Nglurug Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake..

Nglurug Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake..

Menang jawa

Nglurug tanpo bolo, menang tanpo ngasorake. Bagi yang orang jawa mungkin tidak asing dengan kalimat ini. Falsafah jawa ini kurang lebih mempunyai arti bahwa menyerang atau berjuang itu tanpa perlu harus membawa massa dan bala bantuan, serta Kemenangan itu diraih tanpa harus merendahkan atau mempermalukan lawan yg kalah.

Mungkin jika dipahami ini sepele, tetapi sejatinya ini bukanlah hal yang mudah. Falsafah "Nglurug tanpo bolo" mengajarkan bahwa untuk mendatangi medan perjuangan, apapun bentuknya itu, termasuk perjuangan hidup, kita harus berani menghadapi siapa pun dan permasalahan apapun tanpa harus selalu mengharapkan bantuan dari orang lain. Memang pada hal-hal tertentu kita membutuhkan bantuan orang lain, namun hal itu bukanlah suatu kemutlakan. Dalam kondisi tertentu, kita juga sering dihadapkan pada situasi yang mengharuskan kita untuk yakin dengan kemampuan diri sendiri.

Untuk bisa menerapkan falsafah "nglurug tanpo bolo" ini bukan berarti kita bisa sembrono sekehendak hati ketika melangkah dan berjuang. Kita memang harus berani namun juga harus dengan perhitungan yang cermat. Selain itu, kita juga harus memiliki keyakinan dan kepercayaan diri dalam mengambil suatu tindakan. Seseorang yang seperti inilah yang dalam dirinya bersemayam mental juara, bukan yang hanya berani menggertak jika mempunyai bala bantuan yang banyak.

Makna lain dari falsafah ini yaitu bahwa medan perang yang kita hadapi sesungguhnya adalah perjuangan melawan "diri sendiri". Perang yang seperti ini berarti kita harus mampu berperang melawan "hawa nafsu" yang bersemayam dalam diri kita. Inilah perang yang mesti kita hadapi, karena musuh terbesar kita adalah nafsu kita sendiri.
Dalam praktek kehidupan sehari-hari, falsafah ini juga bisa diterapkan saat kita hendak berusaha mencapai sesuatu. Adakalanya perbuatan yang hendak kita lakukan ada yang tidak menyukainya dan mengambil sikap bermusuhan dengan kita. Maka untuk me"menangkan" tujuan kita, bukan berarti kita harus menyerang frontal atau menyerang dengan massa untuk menghadapi "musuh" kita tersebut. Cara yang tepat dengan menerapkan falsafah tersebut adalah menemuinya secara langsung dengan penuh hati-hati, bijaksana, serta tidak gegabah, untuk mengubah cara pandang musuh kita tersebut.

Cara seperti ini lebih mengedepankan pendekatan kepada orang lain dari hati ke hati. Dengan pendekatan tersebut maka orang lain atau "musuh" kita akan merasa dianggap atau dihormati pendapatnya. Dengan model pendekatan seperti ini, tidak jarang orang yang semula tidak senang kepada kita justru menjadi bersimpati. Dan mereka yang semula memusuhi kita, akan cenderung berbalik mendukung kita. 

Selanjutnya yaitu "menang tanpo ngasorake". Pada umumnya, kita akan bersorak girang bila rival atau mereka yang selama ini memusuhi kita akhirnya menderita kalah tertimpa musibah. Kita kadang merasa puas dan bangga jika mampu mengolok-olok rival yang semakin tersudut, bahkan lebih bahagia lagi jika aib kompetitor kita tersebar luas menjadi bahan obrolan di setiap sudut jalan. Ibarat "sudah jatuh tertimpa tangga", begitu gambaran kita pada musuh yang berhasil kita kalahkan dalam suatu persaingan.

Namun kita sering kali lupa bahwa hal seperti itu bisa terjadi pada siapa saja, termasuk kita. Bisa saja suatu saat hal seperti itu kemudian berbalik menimpa kita dan kita harus siap jika harus menerimanya. Falsafah "menang tanpo ngasorake" mengajarkan bahwa kemenangan hendaknya diraih dengan cara bijaksana, yakni tanpa harus mempermalukan lawan yang dikalahkan. Berusahalah untuk menang dengan berjiwa besar, yakni menjadikan si kalah tetap bisa menegakkan kepalanya tanpa harus diselimuti kehinaaan.

Kemenangan tanpa harus menunjukkan kegembiraan dengan maksud merendahkan orang lain adalah kemenangan yang terhormat. Sebagai manusia, sudah seharusnya bagi kita untuk selalu bisa menjunjung harkat martabatnya sendiri dan sesamanya, menjaga kehidupan dan sadar akan kewajaran perbedaan. Dengan kedua falsafah jawa di atas, mari ambil maknanya dan terapkan sebagai pedoman hidup kita di dalam kesederhanaan bermasyarakat.


Selengkapnya
Kepingan Hidup

Kepingan Hidup

Puzzle

"Hidup itu seperti menyusun kepingan-kepingan puzzle". Kita membentuk gambar diri kita dari apa yang kita lakukan.. Kita mendapat satu keping dalam setiap peristiwa yang kita alami. Kepingan itu yang dinamakan makna. Makna itu kemudian kita susun dengan makna-makna lain yang sudah tersusun sebelumnya.

Terkadang kepingan makna itu tersusun dengan benar dan kita lanjutkan dengan menyusun keping baru dari peristiwa baru yang kita alami. Peristiwa yang terbentuk yang berkaitan dengan peristiwa sebelumnya..

Tetapi sering juga akal kita buntu pada satu titik. Kenapa semua tidak berjalan dengan baik? Kenapa semua tidak sesuai dengan yang kita harapkan? Itu pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul di kepala dan membuat kita menjadi gelisah..

Ketika semua tidak berjalan dengan baik, ketika kepingan itu tidak memberikan gambaran yang kita inginkan, kita biasanya terduduk diam. Merekonstruksi kembali apa yang pernah kita lakukan yang menjadikan kita seperti sekarang.

Akhirnya kita bongkar lagi kepingan yang tersusun. Terkadang kita bongkar semua, mulai dari awal lagi. Tapi lebih banyak kita bongkar sebagian ketika kita tahu, di titik inilah kita salah menyusun kepingan..

Begitulah terus hidup kita, menyusun, membongkar, susun lagi, bongkar lagi, sampai pada akhirnya kita menemukan gambar yang tepat apa dan siapa diri kita sebenarnya...

Banyak dari kita yang sudah menentukan gambar apa yang kita inginkan nanti, baru menyusun kepingan-kepingan. Kita menggambar keinginan kita dengan penuh nafsu. Kita ingin menjadi sesuatu, meski sesuatu itu tidak sesuai dengan kadar kita sebenarnya.

