Mengenal Cedera Bahu dan Pencegahannya

Mengenal Cedera Bahu dan Pencegahannya

Pemain bola cedera bahu

Bahu merupakan bagian tubuh yang rawan terkena cedera akibat ketegangan otot, salah posisi hingga salah urat. Cedera bahu biasanya sering menimpa para olahragawan, terbukti 20 persen cedera karena olahraga terjadi pada bahu. Latihan beban dan olahraga seperti tenis, bulu tangkis, voli, sepak bola, rugby, hingga renang terbilang kegiatan yang rentan cedera bahu. Beban atau aktivitas berlebih dan gerakan yang salah di daerah tersebut sering kali mencederai tendon (urat).

Meskipun demikian, cedera bahu juga dapat terjadi dari kebiasaan mengangkat benda-benda berat. Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari kita juga sering memberi beban berlebih pada bahu. Para kuli angkut barang misalnya, mereka sering membawa barang-barang berat pada bahunya. Para backpacker, para petualang atau para pendaki gunung juga sering membawa tas ransel selama berjam-jam dengan beban yang cukup berat. Bagi para wanita, cedera bahu juga dapat menimpa mereka yang mempunyai kebiasaan membawa segala kebutuhannya secara bersamaan dalam satu tas, yang diselempangkan di bahu dan dibawa kemana-mana.

Sendi bahu terdiri dari tiga tulang, yakni tulang atas, tulang belikat dan tulang selangka, yang bersamaan dengan kombinasi otot dan tendon, yang disebut manset rotator. Ada beberapa penyebab utama nyeri bahu. Yaitu cedera manset rotator, cedera labum (jaringan fibrosa yang mengelilingi sendi bahu) dan dislokasi bahu yang umumnya disebabkan cedera bahu, dan bahu yang membeku.

dr Roland Chong MBBS, ahli bedah ortopedi Gleneagles Hospital Singapore menjelaskan, "Tulang sendi bahu merupakan salah satu tulang yang paling sering digerakkan dan rentan terhadap cedera, karena penggunaan yang berat dari lengan dan bahu". 

Seseorang yang mengalami peradangan, robekan manset sebagian, hingga robek secara penuh, bisa dikategorikan menderita cedera manset rotator. Cedera ini bisa timbul karena keausan. Penderita manset rotator, merasakan dampak paling besar ketika mereka harus terus menerus mengangkat lengan lebih dari 90 derajat. Adapun robekan yang besar, biasanya disebabkan luka yang berat. Misalnya karena kecelakaan saat berolahraga, atau ketika menggunakan tangan untuk berlindung saat jatuh.

Jika yang dialami peradangan atau robekan yang lebih kecil, kadang bisa sembuh sendiri tanpa perlu operasi. Hanya perlu melakukan pengobatan seperti memberi anti-inflamasi non-steroid, untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. Pengobatan biasanya juga bisa dibarengi dengan fisioterapi untuk memperkuat otot-otot manset rotator lainnya. Pengobatan lainnya, suntikan kombinasi steroid dan anestesi ke dalam area manset rotator, yang fungsinya sebagai penghilang rasa sakit dan mengurangi peradangan hingga enam bulan.

Perubahan aktivitas juga penting dalam pengobatan dan pencegahan, termasuk latihan fisik untuk memperkuat manset rotator, dan tidak lupa, mengubah postur tubuh selama berkegiatan sehari-hari. Siklus pengobatan non-operasi ini biasanya berlangsung antara tiga hingga enam bulan.

Ketika yang terjadi robekan serius, atau ketika terapi non-operasi tidak efektif, barulah dilakukan pembedahan. Ini dilakukan untuk memperbaiki manset rotator agar sempurna, sehingga pasien bisa kembali melakukan olahraga atau beraktivitas dalam waktu enam hingga tujuh bulan.

