Perlu kita ketahui bahwa ada beberapa golongan tingkatan syaitan dalam menyesatkan manusia. Syaitan yang menggoda para Ulama, Kiyai, tentunya berbeda dengan syaitan yang bertugas menggoda orang awam atau manusia biasa. Begitu pula syaitan yang menggoda para Nabi, Wali, dan orang-orang Shalih, tentunya juga tidak sembarangan syaitan. Mereka adalah syaitan khusus yang memang tugasnya menggoda manusia-manusia mulia tersebut. Syaitan yang menggoda para Nabi dan Wali disebut juga syaitan abyadh (أبيض/putih). Syaitan abyadh juga pernah mendatangi Nabi Muhammad SAW dalam rupa atau mengaku sebagai Malaikat Jibril yang hendak membawa wahyu. Namun Nabi mengetahuinya dan kemudian Malaikat Jibril membuangnya ke tempat yang jauh. Diriwayatkan dari 'Atha' dan lainnya dari Ibnu 'Abbas RA, beliau menuturkan:
Dahulu ada seorang rahib (pendeta) bernama Barshisha (برصيصا) yang dikenal taat dan ahli ibadah. Ia beribadah di dalam biaranya selama 70 tahun lamanya. Selama itu, ia tidak pernah sekalipun bermaksiat kepada Allah SWT. Sebegitu giatnya ia beribadah sampai-sampai iblis dibuat kepayahan dalam upayanya menyesatkan barshisha. Suatu ketika para syaitan penggoda manusia berkumpul. Syaitan abyadh kemudian berkata kepada iblis: ''Aku yang akan menyelesaikan tugas untuk menyesatkan barshisha.''
Syaitan abyadh kemudian pergi ke tempat barshisha dengan berpenampilan seperti seorang pendeta dan mencukur rambutnya. Setelah sampai di biara milik barshisha, syaitan abyadh kemudian memanggilnya, namun barshisha tidak menjawabnya. Barshisha tidak pernah beristirahat dari shalatnya kecuali setiap 10 hari sekali. Ia juga tidak berbuka puasa kecuali setiap 10 hari sekali. Melihat hal itu, syaitan abyadh kemudian berpura-pura shalat di lantai dasar biara barshisha. Selama 40 hari, barshisha tidak menoleh sekalipun kepada syaitan abyadh yang menyamar sebagai ahli ibadah itu.
Ketika barshisha melihat kesungguhan syaitan abyadh dalam beribadah, barshisha kemudian menemui syaitan abyadh dan bertanya: ''Apa keperluanmu?''
Syaitan abyadh menjawab,: ''Keperluanku adalah agar kiranya engkau mengizinkanku untuk naik ke atas biara bersamamu.''
Barshisha kemudian mengizinkan syaitan abyadh untuk naik ke atas biaranya. Syaitan abyadh kemudian beribadah selama satu tahun di biara barshisha.
Syaitan abyadh menampakkan kesungguhannya dalam beribadah. Ia tidak berbuka puasa dan juga tidak beristirahat dari shalatnya kecuali setiap 40 hari sekali. Setelah memasuki masa satu tahun, syaitan abyadh kemudian berkata kepada barshisha: ''Sesungguhnya aku mempunyai beberapa doa yang akan aku ajarkan kepadamu supaya engkau dapat mengamalkannya. Doa ini lebih baik dari apa yang engkau kerjakan. Dengan doa ini Allah akan menyembuhkan orang sakit, orang yang mendapat bala' dan dapat menyembuhkan orang gila.''
Barshisha menjawab,: ''Aku tidak menginginkan derajat seperti itu. Aku khawatir orang-orang akan membuatku sibuk sehingga menjadikanku lalai beribadah kepada Tuhanku.''
Syaitan abyadh tidak henti-hentinya membujuk barshisha sampai akhirnya ia mengajarkan doa-doa itu kepada barshisha. Setelah itu, syaitan abyadh kemudian pergi mendatangi iblis dan berkata: ''Demi Allah! aku telah berhasil merusak lelaki ini.''
Kemudian syaitan abyadh pergi untuk mengganggu seorang lelaki. Ia membuat laki-laki tersebut menjadi gila. Kemudian ia menjelma menjadi seorang tabib lalu berkata kepada keluarganya,: ''Sesungguhnya lelaki ini telah diganggu oleh bangsa jin sehingga menjadi gila. Apakah kalian ingin ia diobati?''
Mereka menjawab,: ''Ya.''
Syaitan abyadh berkata,: ''Sesungguhnya aku tidak mampu mengobati penyakit ini, tetapi akan aku tunjukkan kepada kalian seseorang yang apabila dia berdoa kepada Allah, maka Allah akan menyembuhkan penyakit lelaki ini. Pergilah kalian kepada Barshisha, karena sesungguhnya dia memiliki
'ism' yang jika dia berdoa dengan
'ism' tersebut maka doanya akan dikabulkan.''