Nafsu yang membuat kita salah menyusun kepingan. Sehingga pada titik tertentu, kepingan-kepingan itu ternyata sama sekali tidak membentuk gambar. Macet. Berantakan. Kita mengeluh dan terus memaksa menyusun kepingan baru dari kepingan yang berantakan itu. Yang terjadi semakin berantakan, semakin kita tenggelam, terlilit masalah besar...

Susunlah kepingan hidup kita bukan berdasarkan apa yang kita inginkan. Susunlah kepingan hidup kita karena memang kita harus menautkannya dengan kepingan yang ada.

Gambar yang ada dalam benak kita, belum tentu sesuai dengan gambar yang akan terbentuk dari kepingan yang kita susun. Harus sabar daripada semua salah dan kita harus membongkar lagi semua dari awal..

Semua rencana kita tidak lebih baik dari rencana Tuhan... Janganlah jadi manusia yang berencana, lalu berdoa minta Tuhan mengabulkanNya. Berjalanlah dulu dan minta Tuhan menjaga kita dari nafsu yang akan menyesatkan di perjalanan... Itulah sebaik-baik rencana yang kita butuhkan..

Mari kita merenungi semua kesalahan akibat kesombongan kita bahwa rencana kitalah yang terbaik. Sudah saatnya kita bongkar semua kepingan yang tersusun dari sudut pandang yang salah...



Tulisan di atas saya kutip, edit, dan ringkas seperlunya tanpa menghilangkan makna dari www.dennysiregar.com
Selengkapnya
Filosofi Akar

Filosofi Akar

Akar

Ada banyak pelajaran yang bisa kita amati dari segala hal yang ada di sekitar kita. Tuhan menciptakan manusia dan seisi jagat raya ini salah satunya agar manusia mau berpikir, memahami dan menghayati segala hal yang telah Tuhan ciptakan. Penghayatan atas hal-hal tersebut juga merupakan pembelajaran bagi manusia dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya. 

Selain manusia dan hewan, tumbuhan adalah salah satu jenis ciptaan Tuhan yang berperan besar terhadap berlangsungnya kehidupan di bumi. Sebagaimana halnya sebuah bangunan, pohon atau tumbuhan dapat tumbuh subur tinggi menjulang karena memiliki pondasi kuat yang menopang di bawahnya. Pondasi tersebut adalah yang disebut akar. Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi. Fungsi akar adalah untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya. 

Akar menjadi kontributor utama kehidupan baru sebuah pohon. Seiring berjalannya waktu, akar tumbuh menjadi pondasi yang kuat. Ketika tahun demi tahun berlalu, ia sudah siap menopang batang yang tinggi. Dengan kokohnya akar, pohon yang menjulang tinggi akan gagah dan kokoh berdiri di tempatnya meski diterpa badai dan angin yang bertiup dengan kencangnya. 

Ketika melihat pohon berbuah, kita sering kali dibuat terpesona oleh ranumnya buah, karena memang buah merupakan hasil yang secara langsung yang dapat kita lihat dan kita nikmati dari sebuah pohon. Selain buah, bagian lain yang dapat langsung kita lihat dari pohon adalah rindangnya dedaunan, kemudian ranting, dahan, batang dan pohon yang berdiri kokoh. Namun dari sekian bagian pohon tersebut, sering kali luput dari pengamatan kita atau kita sering kali lupa akan peran dari bagian yang juga sangat penting, yaitu akar.  

Akar merupakan struktur tanaman yang menempati posisi paling penting, strategis dan utama. Akarlah yang menjadikan sebatang pohon dapat hidup dan berdiri tegak. Namun karena seringkali ia tersembunyi di dalam tanah, maka ia tidak terlihat oleh manusia. Ia rela semua mata manusia kagum dan menyukai bagian yang lainnya, entah batang kayunya yang kuat atau buahnya yang lezat. 

Akarlah yang bersusah payah merambat ke segala arah tak kenal lelah, meski kering serta tanah tandus di musim kemarau, ia tetap mencari makanan demi tegak dan hidupnya sang pohon. Ia tidak pernah mengeluh lantaran merasa capek berpuluh-puluh meter mengais saripati tanah. Ia rela terus tersembunyi di dalam tanah asalkan bisa memberikan manfaat yang terbaik bagi yang ada di permukaan tanah. Ia memang tak mungkin berbuat semuanya sendiri, sehingga ia menerima uluran tangan matahari dan banyak berterima kasih kepada hujan yang menyiram suburkan tanah dengan curahan airnya.

Itulah prinsip hidup akar. Ada banyak pelajaran yang dapat kita ambil darinya. Sebagian dari kita mungkin lebih mengutamakan ketenaran, popularitas dan kemasyhuran. Maka tidak jarang nilai kebaikan yang kita lakukan justru seringkali terjerumus riya yang bertujuan mendapat pujian dari orang lain. Akhirnya perbuatan kita pun menjadi sia-sia. Dari filosofi akar, mari kita pahami kembali bahwa setiap usaha dan perbuatan baik hendaknya selalu dilandasi dengan mengedepankan prinsip perjuangan dan pengorbanan yang tulus dan ikhlas. 

Suatu amal perbuatan yang berangkat dari pengorbanan yang tulus dan niat yang ikhlas pasti akan memperoleh hasil yang baik dan memuaskan. Ibarat pohon, mustahil tanpa akar yang menghujam kuat ke bumi akan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi, karena badai dan topan akan mudah menumbangkannya sebelum proses pembuahan terjadi. 

Akar juga mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak boleh menyerah dalam bertumbuh. Dalam hidup, kita harus berani untuk menjulang tinggi dan berusaha memberi manfaat untuk orang lain. Jika kita mau melalui perjuangan yang keras dan penuh kesabaran untuk membangun pondasi yang kuat, maka kelak kita sudah memiliki dasar yang baik untuk meraih keberhasilan.

Begitulah Tuhan mencontohkan keikhlasan sejati pada manusia melalui salah satu contoh ciptaan-Nya, semoga kita dapat menjadikannya pelajaran sebagai bekal dalam mengayuh bahtera di tengah derasnya ombak samudra kehidupan. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim, 24-25)


Selengkapnya
Kesederhanaan Rasulullah SAW

Kesederhanaan Rasulullah SAW

Hidup sederhana

Ketika membaca riwayat hidup Nabi Muhammad SAW, baik itu dari buku-buku sejarah atau dari nukilan hadits-hadits beliau, kita mendapati kesan bahwa seakan-akan Rasulullah SAW hidup sangat miskin dan serba kekurangan. Diceritakan pula bahwa hingga akhir hayatnya, beliau tidak meninggalkan harta warisan apa pun kepada keluarganya. Bahkan ketika itu sebuah perisai perangnya tergadaikan pada seorang Yahudi untuk menafkahi keluarganya.