Dislokasi Bahu


Ketika tulang lengan atas muncul keluar dari persendian bahu yang seharusnya masuk ke dalam, ini merupakan dislokasi bahu. Dislokasi bahu terjadi pada saat bonggol tulang lengan atas bergeser dari tempatnya di tulang belikat. Dislokasi bahu sering terjadi pada atlet atau orang yang sering berolahraga kontak fisik. Misalnya pencak silat, gulat, judo, atau olahraga dengan resiko jatuh tinggi seperti balap motor dan panjat tebing.

Penderita dislokasi bahu akan mengalami rasa sakit dan tidak bisa menggerakkan lengan. Rasa sakit yang langsung terasa nyeri pada bahu. Sendi bahu pun akan terlihat bengkak. Posisi lengan setelah trauma yang terjadi, bisa ditandai untuk membedakan arah pergeseran sendi bahu. Bila dalam keadaan rileks lengan menjadi terputar ke arah luar (sehingga lipat siku menghadap ke depan), maka yang terjadi adalah pergeseran sendi ke arah depan. Sedangkan lengan yang terputar ke arah dalam (lipat siku menghadap ke belakang), dan terdapat nyeri saat lengan diputar ke arah luar, ini adalah pergeseran sendi ke belakang.

Langkah pertama untuk melakukan diagnosis dislokasi bahu adalah menjalani x-ray dan scan untuk mengetahui penyebab cedera. Selain itu juga dilakukan tes untuk mengetahui seberapa longgar sendinya untuk mengetahui kemungkinan cedera lainnya. Jika dislokasi bahu tidak diobati dengan baik, tulang yang tersisa dari sendi bisa merusak tulang rawan di sekitarnya. Akan terjadi pengeroposan tulang karena gesekan antara sendi dan tulang di sekitarnya.

Selain dislokasi bahu, cedera bahu lainnya yaitu bahu membeku. Kondisi ini terjadi ketika seseorang tidak bisa menggerakkan bahunya ke segala arah. Ini disebabkan penebalan kapsul jaringan ikat yang mengelilingi sendi bahu. Rasa sakit dan ketidakmampuan bergerak yang sangat parah, menyebabkan penderitanya sulit melakukan kegiatan sehari-hari. Bahu beku juga dikenal sebagai adhesive capsulitis.

Ada tiga fase bahu yang membeku, yakni pembekuan, membeku dan pelunakan. Tahap pertama adalah ketika berbagai gerakan bahu menjadi terbatas, dan muncul rasa nyeri ketika coba digerakkan. Pada tahap membeku, bahu menjadi lebih kaku tetapi rasa sakitnya berkurang. Sedangkan tahap pelunakan adalah ketika penderita perlahan-lahan mendapatkan kembali jangkauan pergerakannya. Proses pelunakan ini bisa berlangsung lebih dari setahun, sehingga menyulitkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Pilihan pengobatannya, bisa melalui fisioterapi, suntikan steroid dan anestesi ke dalam sendi, untuk membantu mengurangi rasa sakit dan mempercepat pemulihan, serta pembedahan untuk mengeluarkan kapsul yang menebal.

Kondisi bahu yang tidak normal akan berdampak besar dalam kegiatan sehari-hari. Untuk itu, jika sudah merasakan nyeri bahu, apalagi jika sudah berlangsung hingga dua minggu, jangan abaikan. Berhentilah melakukan kegiatan atau olahraga tertentu, sebab hal itu dapat menyebabkan kerusakan bahu. Dan jangan lupa untuk mengurangi beban pada bahu kita.

Dilema Olahragawan


Cedera bahu adalah dilema yang selalu menghantui para olahragawan. Dalam berolahraga, gerakan sempurna sendi bahu memang sangat diperlukan, karena hampir semua gerakan olahraga memerlukan keleluasaan fungsi sendi tersebut. Atlet voli profesional merupakan salah satu dari sekian banyak olahragawan yang sering mengalami cedera bahu. Mereka biasanya mengalami gejala cedera arteri atau pembuluh darah pada bahu. Cedera itu membuat mereka menderita penipisan dinding pembuluh darah atau aneurisma arteri di bahu.

