cm/air. Jadi selama sujud nyaris tidak ada tekanan pada dinding urat di kedua ujung tungkai bagian bawah. 

5. Ketika berubah posisi dari sujud ke duduk tuma'ninah, tekanan venous kembali naik menjadi 16,73 cm/air. 

6. Meskipun ada kenaikan relatif dari tekanan venous sewaktu sujud, namun nilainya tetap sangat rendah jika dibandingkan dengan sewaktu berdiri dan ruku'. 

7. Ketika sujud yang kedua kalinya, persis sebagaimana yang mereka lakukan saat shalat, tekanan venous turun lagi menjadi hanya 1,33 cm/air. Artinya, tekanan venous pada sujud kedua ini kira-kira hanya separo tekanan venous pada posisi sujud pertama. 

Dengan perbandingan statistik yang rumit antara angka-angka tekanan venous yang benar-benar ekspresif dari segi ilmiah, peneliti melihat bahwa hal itu merupakan bukti nyata peranan impresif shalat dalam menurunkan tekanan venous pada dinding urat saphena. 

Dari bertambahnya hydroxiprolyn pada urat-urat darah halus pada betis di satu sisi, dan menurunnya angka tekanan venous pada dinding urat-urat permukaan di ujung kaki bagian bawah kaki di sisi lain, dapat kita simpulkan bahwa shalat ikut turut andil dalam mengembalikan darah ke jantung melalui urat-urat darah halus yang kuat, di samping bantuan pada pemompa otot yang ia berikan selama pergerakan shalat.

Proses naiknya darah dari kedua tungkai kaki dan betis ke jantung (yang berkebalikan dengan proses gravitasi) selama posisi berdiri bertumpu secara semi sempurna pada tingkat vitalitas otot kedua belah betis, khususnya kontraksi-kontraksi ekspresif otot-otot bagian belakang betis (yang gemuk dan mengandung lemak) yang dikenal dengan istilah "pompa lemak". Pompa ini memiliki keistimewaan yang tinggi. Hal itu dikarenakan kumpulan otot-otot ini dibungkus secara kuat dengan urat-urat nadi, sehingga ketika otot-otot berkontraksi maka akan terjadilah tekanan kuat pada urat-urat ini.

Dr. Taufiq Ulwan lebih lanjut menegaskan bahwa shalat memiliki peran penting dalam memgembalikan darah ke jantung berkat gerakan-gerakan shalat yang sangat fleksibel dan membantu kinerja pompa tersebut, sehingga ia mampu bekerja dengan sempurna. 

Ia juga melihat bahwa penurunan tekanan venous setelah tiap rakaat yang bukan saja hingga angka 30 cm/air, melainkan mendekati angka nol (1,33 cm/air) merupakan rahmat bagi manusia secara umum, terlebih lagi bagi orang-orang yang berjuang dalam tempo yang lama. (dikutip dari buku Keajaiban Ibadah Secara Medis, Yogyakarta) 

Selengkapnya
Beberapa Hal Penting Yang Perlu diperhatikan Sebelum Naik Pesawat

Beberapa Hal Penting Yang Perlu diperhatikan Sebelum Naik Pesawat


Menggunakan pesawat terbang untuk perjalanan jarak jauh merupakan pilihan yang dinilai paling efektif. Pasalnya, moda transportasi ini dapat mempersingkat waktu tempuh sehingga membuat kita tidak terlalu lelah dalam perjalanan. Beberapa maskapai penerbangan menangkap peluang itu dengan menawarkan fasilitas dan kenyamanan penerbangan. Di sisi lain, harga tiket pesawat pada masa kini juga semakin terjangkau sehingga mengundang masyarakat untuk menggunakan pesawat terbang sebagai salah satu pilihan alat transportasi.