Memang riwayat tersebut benar adanya. Namun jika dirunut dari sejarah perjuangan hidup beliau, sesungguhnya Rasulullah adalah seorang yang kaya. Sebelum menikah dengan Khadijah, beliau adalah seorang pekerja keras, mulai dari menjadi seorang penggembala sampai menjadi pedagang. Terlebih setelah kemudian beliau menikah dengan Khadijah, tentu saja harta kekayaannya semakin banyak. Tetapi, Rasulullah SAW tidak terjebak oleh harta kekayaannya. Beliau tetap hidup sederhana, sehingga dalam tarikh, yang ditonjolkan adalah suatu kesan bahwa beliau adalah orang yang miskin. Sikap sederhana dan bersahaja ini juga beliau contohkan kepada keluarga dan para sahabatnya.

Sejalan dengan perkembangan perjuangan Islam, maka harta kekayaan Rasulullah SAW seluruhnya digunakan untuk pembiayaan jihad dan kepentingan umat. Dalam ajaran tasawuf, inilah yang disebut zuhud. Zuhud Rasulullah bukan berarti beliau benci harta dan menghindarinya, bentuk zuhud beliau adalah menghindari memperkaya diri dan hidup bermewah-mewahan. Oleh karenanya jika harta kekayaan telah ada di tangannya, harta tersebut beliau gunakan untuk sesuatu yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat.

Padahal seandainya Rasulullah mau, beliau mampu bergaya hidup mewah seperti Abu Sufyan sebelum masuk Islam atau orang-orang kaya Quraisy lainnya. Namun keagungan pribadinya membuatnya memilih menjadi orang yang sederhana.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits, suatu ketika sahabat Ibnu Mas'ud datang ke rumah Rasulullah SAW. Ketika itu, Rasulullah SAW sedang berbaring di atas selembar anyaman daun kurma. Pada saat beliau bangun dari tidurnya, tampak membekas guratan daun kurma pada pipi Rasulullah. Ibnu Mas'ud berpikir bahwa Muhammad adalah Nabi Allah, pemimpin umat yang ditauladani, bahkan beliau adalah seorang pembesar.

Menurut pemikiran Ibnu Mas'ud, tidaklah pantas seorang yang mulia tidur seperti itu. Ibnu Mas'ud kemudian berkata, "Wahai Rasul, sebaiknya kucarikan bantal untukmu". Mendengar demikian buru-buru Rasulullah SAW mencegah, "Tiada keinginanku untuk itu, Wahai Ibnu Mas'ud. Aku dan dunia ini, bagaikan seseorang yang sedang bepergian yang sebentar berteduh ketika matahari terik. Bernaung di bawah pohon rindang, kemudian setelah berkurang rasa lelah, akan melanjutkan perjalanan ke arah tujuan. Bukannya terus menerus ingin berteduh."

Sebagai seorang yang mulia, pemimpin umat, disegani oleh penguasa-penguasa negeri lain, Rasulullah tetap sederhana. Kesederhanaan itu tidak hanya diterapkan bagi dirinya sendiri, namun juga bagi keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Beliau seorang pembesar, namun seringkali dapur keluarganya tidak mengepul.

Dalam riwayat lain diterangkan tentang pengakuan Aisyah, istri beliau kepada kemenakannya, Urwah, "Kamu lihat sendiri, seringkali berhari-hari dapurku tidak menyala". Urwah bertanya, "Lalu, apa yang sehari-hari kalian makan?". Aisyah menjawab, "Paling banter makan kurma beberapa butir dan air putih saja. Kecuali jika ada para tetangga Anshar yang berbaik hati mengantarkan makanan kepada Rasulullah, dari mereka kami bisa merasakan seteguk susu". Lalu Rasulullah menimpali, "Kami ini segolongan yang tidak akan makan kecuali jika lapar. Sedangkan jika kami makan, tidak harus sampai kenyang".

Itulah kesederhanaan Rasulullah SAW terhadap harta benda. Kesederhanaan hidup demikian yang menimbulkan kesan bahwa Rasulullah SAW sangat miskin karena benci terhadap harta benda. Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak mengajarkan kepada umatnya untuk menempuh jalan kemiskinan, melainkan mengajarkan kepada umatnya untuk hidup sederhana dan tidak rakus terhadap harta kekayaan. Sebab seandainya Rasulullah mau, maka beliau pun bisa menjadi kaya raya. Bukankah beliau juga adalah seorang pembesar "laksana raja" yang disegani oleh penguasa-penguasa di jazirah Arab hingga sampai daratan Asia?



Disarikan dari Mukasyafatul Qulub karya Syaikh Imam Al- Ghazali.
Selengkapnya
Bijaksana dalam Hidup

Bijaksana dalam Hidup

Bersaudara

Cukup lama saya tidak menulis di blog ini. Dewasa ini, beberapa bulan ini, kita banyak disuguhkan berbagai peristiwa yang cukup memanas di tanah air. Perselisihan dan perbedaan cara pandang dalam menyikapi segala hal yang terjadi tidak jarang membuat renggangnya hubungan antar sesama anak manusia. Saya tidak ingin membahas politik, namun saya ingin mencoba memahami mengapa perselisihan seperti ini bisa sampai terjadi di sekitar kita.

Seringkali, yang menyebabkan perselisihan dan pertikaian atau bahkan sampai terjadi peperangan di antara umat manusia adalah ketergantungan kepada ajaran-ajaran tertentu, yang mengklaim paling benar ketimbang yang lain, dan merendahkan ajaran lain yang berbeda dengan yang kita yakini. Orang-orang awam, dewasa ini sering mengklaim bahwa keyakinan mereka adalah satu-satunya yang benar dan harus diikuti. Kaum fanatik ini juga mengakui bahwa Tuhan dan kebenaran adalah hanya milik mereka.

Munculnya sekte-sekte yang berbeda, yang saling bertentangan dan meremehkan satu sama lain juga telah menyebabkan perselisihan dan perpecahan yang tiada akhir di antara umat manusia. Benih-benih perpecahan ada bahkan di dalam lingkup yang lebih luas, dalam persaudaraan. Persaudaraan sebesar apa pun, tidak akan sempurna selama masih mengandung perpecahan di antara manusianya. 

Kebanyakan orang lebih memilih berbuat sia-sia dengan memperselisihkan keyakinan, ketimbang mencari titik temunya dalam kebenaran tunggal. Padahal, jika kita memahami, kebenaran yang seperti ini adalah satu dan sama. Hanya saja ia dapat disaksikan dalam aspek yang berbeda untuk orang-orang tertentu pada saat tertentu. Orang-orang yang tidak memahami inilah yang dengan mudah menghina keyakinan orang lain, menganggap orang-orang yang tidak seiman dengannya masuk neraka dan menganggap keyakinan sendiri yang paling benar. 