Menurut peneliti Universitas Amsterdam dr Mario Maas, biasanya tanda-tanda gejala utama cedera arteri di bahu muncul selama atau sesudah atlet bola voli bermain secara intens. Cedera itu disebabkan adanya tekanan tinggi atau kompresi yang dialami tiap atlet voli saat melakukan smash atau servis. Entakan yang kuat membuat pembuluh darah pada bahu mengalami penciutan.

Selain voli, sepak bola juga memiliki kemungkinan resiko timbulnya cedera bahu. Hal itu mungkin terjadi saat pemain bertabrakan dan mengenai bahu antar pemain ataupun ketika pemain menggunakan tangan untuk menopang tubuh saat terjatuh. Otomatis bahu akan tertekan lantaran menerima beban berat tubuh hingga akhirnya cedera tidak terhindarkan, apalagi jika posisi jatuhnya salah. 

Sementara cedera dislokasi bahu biasanya lebih banyak dialami oleh atlet yang sering berolahraga kontak fisik atau yang kerap menggunakan tangan. Selain itu, cedera dislokasi bahu juga banyak dialami oleh atlet olahraga dengan resiko jatuh tinggi seperti pembalap MotoGP, pemain rugby, tenis, atlet beladiri dan beberapa jenis olahraga lainnya. Juara Dunia MotoGP seperti Valentino Rossi dan Marc Marquez juga pernah mengalami dislokasi sendi bahu. 

Tiga Langkah Pencegahan


Cedera pada bahu bisa menimpa siapa saja. Bukan hanya para olahragawan, saya dan anda bisa saja mengalaminya. Apabila saat beraktivitas anda merasakan denyutan di bahu ketika mengangkat lengan, atau mengalami kesulitan meregangkan lengan ke belakang, kemungkinan anda menderita cedera sendi bahu. Sendi bahu merupakan poros yang menghubungkan gerak tangan dengan tubuh, sehingga sebisa mungkin kita harus menghindari terjadinya cedera. Namun sayangnya, karena gerakannya yang sangat leluasa, sendi itu memiliki stabilitas yang rendah. Sendi bahu gampang cedera, mudah mengalami pergeseran dan berpotensi menimbulkan nyeri saat terjadi ketidaksesuaian gerak. 

Kita tentu tidak ingin aktivitas terganggu karena sendi bahu sering terkilir, terasa nyeri, atau bahkan cedera yang lebih parah hingga mengandaskan karir. Tips berikut ini perlu disimak agar terhindar dari cedera sendi bahu :

1. Upayakan Pencegahan: Kecuali memiliki ketidaknormalan fisik, kita sebenarnya selalu bisa menanggulangi munculnya rasa sakit di sendi bahu. Tubuh kita memiliki satu fungsi normal, termasuk di persendian dan organ-organ yang melekat di sekitarnya. Kenalilah bagian-bagian tersebut, lalu pelajari.

Beberapa kebiasaan fisik juga perlu diperhatikan, semisal posisi duduk atau tidur. Jangan pernah menyepelekan sikap duduk atau tidur, karena acapkali nyeri bahu berawal dari kebiasaan buruk dalam dua sikap tersebut. Duduk berlama-lama menonton televisi atau berada dalam posisi duduk yang sama berjam-jam saat menyelesaikan pekerjaan adalah dua hal yang barangkali sering dilakukan. Sikap itu kurang baik, terlebih jika dibarengi dengan kelelahan otak.

Jangan lupa tidur dengan bantal yang baik dan nyaman guna meminimalisasi resiko salah tidur. Jika bahu terasa lelah akibat aktivitas fisik berlebih, istirahatkan bagian tersebut dan hindarkan dari aktivitas berat selama beberapa hari.