Mereka pun pergi kepada Barshisha dan memintanya berdoa untuk kesembuhan lelaki itu. Maka barshisha pun kemudian mendoakannya dan pergilah syaitan yang mengganggu lelaki tersebut.
Sejak saat itu syaitan abyadh terus mengganggu manusia lain dan menyuruh mereka untuk berobat kepada Barshisha. Barshisha pun mendoakan mereka dan semua sembuh berkat doa barshisha. Sampai suatu ketika syaitan abyadh mengganggu seorang putri raja dari Bani Israil yang memiliki tiga saudara laki-laki. Melihat keadaan putrinya, sang raja mengumumkan hal itu kepada kaumnya. Lalu syaitan abyadh kemudian datang kepada keluarga putri tersebut dengan menjelma menjadi seorang tabib. Syaitan abyadh bertanya kepada saudara-saudaranya,: ''Apakah kalian ingin agar saudarimu itu aku obati?''
Mereka menjawab,: ''Ya''
Syaitan abyadh berkata, ''Sesungguhnya syaitan yang mengganggu saudari kalian itu sangat kuat sehingga aku tidak mampu mengobatinya, tetapi aku akan menunjukkan kepada kalian seorang yang dapat dipercaya, yang mana kalian dapat menitipkan saudari kalian kepadanya untuk disembuhkan. Apabila syaitan yang mengganggu saudari kalian itu datang, dia akan berdoa untuk kesembuhan saudari kalian, hingga kalian akan tahu bahwa saudari kalian telah sembuh dan kalian dapat mengambilnya kembali darinya.''
Mereka berkata: ''Siapakah orang itu?'' Syaitan abyadh menjawab: ''dia adalah barshisha.''
Maka pergilah mereka kepada barshisha dan memintanya untuk mendoakan kesembuhan saudari mereka, namun ternyata barshisha menolaknya. Mereka pun kemudian membangun sebuah biara baru yang mereka sambungkan dengan biara milik barshisha. Mereka letakan saudari mereka di biara yang mereka buat itu. Setelah itu mereka berkata kepada barshisha: ''Wahai barshisha, kami tinggalkan saudari kami sebagai amanah bagimu, maka hendaklah engkau obati dia.'' Setelah berkata demikian, mereka kemudian pulang.
Ketika barshisha selesai dari shalatnya, ia mengamati gadis yang begitu cantik itu, sampai timbul perasaan dalam hatinya kepada gadis itu. Kemudian syaitan mendatangi gadis itu dan mencekiknya, hingga tanpa sengaja tubuh gadis itu terbuka dan membuat gadis itu seperti hendak menggoda barshisha. Maka syaitan mendatangi barshisha dan berkata kepadanya: ''Celaka engkau, gaulilah gadis itu, karena engkau tidak akan bisa temui lagi gadis secantik itu, dan setelah itu engkau bisa bertaubat.''
Tidak henti-henti syaitan menggoda barshisha agar menuruti perintahnya, sampai akhirnya barshisha pun menggauli gadis itu berkali-kali hingga hamil dan terlihat kandungannya. Kemudian syaitan berkata kepada barshisha,: ''Celaka engkau wahai barshisha, bila perbuatanmu itu terungkap. Hendaknya engkau membunuhnya dan setelah itu engkau bisa bertaubat?''
Barshisha kemudian membunuh gadis itu dan menguburkannya di lereng gunung pada malam hari. Pada saat barshisha menguburkannya, syaitan datang dan menarik ujung pakaian gadis itu hingga nampak muncul dari permukaan tanah. Kemudian Barshisha pulang ke biaranya dan kembali beribadah. Tiba-tiba ketiga saudara gadis itu datang untuk menjenguk saudari mereka. Ketika mereka tidak menjumpainya, mereka menanyakan hal itu kepada barshisha: “Wahai barshisha, apa yang telah engkau lakukan terhadap saudari kami?”
Barshisha menjawab: ''Syaitan telah datang dan membawa pergi saudari kalian, sedangkan aku tidak mampu melawannya.''
Maka mereka pun percaya kepada jawaban barshisha dan akhirnya pulang. Pada saat malam hari dalam suasana duka, syaitan datang dalam mimpi saudara yang paling besar dan berkata kepadanya tentang kejadian yang menimpa saudarinya. Dalam mimpinya syaitan berkata: ''Sesungguhnya barshisha telah berbuat demikian dan demikian kepada saudarimu, dan ia telah menguburkan saudarimu di tempat ini''.