Menjadi manusia yang bijaksana musti memahami hal ini. Setiap saat, setiap perbuatan, setiap pemikiran dan setiap kata harus selalu dipertimbangkan, dicerna, diukur, dan dianalisa sebelum diucapkan. Karena itu, segala sesuatu yang ia kerjakan adalah bersama dengan kebijaksanaan. Bagi seseorang yang bijaksana, dalam aspek religius ia tetap berpegang teguh dengan keyakinannya. KepadaNya lah ia menempatkan kepercayaannya. Ia juga bergantung kepada belas kasihNya untuk menghilangkan egoisme dalam dirinya.

Namun dalam kehidupan sosial, ia akan membebaskan diri dari batas-batas kebangsaan, rasial dan agama. Ia lebih memilih untuk menyatukan diri dalam persaudaraan manusia, yang bebas dari perbedaan status, kelas, keyakinan, ras, bangsa atau agama, dan menyatukan umat manusia dalam persaudaraan universal. Karena alasan inilah, seseorang yang bijaksana bisa hidup rukun dengan segala lapisan masyarakat, tanpa membeda-bedakan pandangan, latar belakang, kepercayaan, keyakinan mereka, dan bahkan agama mereka.

''Hanya ada satu persaudaraan, yakni persaudaraan manusia yang menyatukan anak-anak bumi dalam diri Tuhan'', Hazrat Inayat Khan.

Kebijaksanaan adalah pengetahuan yang dicerahkan dari dalam. Ia muncul bersamaan dengan kematangan jiwa. Semakin tinggi dan matang tingkat jiwa seseorang, semakin rendah hatilah dia. Orang yang bijaksana melihat hakikat kemanusiaan dalam diri setiap manusia, pria, wanita, ras dan bangsa. Penolakan terhadap hal-hal asing, dan fanatik pada satu hal saja yang diketahui, justru telah membuat manusia berada dalam kegelapan selama berabad-abad.

Seseorang yang bijaksana hendaknya mempunyai rasa toleransi dan tenggang rasa yang besar, dan menganggap bahwa semua keyakinan, agama, mempunyai hak untuk hidup dan memiliki kebenaran yang sama. Dia melihat semua agama dan keyakinan seperti beragam bentuk sekolah. Beberapa di antaranya mempelajari hidup lebih mendalam ketimbang yang lainnya. Dan masing-masing kelas di sekolah itu terdapat murid-murid yang aktif berperan di dalamnya.

Tugas yang mesti dipenuhi setiap manusia dalam kehidupan ini adalah hidup harmonis dengan sesama umat manusia, rukun, dan bergaul dengan mereka sebagaimana biasanya, saling menyapa dengan senyum, berbagi suka dan duka, dan berdiri di samping mereka. Jika seseorang sepanjang hidupnya bersikap seolah-olah seperti malaikat, dia tidak akan banyak mencapai prestasi, yang paling diharapkan dari manusia adalah memenuhi kewajibannya sebagai manusia.

Buah harus matang terlebih dahulu sebelum rasanya menjadi manis. Demikian juga jiwa harus telah mengalami perkembangan dalam tingkat tertentu sebelum akhirnya memperoleh kebijaksanaan. Jiwa yang telah berkembang akan semerbak harum, dan kemanisan jiwanya akan terlihat jelas, seperti bunga yang menyebarkan aroma wanginya, dan juga seperti buah yang ketika matang berubah warna dan rasanya.

Selengkapnya
Menyusuri Goa Petruk, Kebumen

Menyusuri Goa Petruk, Kebumen

Mulut goa petruk

Setelah sebelumnya menjelajahi goa Jatijajar, masih di hari yang sama, ahad 11 Desember 2016 pukul setengah 3 sore, kami lanjutkan perjalanan kami menuju lokasi goa petruk. Sebetulnya, pada awalnya dari goa jatijajar kami hendak ke pantai, namun setelah kami rundingkan akhirnya kami batalkan ke pantai dan memutuskan untuk kembali menjelajahi goa lain, yakni goa petruk. Untuk menuju goa petruk, kami berkendara sekitar 5 km arah selatan dari goa Jatijajar. Tidak sampai setengah jam akhirnya kami sampai di lokasi goa petruk berada.

Jalan kaki menuju goa

Setelah membayar karcis, kami harus berjalan kaki untuk sampai ke mulut goa. Suasana di areal wisata goa petruk ini tidak seramai di goa jatijajar. Di sepanjang jalan menuju mulut goa, kami juga hanya menjumpai sedikit pedagang yang berjualan. Sebuah air terjun yang tidak terlalu tinggi tampak menyapa kami dalam perjalanan menuju goa. Jalanan yang semakin menanjak dan melewati beberapa anak tangga cukup menguras tenaga kami, membuat kaki lumayan pegal dan tubuh berkeringat. Sekitar 15 menit kami berjalan, akhirnya kami sampai di mulut goa petruk yang menganga lebar.

Goa petruk adalah salah satu Goa terindah di Indonesia karena memiliki bentuk sedimen bebatuan yang mengagumkan. Di dalam goa petruk juga dijumpai sejumlah sungai atau sendang dan air terjun. Goa Petruk terletak di Dukuh Mondoyono, Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, kabupaten Kebumen. Nama Petruk berasal dari nama salah satu tokoh Punakawan dalam kisah pewayangan yang memiliki hidung panjang. Menurut sejarahnya, dahulu dalam goa ini terdapat batu yang wujudnya menyerupai seperti hidung petruk, namun karena ulah Belanda yang saat itu melakukan penambangan fosfat, hidung petruk itu akhirnya putus dan kini sudah tidak kelihatan lagi. 

Salah satu ciri khas dari goa petruk ini adalah kealamiannya yang masih sangat terjaga. Berbeda dengan goa jatijajar yang sudah banyak tersentuh pembangunan, goa petruk ini justru dibiarkan tampak alami apa adanya. Sepanjang pengamatan kami, mungkin hanya pagar dan anak tangga bangunan yang ada, itu pun masih dekat dengan mulut goa. Bahkan suasana di dalam goa juga dibiarkan tanpa penerangan alias gelap gulita. Menurut seorang pakar Goa dari luar negeri, Goa Petruk ini merupakan Goa terindah di seantero Nusantara. Untuk itu, pakar Goa ini meminta kepada Pemda Kebumen agar Goa Petruk ini tetap dijaga kealamiannya. Bahkan, untuk diterangi dengan listrik, juga tak diperkenankan. Selain kealamiannya yang masih terjaga, goa petruk dengan kedalaman jelajah mencapai 2 km ini juga merupakan salah satu goa terdalam di dunia.

Masuk goa

Meskipun suasana dalam goa gelap gulita, di goa petruk ini tersedia jasa guide yang siap mengantarkan dan memandu kita menyusuri dalamnya goa. Setiap guide akan menyambut kita di depan mulut goa sambil membawa lampu petromaks untuk penerangan di dalam goa. Saat kami menyusuri goa, kami dipandu oleh seorang ibu sebagai guide kami. Untuk masuk kedalam goa, kami juga disarankan untuk memakai sandal jepit, karena sepanjang perjalanan kami juga akan melintasi lantai goa yang berupa aliran sungai. 