2. Ketahui Kemampuan Fisik: Memahami batas ketahanan fisik penting untuk mengenali batas kemampuan. Misalnya dalam berolahraga, jangan terlalu memaksakan diri. Fungsi olahraga adalah menyegarkan diri dan memperoleh ketahanan fisik, bukan sebaliknya, membuat tubuh kesakitan. Ketahanan fisik dipupuk secara bertahap. Karena itu, olahraga pun harus dilakukan sesuai tingkatan yang benar.

Berolahraga melebihi kemampuan akan memperbesar potensi cedera. Tetap beraktivitas seperti bekerja lembur, saat tubuh sudah kelelahan juga akan berakibat buruk bagi tubuh. Maka, penting untuk mengatakan "cukup" saat tubuh sudah melambaikan tangan.

Yang tidak kalah penting, lakukanlah pemanasan. Pemanasan bukan hanya saat akan berolahraga. Gerakan-gerakan ringan sebelum beraktivitas juga termasuk pemanasan. Tujuannya, agar fisik lebih fleksibel saat bergerak, tidak kaku dan berfungsi dengan sempurna.

3. Lakukan Pertolongan pertama: Tidak jarang, meski telah berhati-hati dan melakukan beberapa pencegahan, nyeri atau cedera sendi bahu tidak terelakkan. Selain berkonsultasi ke dokter, upayakan pertolongan awal terlebih dahulu.

Segera istirahatkan sisi yang sakit. Jika sendi bahu terasa nyeri, jangan mengangkat beban menggunakan sisi tersebut. Istirahatkan selama beberapa hari hingga rasa sakit hilang. Kurangi aktivitas di daerah yang sakit. Kalau sudah membaik, perlahan latih kembali sisi tersebut agar tidak kaku.

Menurut neurologist Dr S Saunderajen SpS MSi Med, mengompres bagian yang terasa nyeri dengan air es selama 15 - 17 menit bisa membantu mengurangi rasa nyeri. Jangan menggunakan air panas, terutama di fase awal selama 2 - 3 hari.

Bila nyeri bahu disertai bengkak, berbaringlah sembari menggunakan bantal. Usahakan posisi tangan lebih tinggi dari jantung. Namun, kalau terjadi cedera yang lebih mengkhawatirkan, semisal dislokasi sendi bahu, pastikan agar sisi tersebut tidak bergerak, bisa dengan membebat tangan agar tidak terjadi pergeseran yang lebih parah, lalu segeralah dibawa ke rumah sakit atau dokter untuk penanganan lebih intensif.



Sumber: Suara Merdeka, Juni 2014.
Selengkapnya
Mengapa Langit (berwarna) Biru?

Mengapa Langit (berwarna) Biru?


Labgit biru
dok. pribadi, diambil di G. Merbabu

Jika tidak tertutup awan hitam ataupun awan putih, langit akan berwarna biru dan terlihat sangat indah. Memang sulit menjumpai langit cerah yang berwarna biru di perkotaan, ini karena langit perkotaan sudah banyak tercemar oleh polusi. Tetapi jika kita hidup di pedesaan atau pegunungan, tidak sulit untuk bisa menikmati indahnya biru langit berpadu dengan udara yang segar. Tetapi tahukah anda dari manakah warna biru langit itu berasal? Apakah sudah dari sejak zaman dahulu langit berwarna biru?

Mungkin jawabannya ada banyak versi, tetapi secara ilmiah, para ilmuwan beranggapan bahwa warna biru di langit berkaitan dengan proses yang terjadi di atmosfir bumi. Pada saat ini, komponen atmosfir sebagian besar terdiri dari nitrogen dan oksigen. Pada saat cahaya matahari menembus atmosfir bumi, sinar matahari menciptakan berbagai warna pelangi, kemudian menyebar melalui molekul udara. Warna biru merupakan warna terbanyak yang terpantul, sehingga yang terlihat oleh mata kita adalah warna biru langit yang indah.