Saudara paling besar ini tidak mempercayai mimpi itu dan berkata: ''mimpi ini berasal dari perbuatan syaitan.'' Tiga malam berturut-turut syaitan datang dalam mimpi saudara paling besar tadi, namun tidak dihiraukan. Syaitan kemudian mendatangi saudara yang tengah dan memberitahukan seperti yang disampaikan kepada saudara yang paling besar. Saudara yang tengah ini juga hanya diam dan tidak memberitahukan mimpinya kepada siapapun. Melihat hal itu, syaitan kemudian mendatangi saudara yang paling kecil dan kembali memberitahukan sebagaimana yang disampaikan kepada kedua saudaranya sebelumnya. Saudara paling kecil ini kemudian berkata kepada kedua saudaranya,: ''demi Allah, sungguh aku telah bermimpi seperti ini dan seperti ini (menjelaskan mimpinya).''
Saudara yang tengah kemudian menyahut: ''demi Allah, aku juga bermimpi demikian.''
Suadara yang paling besar pun ikut menimpali: ''demi Allah, aku juga bermimpi yang sama.''
Ketiganya kemudian pergi menemui barshisha lagi dan bertanya: ''Apa yang telah engkau perbuat kepada saudari kami?''
Barshisha menjawab,: ''Bukankah aku telah memberitahukan tentang hal itu kepada kalian, mengapa kalian seakan menuduhku?''
Mereka lalu mengatakan,: ''Demi Allah kami tidak menuduhmu,'' Mereka pun merasa malu dan kemudian pergi.
Syaitan kemudian mendatangi mereka lagi dan berkata kepada mereka: "Sesungguhnya saudari kalian telah dikuburkan di sana (dengan menunjukan suatu tempat), dengan ujung pakaiannya kelihatan menyembul di atas permukaan tanah."
Maka pergilah mereka bertiga menuju tempat yang ditunjukkan syaitan dan mendapati saudari mereka persis sebagaimana yang diberitakan dalam mimpi mereka. Kemudian mereka bersama beberapa pemuda dari keluarga mereka mendatangi biara barshisha dengan membawa kapak dan beberapa peralatan. Mereka robohkan biara barshisha dan membawa paksa barshisha turun dari biaranya. Mereka membelenggu barshisha dan membawanya ke hadapan raja.
Akhirnya barshisha pun mengakui apa yang telah diperbuatnya. Sang raja kemudian memerintahkan hukuman mati kepada barshisha dan dipancang di atas kayu salib. Pada saat disalib, syaitan abyadh mendatangi barshisha seraya berkata,: ''Apakah engkau mengenalku?''
Barshisha menjawab: ''Tidak.''
Syaitan abyadh berkata lagi,: ''Akulah temanmu yang telah mengajarkanmu beberapa doa, lalu doa itu dikabulkan bagimu.''
Melihat keadaan barshisha, syaitan tidak henti-hentinya mencela sikap barshisha hingga akhirnya barshisha berucap: ''jadi sekarang bagaimana, apa yang harus aku lakukan''
Syaitan abyadh menjawab,: ''Taat dan tunduklah engkau kepadaku atas satu hal, maka aku akan menyelamatkanmu dari siksa yang engkau alami, dan aku akan bebaskan engkau dari tempat ini.''
Barshisha bertanya: ''Apa perintahmu yang harus aku taati?''
Syaitan abyadh menjawab,: ''Engkau harus sujud kepadaku.''
Barshisha kembali menjawab:, ''Baiklah, aku akan melakukannya.''
Maka barshisha pun menyatakan sujud kepada syaitan abyadh. Kemudian syaitan abyadh berkata,: "Hai Barshisha! Inilah yang aku kehendaki darimu sebagai akhir dari urusanmu, hingga akhirnya engkau kufur dan ingkar kepada Tuhanmu. Sekarang aku berlepas diri darimu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.''
Demikianlah kisah Barshisha atau Barseso, seorang ahli ibadah yang akhir hidupnya mati dalam keadaan su'ul khatimah. Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar atau membaca kisah Barshisha ini. Kisah di atas saya nukil dari kitab Tafsir Munir karya Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi dalam menafsiri surat Al-Hasyr ayat 16-17. Kisah ini disebutkan pula dalam kitab tafsir lain seperti dalam kitab tafsir Imam al-Qurtubi dan lainnya. Kisah barshisha ini juga biasa dikutip ketika menjelaskan tentang keutamaan seorang alim atas ahli ibadah.
Itulah gambaran dari tipu daya syaitan dalam menyesatkan umat manusia. Seberapa tinggi derajat kita, syaitan juga punya cara untuk melancarkan godaan dan tipu muslihatnya demi keberhasilan tujuan mereka. Segala cara ditempuh agar manusia dapat terbujuk oleh rayuan mereka dan akhirnya tunduk kepada mereka. Begitu manusia tunduk pada kehendak mereka, mereka pun berlepas diri atas apa yang terjadi selanjutnya. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah di atas.
Allah berfirman: (Bujukan orang-orang munafik itu) seperti halnya (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam". "Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zalim." (QS. Al-Hasyr: 16-17)