Bagian dalam Goa Petruk ini terdiri atas beberapa bagian. Setelah masuk dari pintu goa, di bagian ini kita akan disambut dengan bau kurang sedap dari kelelawar yang beterbangan di langit-langit goa. Semakin ke dalam, kita akan sampai ke bagian dalam goa yang disebut Goa Semar. Di dalam Goa ini kita akan disuguhi pemandangan indah dari bebatuan yang cukup mempesona. Batuan-batuan stalaktit dan stalagmit juga terlihat menyerupai berbagai bentuk dengan beragam keindahannya.

Indahnya dalam goa

Batuan-batuan di dalam Goa Petruk ini memiliki berbagai bentuk yang diberi nama sesuai bentuknya. Guide pemandu kami dengan sabar menjelaskan satu persatu nama-nama batu yang kami lewati. Ada dinding goa yang bentuknya menyerupai kalimah Allah, ada batu berbentuk buaya, batu usus, batu mayat, batu serigala, batu bapak jenggot, batu pesawat tempur, batu taman gajah, batu semar, dan masih banyak lagi lainnya. Di dalam goa ini juga banyak dijumpai sendang yang airnya konon memiliki khasiat tertentu, bahkan adakalanya dijadikan tempat ritual oleh orang-orang tertentu.

Indah batu

Perjalanan menyusuri goa petruk ini lumayan menantang dan memacu adrenalin. Lantai goa yang licin berbatu dan sesekali melewati aliran sungai membuat kami harus berhati-hati saat melangkah. Air yang selalu menetes dari langit-langit goa juga membuat baju kami basah kuyup. Namun perjuangan kami menjelajahi goa ini terbayarkan sudah dengan keindahan yang tersaji di dalam goa ini.

Kamar seven di goa petruk

Sebetulnya, jika kita hendak menyusuri goa petruk sampai jauh ke dalamnya, maka kita musti menggunakan peralatan susur goa yang lengkap. Karena kami kurang perlengkapan dan hari sudah semakin sore, maka kami tidak menyusuri goa ini sampai bagian ujung atau yang terdalam. Meskipun begitu, kami telah menyusuri cukup dalam dan cukup puas dengan penjelajahan goa petruk ini. Goa yang eksotis dan menakjubkan. 
Selengkapnya
Jelajah Goa Jatijajar, Ayah, Kebumen

Jelajah Goa Jatijajar, Ayah, Kebumen

Goa jatijajar

Membicarakan tempat wisata di Kabupaten Kebumen memang tidak ada habisnya. Wilayah Kebumen dengan bentangan alamnya yang lengkap menyuguhkan berbagai tempat-tempat eksotis yang menjadi tujuan para wisatawan. Di antara tempat-tempat wisata tersebut ada yang sudah dikenal masyarakat luas dan ada juga yang belum begitu populer karena tempatnya yang masih asri dan tersembunyi. Wisata alam seperti perbukitan, pantai, goa, pemandian air panas, air terjun, waduk, atau wisata sejarah seperti situs, benteng, dan tempat-tempat rekreasi lainnya dapat dijumpai di Kebumen.

Sabtu, 10 Desember 2016, teman-teman saya dari Semarang berkunjung ke rumah saya di Kebumen. Mereka adalah Kang Mukhlis, Kang Fakhri, Kang Reza, Kang Alim dan Kang Tohir. Berangkat sekitar setengah 5 sore dari Semarang, mereka sampai di rumah saya ahad pukul 1 dini hari. Meskipun mungkin kurang lumrah berkunjung pada pukul 1 dini hari, tetapi saya sangat mengapresiasi kedatangan teman-teman saya yang rela berjam-jam menempuh perjalanan jauh berkendara malam hari demi mengunjungi sahabatnya untuk bersilaturrahim. Semoga persahabatan dan persaudaraan ini tetap kekal sampai akhir hayat nanti.

Pagi hari setelah sarapan dan berbincang dengan keluarga saya, kami, saya dan teman-teman saya berembug untuk mengunjungi dan menjelajahi wisata di Kebumen. Ada beberapa tempat wisata yang saya tawarkan, namun akhirnya mereka memutuskan memilih goa jatijajar, karena memang lebih populer di telinga mereka. Setelah hujan reda, pukul 10 pagi akhirnya kami berenam meluncur berkendara menuju lokasi goa jatijajar. Dari rumah saya di kecamatan Adimulyo, perjalanan menuju goa jatijajar memang lumayan jauh karena goa ini terletak di wilayah Kebumen bagian barat. Pukul setengah 12 akhirnya kami sampai di lokasi goa jatijajar.

Mulut goa jatijajar

Goa jatijajar adalah sebuah situs geologi yang terbentuk dari proses alami. Lokasi goa jatijajar terletak di desa Jatijajar kecamatan Ayah, sekitar 42 km di arah barat daya pusat kota kebumen. Wisata goa jatijajar masih satu jalur dengan objek wisata lain yaitu goa petruk, pantai logending, dan pantai Ayah. Goa jatijajar yang keseluruhannya terbentuk dari batuan kapur ini memiliki panjang 250 meter, dari pintu masuk sampai keluar, dengan lebar rata-rata 15 meter, dan tinggi rata-rata 12 meter. Lokasi goa ini berada 50 meter di atas permukaan laut.

Menurut sejarah, goa ini ditemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani bernama Jayamenawi yang memiliki lahan pertanian di atas goa tersebut. Jayamenawi yang saat itu sedang mencari rumput, kemudian jatuh ke sebuah lubang yang ternyata adalah sebuah ventilasi yang ada di langit-langit goa tersebut. Lubang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari tanah yang berada dibawahnya 24 meter.

Setelah Jayamenawi menemukan goa, tak lama kemudian Bupati Ambal, salah satu penguasa Kebumen waktu itu, meninjau lokasi tersebut. Saat mendatangi goa, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh berdampingan dan sejajar pada tepi mulut goa. Dari kisah itulah asal-muasal penamaan Goa Jatijajar. Pada mulanya pintu-pintu Gua masih tertutup oleh tanah. Maka setelah tanah yang menutupi dibongkar dan dibuang, ditemukanlah pintu goa yang sekarang menjadi pintu masuk.

Pada tahun 1975 Goa Jatijajar mulai dikembangkan menjadi Objek Wisata. Adapun yang mempunyai ide untuk mengembangkan potensi wisata Goa Jatijajar yaitu Bapak Suparjo Rustam sewaktu menjadi Gubernur Jawa Tengah. Sedang yang menjadi Bupati Kebumen pada waktu itu adalah Bapak Supeno Suryodiprojo. Sebelum Pemda Kebumen melaksanakan pembangunan Goa Jatijajar, terlebih dahulu Pemda Kebumen telah mengganti rugi tanah penduduk yang terkena lokasi pengembangan Objek Wisata Goa Jatijajar Seluas 5, 5 hektare. Setelah Goa Jatijajar selesai dibangun maka pengelolaanya dikelola oleh Pemda Kebumen. Pengembangan dan penambahan fasilitas di goa jatijajar antara lain pemasangan lampu listrik sebagai penerangan, trap-trap beton untuk memberikan kemudahan bagi para wisatawan yang masuk ke dalam Goa Jatijajar serta pemasangan hasil karya seni berupa patung-patung atau diorama.