Meskipun begitu, menurut hasil studi Dominic Papineau dari Carnegie Institution for Science AS, proses terbentuknya warna biru di langit terkait dengan batu, fosfor dan ganggang purbakala. Mengapa bisa demikian? Menurut Papineau, bisa jadi pada dua juta tahun pertama sejak bumi tercipta, langit saat itu berwarna oranye. Berdasarkan komposisi kimiawi pada masa itu, kemungkinan besar komponen utama dari atmosfir adalah metana (CH4), yang tampak ganjil menyelimuti bumi.

Kemudian sekitar 2,5 miliar tahun lalu, muncul kemampuan baru dari makhluk organik untuk berfotosintesa yaitu kemampuan mengubah sinar matahari, karbondioksida (CO2) dan air menjadi gula. Kemampuan evolusioner ini dimiliki oleh ganggang purba yang membuat hasil fotosintesis menjadi sumber makanan yang awet, dan kemudian tersebar ke lautan seluruh dunia. Karena ganggang membutuhkan lebih banyak gula untuk menyeimbangkan makanannya, maka mereka butuh nutrisi seperti fosfor. 

Dominic Papineau dari Carnegie Institution for Science meyakini, ganggang memperoleh fosfor dari luapan erosi yang sangat besar sekitar 2,5 - 2 miliar tahun yang lalu, yaitu periode ketika atmosfir bumi pertama kali memperoleh suntikan oksigen dalam jumlah besar. Menurut studi Papineau, terjadinya suntikan oksigen yang sangat besar atau Great Oxidation Event itu terjadi beriringan dengan peningkatan perpecahan benua serta menyebarnya endapan es. Jadi kemungkinan terjadinya aktivitas tektonik dan perubahan iklim menyebabkan babatuan kaya kandungan fosfor longsor masuk ke dalam lautan selama beberapa ratus juta tahun. 

Seiring dengan banyaknya asupan fosfor yang jatuh ke laut, ganggang kemudian memulai fungsinya, yaitu mengeluarkan oksigen untuk memenuhi atmosfir. Atmosfir yang cukup banyak berisi komponen oksigen inilah yang kemudian terkena pancaran sinar matahari dan akhirnya menjadikan langit terlihat berwarna biru nan indah.


Source: news.discovery.com
Selengkapnya
Efektivitas Kepercayaan Mistis dalam Menjaga Kelestarian Alam

Efektivitas Kepercayaan Mistis dalam Menjaga Kelestarian Alam

Ilustrasi hutan angker

Pada masa kini mungkin mendengar sesuatu yang bersifat mistis ada yang masih percaya dan ada yang cenderung mengingkarinya. Mereka yang tidak percaya menganggap bahwa hal-hal seperti itu sering kali tidak sesuai dengan hasil logika akal pikiran manusia. Tetapi bagi yang masih mempercayainya, mereka menganggap bahwa hal-hal tersebut merupakan suatu kepercayaan yang diturunkan dari leluhur agar dihormati dan ditaati untuk memperoleh kebaikan dalam hidup.

Kita sering mendengar tentang adanya mitos dan keangkeran tempat-tempat tertentu di sekitar kita. Sebagai contoh dulu saya pernah berkunjung ke rumah seorang teman saya di daerah pegunungan di wilayah Brebes. Lokasi desa rumah teman saya itu berada di dataran pegunungan yang cukup tinggi. Bahkan untuk menuju ke sana motor yang digunakan adalah motor trail atau motor modifikasi yang sesuai untuk kondisi jalan gunung. Panorama yang sejuk dan dingin begitu terasa di sana. Tetapi ada satu tempat berupa seperti telaga atau kolam alami yang sangat banyak ikannya. Saking banyaknya sampai diibaratkan seperti cendhol dawet. Namun anehnya tidak ada orang disana yang berani mengambil ikan dan membawanya pulang. Tidak ada yang berani memancing atau menjala di tempat itu, karena khawatir mendapat celaka.