Ilustrasi pesawat
ilustrasi pesawat

Meski demikian, agar perjalanan berjalan lancar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi setiap calon penumpang pesawat. Bagi yang sudah terbiasa naik pesawat mungkin tidak menjadi persoalan, namun bagi yang baru pertama kali hendak naik, atau bagi yang sekedar ingin tahu, sebagai persiapan ketika nantinya bisa naik pesawat, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum naik pesawat, yaitu:

1. Pilih Maskapai


Hal utama yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan perjalanan dengan pesawat adalah memilih maskapai penerbangan. Demi keselamatan, sebaiknya pilihlah maskapai penerbangan yang terpercaya. Jangan mudah tergiur dengan tiket murah tetapi tidak memberikan perlindungan yang maksimal.

Alfonso Sutarno dalam buku "Panduan Perjalanan Aman dan Nyaman" mengatakan, hendaknya penumpang memprioritaskan untuk memilih pesawat yang berbadan besar. Sebab, pesawat besar memiliki tingkat keamanan yang lebih baik dari pada pesawat berbadan kecil. Di samping itu, Bandar Udara (bandara) di tempat tujuan juga perlu menjadi pertimbangan. Bila bukan bandara internasional sebaiknya memilih pesawat ukuran kecil. Alasannya, bandara non internasional biasanya pendek sehingga pendaratannya jadi kurang nyaman.

2. Perhatikan Waktu


Penumpang perlu benar-benar memperhatikan waktu check in dan keberangkatan pesawat. Misalnya berangkat ke bandara sebelum waktu yang ditentukan untuk mengantisipasi bila terjadi kemacetan di jalan raya. Biasanya banyak penumpang ketinggalan pesawat karena hal-hal seperti ini yang tidak diperhatikan. Namun dengan mengatur waktu untuk datang lebih awal, kecil kemungkinan terjadi ketinggalan pesawat. Sebelum keberangkatan, penting juga untuk mengecek dokumen-dokumen penting seperti paspor dan visa sudah terbawa.

3. Aturan Barang Bawaan


Selain jadwal penerbangan, ada beberapa aturan penerbangan lain yang penting untuk diketahui, yakni seperti jenis barang bawaan dan berat maksimal barang. Berdasarkan situs resmi dari maskapai nasional menyebutkan, ukuran maksimal barang bawaan maksimal 56 cm x 36 cm x 23 cm, dan beratnya tidak melebihi 7 kg.

4. Hindari Membawa Benda yang Berpotensi Membahayakan


Selain itu, ada barang-barang yang harus dihindari saat penerbangan, seperti benda tajam, hewan peliharaan dan benda berbahaya yang dapat menimbulkan ledakan seperti petasan, thinner, serta cairan pemutih. Di luar ijin khusus, benda-benda tersebut tidak boleh masuk dalam bagasi. Saat di dalam kabin pesawat, penumpang juga dilarang membawa benda cair atau gel yang melebihi 100 ml per botol dan total seluruh barang cair tidak lebih dari satu liter. Bila berat cairan mencapai satu liter, bisa dipastikan petugas akan memisahkannya dalam botol kecil atau kantong plastik bervolume 100 ml. Tetapi, pengecualian berlaku pada obat-obatan, susu bayi, dan barang-barang bebas cukai yang dibeli di bandara. Barang-barang tersebut biasanya dibungkus dengan kantong transparan agar mudah diketahui petugas. Untuk obat-obatan pribadi, penumpang sebaiknya membawa surat keterangan dari dokter. 

5. Menaati Instruksi Awak Pesawat


Hal penting lain yang perlu diperhatikan yaitu, selama mengudara, hendaknya menyimak instruksi penting yang diberikan oleh awak pesawat. Misalnya, tetaplah berada di tempat duduk apabila tanda mengenakan sabuk pengaman masih menyala. Jika penumpang perokok, sebaiknya pilih tempat duduk di smoking area. Penumpang dilarang merokok di sembarang tempat duduk biasa atau toilet. 

Dengan memperhatikan segala ketentuan serta langkah-langkah antisipasinya, penumpang akan lebih terjaga keamanan dan kenyamanannya dalam menikmati perjalanan udara. Kontribusi penumpang dalam mematuhi semua aturan yang berlaku juga berperan dalam menjaga keselamatan penumpang. Demikianlah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum naik pesawat. Semoga bermanfaat. (Dikutip dari Suara Merdeka 31 juli 2019)

Selengkapnya