Sebelum memasuki goa, dari lokasi pembelian karcis kita harus berjalan kaki dan menaiki anak tangga hingga sampai di mulut goa. Goa jatijajar memiliki mulut goa yang cukup lebar dan memiliki langit-langit yang lumayan tinggi. Ketika memasuki goa, biasanya kita akan menjumpai beberapa tukang foto yang menawarkan jasanya untuk mengambil gambar dan langsung cetak jadi. Di dalam goa, sebuah jembatan dibangun untuk mempermudah pengunjung menyusuri goa, sementara lampu penerangan juga banyak ditempatkan di setiap sudut goa sehingga tidak terlalu gelap. Ruangan di dalam goa cukup luas, meski semakin ke dalam kita juga melewati lorong sempit sampai akhirnya keluar di ujung goa. Sebagaimana goa pada umumnya, di dalam goa jatijajar kita juga akan menjumpai Stalagmit, Stalagtit dan juga Pilar atau Tiang Kapur, yaitu pertemuan antara Stalagtit dengan Stalagmit. Kesemuanya ini terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang sudah bereaksi dengan batu-batu kapur yang ditembusnya.

Menurut penelitian para ahli, untuk pembentukan Stalagtit itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Dalam satu tahun terbentuknya Stalagtit paling tebal hanya setebal 1 cm saja. Oleh sebab itu Goa Jatijajar merupakan goa Kapur yang sudah tua sekali. Karena saking tuanya usia dan keberadaan goa ini, maka sebagai simbol dibangunlah sebuah patung besar berbentuk binatang purba Dinosaurus di muka goa.

Diorama

Selain hasil karya yang terbentuk secara alami, di dalam goa kita juga dapat melihat karya seni buatan manusia berupa patung-patung atau diorama. Diorama yang di pasang dalam Goa Jatijajar ada 8 diorama, dengan patung berjumlah 32 buah. Keseluruhannya mengisahkan legenda dari Raden Kamandaka atau Lutung Kasarung. Adapun kaitannya dengan Goa Jatijajar ialah, dahulu kala Goa Jatijajar pernah digunakan untuk bertapa oleh Raden Kamandaka Putera Mahkota dari Kerajaan Pajajaran, yang bernama asli Banyak Cokro atau Banyak Cakra. Perlu diketahui bahwa zaman dahulu sebagian dari wilayah Kabupaten Kebumen, adalah termasuk wilayah kekuasaan Pajajaran, yang pusat pemerintahannya di Bogor (Batutulis) Jawa Barat. Adapun batasnya yaitu Kali Lukulo dari Kabupaten Kebumen. Sedangkan sebelah Timur Kali Lukulo sudah masuk wilayah Kerajaan Majapahit. Cerita Kamandaka atau Lutung Kasarung ini terjadi di kabupaten Pasir Luhur, yaitu daerah Baturaden atau Purwokerto pada abad ke-14. Namun keseluruhan dioramanya dipasang di dalam Goa Jatijajar.

Sendang mawar

Di dalam Goa Jatijajar juga terdapat 7 sungai atau sendang, meski yang baru dikenal hanya 4, yaitu Sendang Mawar, Sendang Kanthil, Sendang Puser Bumi dan Sendang Jombor. Sendang Mawar dan Sendang Kantil dapat kita akses dengan mudah, namun untuk Sendang Jombor dan Sendang Puser Bumi yang masih alami sulit untuk dijangkau, karena masih belum ada penerangan serta licin. Sendang Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka, mempunyai khasiat bisa awet muda. Adapun Sendang kanthil jika airnya untuk cuci muka atau mandi, maka niat/ cita-citanya akan mudah tercapai. Aliran air dari kedua sendang yang konon belum pernah kering ini kemudian keluar lewat mulut patung Dinosaurus dan dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai pengairan sawah desa Jatijajar dan sekitarnya. Untuk sendang Jombor dan Puser Bumi memang jarang pengunjung yang bisa sampai ke sana. Air dari Sendang Jombor dan Puser Bumi juga konon mempunyai khasiat dapat digunakan untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing.

Lorong goa jatijajar

Kepopuleran dan keeksotisan goa jatijajar memang telah dikenal masyarakat luas. Maka tidak heran jika tempat wisata ini selalu ramai didatangi pengunjung dari berbagai daerah. Selain bagian dalam goa, areal di luar goa yang sudah dipermak sedemikian rupa juga menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk berjalan-jalan dan menikmati pemandangan serta fasilitas-fasilitas yang tersedia di sekitar goa. Berbagai fasilitas di area sekitar goa jatijajar ini juga terbilang cukup lengkap. Fasilitas-fasilitas yang ada di sana di antaranya masjid, arena bermain anak-anak, taman, kolam renang, pedagang makanan dan pasar seni yang menjual berbagai macam oleh-oleh dan cinderamata.

Setelah puas menjelajahi goa jatijajar, kami shalat dzuhur di masjid areal wisata goa jatijajar ini. Selesai shalat, kami berunding untuk menentukan tujuan berikutnya. Pukul setengah 3 sore perjalanan akhirnya kami lanjutkan menuju lokasi wisata berikutnya yaitu goa petruk.

Pintu keluar goa jatijajar



Baca Selanjutnya: Menyusuri Goa Petruk, Kebumen
Selengkapnya
Kisah Barshisha dan Syaitan Abyadh

Kisah Barshisha dan Syaitan Abyadh

 Ilustrasi digoda syaitan

Syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Dengan berbagai cara syaitan menggoda manusia agar tersesat dari jalan kebenaran. Tujuannya adalah agar mereka dapat bersama-sama dengan manusia kelak di neraka. Oleh karenanya wajib bagi kita umat Islam untuk selalu mewaspadai dan membentengi diri kita dengan iman yang kokoh, agar tidak terbujuk oleh rayuan syaitan yang berujung pada kehinaan. 