Memang saya tidak tahu dan tidak sempat untuk menanyakan alasannya. Tetapi mungkin saja di sana ada kepercayaan bahwa siapa saja yang berani mengambil ikan dari telaga tersebut, maka ia akan celaka. Alasannya adalah karena sang danyang penunggu telaga, akan membalas dan menghukum orang yang membuat kerusakan dengan mengambil ikan di telaga tersebut. Jika tidak sakit, lebih mengenaskan lagi orang tersebut bisa saja mati. Tidak diketahui entah karena alasan kepercayaan itu atau entah memang tidak ingin merusak keindahan telaga, atau entah karena telaga tersebut yang agak jauh dari perkampungan, sehingga jarang orang ke sana. Pada kenyataannya tidak ada yang berani berulah.

Memang saya tidak tahu riwayat tempat tersebut sekarang. Apakah masih seperti itu ataukah manusia sekarang sudah berani menjamah dan mengeksploitasi tempat tersebut. Tetapi berkaca kepada zaman sekarang, kita juga sering melihat dan mendengar mengenai tempat-tempat yang dahulunya dianggap mistis dan angker justru sekarang menjadi jamahan manusia. Kita acap kali mendengar gunung atau hutan yang dulunya dianggap angker dengan mitos yang meyelimutinya, namun sekarang justru terlihat rusak, pohon-pohon banyak yang ditebangi sehingga semakin gundul.

Sepertinya manusia zaman sekarang tampaknya tidak lagi percaya dengan mitos-mitos yang ada. Orang-orang, apalagi pedagang kayu dan tukang tebang kayu tidak takut lagi dengan kepercayaan atau cerita-cerita mistis yang ada, tidak khawatir mendapat celaka kalau berani membuat rusaknya alam. Pada kenyataannya ternyata uang lah yang kini lebih berkuasa. Bahkan dengan uang pun bisa untuk membayar orang pintar atau dukun yang dipercaya mampu menghadapi dan mengusir para danyang atau penunggu tempat-tempat wingit tersebut.

Kita memang tidak harus selalu percaya akan adanya danyang atau makhluk halus yang menunggu tempat-tempat tertentu. Tetapi jika kita cermati, meskipun adakalanya suatu tempat bisa jadi berpenghuni makhluk halus, bisa jadi pula bahwa di antara kepercayaan-kepercayaan tersebut ada yang hanyalah cerita mitos karangan belaka. Mitos tersebut dibuat oleh jenius lokal, yang ditujukan kepada masyarakat pada masa itu yang memang masih mempunyai cara berpikir mistis. Mitos-mitos tersebut sebenarnya adalah bentuk kearifan lokal yang dibungkus dengan cerita-cerita mistis agar supaya manusia selalu bisa hidup selaras dengan alam. 

Kepercayaan tersebut dibuat untuk menakut-nakuti orang pada masa itu agar tidak merusak alam, sehingga tidak mengganggu tata kehidupan yang ada. Tampaknya cara tersebut cukup efektif pada saat itu sehingga membuat orang-orang takut untuk mengusiknya. Cerita-cerita mistis yang menyelimuti tempat-tempat tersebut pun membuat tempat-tempat yang dianggap wingit dan keramat itu menjadi terjaga keasriannya tanpa ada yang berani merusaknya.


Namun seiring berjalannya waktu, cara berpikir manusia juga tampaknya mulai berubah. Cara berpikir manusia masa kini lebih mempercayai akal pikiran ketimbang mempercayai hal-hal klenik di luar nalar logika, mereka juga lebih percaya kepada kuasa uang ketimbang kuasa para danyang. Akhirnya yang terjadi kemudian cerita-cerita mistis (kearifan lokal) itu pun menjadi tidak begitu ampuh lagi untuk menjaga keindahan alam. Manusia menjadi tidak takut lagi untuk menebang pohon-pohon besar yang sebelumnya terkenal angker, wingit dan banyak demit penunggunya.