Perlu kita ketahui bahwa ada beberapa golongan tingkatan syaitan dalam menyesatkan manusia. Syaitan yang menggoda para Ulama, Kiyai, tentunya berbeda dengan syaitan yang bertugas menggoda orang awam atau manusia biasa. Begitu pula syaitan yang menggoda para Nabi, Wali, dan orang-orang Shalih, tentunya juga tidak sembarangan syaitan. Mereka adalah syaitan khusus yang memang tugasnya menggoda manusia-manusia mulia tersebut. Syaitan yang menggoda para Nabi dan Wali disebut juga syaitan abyadh (أبيض/putih). Syaitan abyadh juga pernah mendatangi Nabi Muhammad SAW dalam rupa atau mengaku sebagai Malaikat Jibril yang hendak membawa wahyu. Namun Nabi mengetahuinya dan kemudian Malaikat Jibril membuangnya ke tempat yang jauh. Diriwayatkan dari 'Atha' dan lainnya dari Ibnu 'Abbas RA, beliau menuturkan:

Dahulu ada seorang rahib (pendeta) bernama Barshisha (برصيصا) yang dikenal taat dan ahli ibadah. Ia beribadah di dalam biaranya selama 70 tahun lamanya. Selama itu, ia tidak pernah sekalipun bermaksiat kepada Allah SWT. Sebegitu giatnya ia beribadah sampai-sampai iblis dibuat kepayahan dalam upayanya menyesatkan barshisha. Suatu ketika para syaitan penggoda manusia berkumpul. Syaitan abyadh kemudian berkata kepada iblis: ''Aku yang akan menyelesaikan tugas untuk menyesatkan barshisha.''

Syaitan abyadh kemudian pergi ke tempat barshisha dengan berpenampilan seperti seorang pendeta dan mencukur rambutnya. Setelah sampai di biara milik barshisha, syaitan abyadh kemudian memanggilnya, namun barshisha tidak menjawabnya. Barshisha tidak pernah beristirahat dari shalatnya kecuali setiap 10 hari sekali. Ia juga tidak berbuka puasa kecuali setiap 10 hari sekali. Melihat hal itu, syaitan abyadh kemudian berpura-pura shalat di lantai dasar biara barshisha. Selama 40 hari, barshisha tidak menoleh sekalipun kepada syaitan abyadh yang menyamar sebagai ahli ibadah itu. 

Ketika barshisha melihat kesungguhan syaitan abyadh dalam beribadah, barshisha kemudian menemui syaitan abyadh dan bertanya: ''Apa keperluanmu?''

Syaitan abyadh menjawab,: ''Keperluanku adalah agar kiranya engkau mengizinkanku untuk naik ke atas biara bersamamu.''

Barshisha kemudian mengizinkan syaitan abyadh untuk naik ke atas biaranya. Syaitan abyadh kemudian beribadah selama satu tahun di biara barshisha.

Syaitan abyadh menampakkan kesungguhannya dalam beribadah. Ia tidak berbuka puasa dan juga tidak beristirahat dari shalatnya kecuali setiap 40 hari sekali.  Setelah memasuki masa satu tahun, syaitan abyadh kemudian berkata kepada barshisha: ''Sesungguhnya aku mempunyai beberapa doa yang akan aku ajarkan kepadamu supaya engkau dapat mengamalkannya. Doa ini lebih baik dari apa yang engkau kerjakan. Dengan doa ini Allah akan menyembuhkan orang sakit, orang yang mendapat bala' dan dapat menyembuhkan orang gila.''

Barshisha menjawab,: ''Aku tidak menginginkan derajat seperti itu. Aku khawatir orang-orang akan membuatku sibuk sehingga menjadikanku lalai beribadah kepada Tuhanku.''

Syaitan abyadh tidak henti-hentinya membujuk barshisha sampai akhirnya ia mengajarkan doa-doa itu kepada barshisha. Setelah itu, syaitan abyadh kemudian pergi mendatangi iblis dan berkata: ''Demi Allah! aku telah berhasil merusak lelaki ini.''

Kemudian syaitan abyadh pergi untuk mengganggu seorang lelaki. Ia membuat laki-laki tersebut menjadi gila. Kemudian ia menjelma menjadi seorang tabib lalu berkata kepada keluarganya,: ''Sesungguhnya lelaki ini telah diganggu oleh bangsa jin sehingga menjadi gila. Apakah kalian ingin ia diobati?''

Mereka menjawab,: ''Ya.''

Syaitan abyadh berkata,: ''Sesungguhnya aku tidak mampu mengobati penyakit ini, tetapi akan aku tunjukkan kepada kalian seseorang yang apabila dia berdoa kepada Allah, maka Allah akan menyembuhkan penyakit lelaki ini. Pergilah kalian kepada Barshisha, karena sesungguhnya dia memiliki 'ism' yang jika dia berdoa dengan 'ism' tersebut maka doanya akan dikabulkan.''

Mereka pun pergi kepada Barshisha dan memintanya berdoa untuk kesembuhan lelaki itu. Maka barshisha pun kemudian mendoakannya dan pergilah syaitan yang mengganggu lelaki tersebut.

Sejak saat itu syaitan abyadh terus mengganggu manusia lain dan menyuruh mereka untuk berobat kepada Barshisha. Barshisha pun mendoakan mereka dan semua sembuh berkat doa barshisha. Sampai suatu ketika syaitan abyadh mengganggu seorang putri raja dari Bani Israil yang memiliki tiga saudara laki-laki. Melihat keadaan putrinya, sang raja mengumumkan hal itu kepada kaumnya. Lalu syaitan abyadh kemudian datang kepada keluarga putri tersebut dengan menjelma menjadi seorang tabib. Syaitan abyadh bertanya kepada saudara-saudaranya,: ''Apakah kalian ingin agar saudarimu itu aku obati?''

Mereka menjawab,: ''Ya''

Syaitan abyadh berkata, ''Sesungguhnya syaitan yang mengganggu saudari kalian itu sangat kuat sehingga aku tidak mampu mengobatinya, tetapi aku akan menunjukkan kepada kalian seorang yang dapat dipercaya, yang mana kalian dapat menitipkan saudari kalian kepadanya untuk disembuhkan. Apabila syaitan yang mengganggu saudari kalian itu datang, dia akan berdoa untuk kesembuhan saudari kalian, hingga kalian akan tahu bahwa saudari kalian telah sembuh dan kalian dapat mengambilnya kembali darinya.''

Mereka berkata: ''Siapakah orang itu?'' Syaitan abyadh menjawab: ''dia adalah barshisha.''

Maka pergilah mereka kepada barshisha dan memintanya untuk mendoakan kesembuhan saudari mereka, namun ternyata barshisha menolaknya. Mereka pun kemudian membangun sebuah biara baru yang mereka sambungkan dengan biara milik barshisha. Mereka letakan saudari mereka di biara yang mereka buat itu. Setelah itu mereka berkata kepada barshisha: ''Wahai barshisha, kami tinggalkan saudari kami sebagai amanah bagimu, maka hendaklah engkau obati dia.'' Setelah berkata demikian, mereka kemudian pulang.

Ketika barshisha selesai dari shalatnya, ia mengamati gadis yang begitu cantik itu, sampai timbul perasaan dalam hatinya kepada gadis itu. Kemudian syaitan mendatangi gadis itu dan mencekiknya, hingga tanpa sengaja tubuh gadis itu terbuka dan membuat gadis itu seperti hendak menggoda barshisha. Maka syaitan mendatangi barshisha dan berkata kepadanya: ''Celaka engkau, gaulilah gadis itu, karena engkau tidak akan bisa temui lagi gadis secantik itu, dan setelah itu engkau bisa bertaubat.''

Tidak henti-henti syaitan menggoda barshisha agar menuruti perintahnya, sampai akhirnya barshisha pun menggauli gadis itu berkali-kali hingga hamil dan terlihat kandungannya. Kemudian syaitan berkata kepada barshisha,: ''Celaka engkau wahai barshisha, bila perbuatanmu itu terungkap. Hendaknya engkau membunuhnya dan setelah itu engkau bisa bertaubat?''

Barshisha kemudian membunuh gadis itu dan menguburkannya di lereng gunung pada malam hari. Pada saat barshisha menguburkannya, syaitan datang dan menarik ujung pakaian gadis itu hingga nampak muncul dari permukaan tanah. Kemudian Barshisha pulang ke biaranya dan kembali beribadah. Tiba-tiba ketiga saudara gadis itu datang untuk menjenguk saudari mereka. Ketika mereka tidak menjumpainya, mereka menanyakan hal itu kepada barshisha: “Wahai barshisha, apa yang telah engkau lakukan terhadap saudari kami?”

Barshisha menjawab: ''Syaitan telah datang dan membawa pergi saudari kalian, sedangkan aku tidak mampu melawannya.''

Maka mereka pun percaya kepada jawaban barshisha dan akhirnya pulang. Pada saat malam hari dalam suasana duka, syaitan datang dalam mimpi saudara yang paling besar dan berkata kepadanya tentang kejadian yang menimpa saudarinya. Dalam mimpinya syaitan berkata: ''Sesungguhnya barshisha telah berbuat demikian dan demikian kepada saudarimu, dan ia telah menguburkan saudarimu di tempat ini''.

Saudara paling besar ini tidak mempercayai mimpi itu dan berkata: ''mimpi ini berasal dari perbuatan syaitan.'' Tiga malam berturut-turut syaitan datang dalam mimpi saudara paling besar tadi, namun tidak dihiraukan. Syaitan kemudian mendatangi saudara yang tengah dan memberitahukan seperti yang disampaikan kepada saudara yang paling besar. Saudara yang tengah ini juga hanya diam dan tidak memberitahukan mimpinya kepada siapapun. Melihat hal itu, syaitan kemudian mendatangi saudara yang paling kecil dan kembali memberitahukan sebagaimana yang disampaikan kepada kedua saudaranya sebelumnya. Saudara paling kecil ini kemudian berkata kepada kedua saudaranya,: ''demi Allah, sungguh aku telah bermimpi seperti ini dan seperti ini (menjelaskan mimpinya).''

Saudara yang tengah kemudian menyahut: ''demi Allah, aku juga bermimpi demikian.''

Suadara yang paling besar pun ikut menimpali: ''demi Allah, aku juga bermimpi yang sama.''

Ketiganya kemudian pergi menemui barshisha lagi dan bertanya: ''Apa yang telah engkau perbuat kepada saudari kami?''

Barshisha menjawab,: ''Bukankah aku telah memberitahukan tentang hal itu kepada kalian, mengapa kalian seakan menuduhku?''

Mereka lalu mengatakan,: ''Demi Allah kami tidak menuduhmu,'' Mereka pun merasa malu dan kemudian pergi.

Syaitan kemudian mendatangi mereka lagi dan berkata kepada mereka: "Sesungguhnya saudari kalian telah dikuburkan di sana (dengan menunjukan suatu tempat), dengan ujung pakaiannya kelihatan menyembul di atas permukaan tanah."

Maka pergilah mereka bertiga menuju tempat yang ditunjukkan syaitan dan mendapati saudari mereka persis sebagaimana yang diberitakan dalam mimpi mereka. Kemudian mereka bersama beberapa pemuda dari keluarga mereka mendatangi biara barshisha dengan membawa kapak dan beberapa peralatan. Mereka robohkan biara barshisha dan membawa paksa barshisha turun dari biaranya. Mereka membelenggu barshisha dan membawanya ke hadapan raja.

Akhirnya barshisha pun mengakui apa yang telah diperbuatnya. Sang raja kemudian memerintahkan hukuman mati kepada barshisha dan dipancang di atas kayu salib. Pada saat disalib, syaitan abyadh mendatangi barshisha seraya berkata,: ''Apakah engkau mengenalku?''

Barshisha menjawab: ''Tidak.''

Syaitan abyadh berkata lagi,: ''Akulah temanmu yang telah mengajarkanmu beberapa doa, lalu doa itu dikabulkan bagimu.''

Melihat keadaan barshisha, syaitan tidak henti-hentinya mencela sikap barshisha hingga akhirnya barshisha berucap: ''jadi sekarang bagaimana, apa yang harus aku lakukan''

Syaitan abyadh menjawab,: ''Taat dan tunduklah engkau kepadaku atas satu hal, maka aku akan menyelamatkanmu dari siksa yang engkau alami, dan aku akan bebaskan engkau dari tempat ini.''

Barshisha bertanya: ''Apa perintahmu yang harus aku taati?''

Syaitan abyadh menjawab,: ''Engkau harus sujud kepadaku.''

Barshisha kembali menjawab:, ''Baiklah, aku akan melakukannya.''

Maka barshisha pun menyatakan sujud kepada syaitan abyadh. Kemudian syaitan abyadh berkata,: "Hai Barshisha! Inilah yang aku kehendaki darimu sebagai akhir dari urusanmu, hingga akhirnya engkau kufur dan ingkar kepada Tuhanmu. Sekarang aku berlepas diri darimu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.''

Demikianlah kisah Barshisha atau Barseso, seorang ahli ibadah yang akhir hidupnya mati dalam keadaan su'ul khatimah. Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar atau membaca kisah Barshisha ini. Kisah di atas saya nukil dari kitab Tafsir Munir karya Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi dalam menafsiri surat Al-Hasyr ayat 16-17. Kisah ini disebutkan pula dalam kitab tafsir lain seperti dalam kitab tafsir Imam al-Qurtubi dan lainnya. Kisah barshisha ini juga biasa dikutip ketika menjelaskan tentang keutamaan seorang alim atas ahli ibadah.

Itulah gambaran dari tipu daya syaitan dalam menyesatkan umat manusia. Seberapa tinggi derajat kita, syaitan juga punya cara untuk melancarkan godaan dan tipu muslihatnya demi keberhasilan tujuan mereka. Segala cara ditempuh agar manusia dapat terbujuk oleh rayuan mereka dan akhirnya tunduk kepada mereka. Begitu manusia tunduk pada kehendak mereka, mereka pun berlepas diri atas apa yang terjadi selanjutnya. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah di atas.

Allah berfirman: (Bujukan orang-orang munafik itu) seperti halnya (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam". "Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zalim." (QS. Al-Hasyr: 16-17)

Selengkapnya