Berbagai sumber kekayaan alam diambil secara semena-mena tanpa memperhatikan dampak yang bisa ditimbulkannya. Sebagai dampaknya, manusia pula lah yang kemudian menanggung akibatnya. Gunung menjadi gundul dan rawan tanah longsor, sumber air banyak yang mengering dan pada saatnya ancaman banjir siap mengintai di mana-mana. 

Memang kearifan lokal yang terbungkus dengan cerita-cerita mistis masih ada yang dipercayai dan dipatuhi hingga sampai saat ini. Bisa jadi pada beberapa tempat kepercayaan tersebut benar adanya, karena 'terbukti' sudah banyak orang-orang yang 'diganggu' dan 'diteror' oleh danyang makhluk halus ketika hendak mengeksploitasi tempat-tempat tersebut. Jika benar, hal ini sebetulnya menunjukkan bahwa para danyang pun juga menghendaki agar tempat tinggalnya tidak terusik, tetap terjaga dan tidak dirusak oleh manusia. Namun terlepas dari kepercayaan tersebut, untuk tetap terjaganya kelestarian alam, kita juga harus ikut menjadi ''danyang'' bagi alam di sekitar kita.

Kita 'takut takuti' mereka yang hendak merusak alam dengan argumen logis agar mereka sadar bahwa apa yang hendak mereka lakukan pada akhirnya justru akan merugikan diri sendiri dan masyarakat banyak secara keseluruhan. Dampak yang ditimbulkan dari rusaknya alam juga akan mengancam kehidupan manusia. Kehidupan yang damai dan sejahtera akan hilang manakala alam telah rusak dan diperlakukan secara semena-mena.


Jika kita masih ingin melihat alam yang indah dan asri, maka mari kita bangkit bergotong royong untuk merawat tanah bumi pertiwi ini. Kita jaga dan selamatkan gunung kita, hutan kita dan sumber kekayaan alam kita dari tangan-tangan jahil yang hendak merusak dan membuat hilangnya fungsi dan keindahan alam kita. Mari kita jaga kelestarian gunung, hutan dan alam lingkungan yang merupakan sumber kehidupan bagi kita.
Selengkapnya
Gunungan dalam Wayang dan Filosofinya

Gunungan dalam Wayang dan Filosofinya

Gunungan gapuran

Gunungan atau kayon dalam pertunjukan wayang kulit tidak hanya digunakan dalang sebagai sarana untuk melengkapi cerita agar dapat berjalan dengan semestinya. Namun lebih dari itu, adanya gunungan mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Tanpa adanya gunungan, wayang kulit tidak bisa diperagakan, tidak bakal ada kehidupan dan tidak bakal ada cerita wayang.

Bagaimana bisa? Kita umumnya mengetahui, ketika dalang belum naik ke panggung pentas, ketika para penabuh sudah mulai mengawali gendhing-gendhing untuk pementasan wayang, gunungan sudah ditancapkan di tengah kelir. Pada waktu itu, dunia (dalam wayang) belum ada cerita.

Dunia seisinya ketika belum ada manusia tentu masih berwujud alam liar. Tidak berbeda seperti halnya yang digambarkan dalam gunungan, yang mana di sana terdapat pohon besar, hewan berwujud ular, macan, banteng, burung atau kera. Selain itu juga terdapat buta (raksasa) yang berjumlah dua sedang menjaga gapura.

Setelah gendhing-gendhing pembuka selesai dan dalang sudah berada pada tempatnya di atas pentas, gunungan atau kayon kemudian dicabut dari gedebog. Barulah setelah itu, kehidupan dan cerita dimulai oleh Sang dalang yang tidak lain diibaratkan selaku ''Titah Tuhan''. Setelah dicabut, gunungan kemudian ditancapkan di kiri dan kanan dalang. Ketika itu, kehidupan muncul dan cerita pun dimulai.

Tidak hanya untuk dipajang, gunungan atau kayon juga bakal digunakan kembali untuk memisahkan pathet dalam cerita wayang: ada pathet nem, sanga dan manyura. Selain itu, gunungan juga digunakan untuk kebutuhan adegan-adegan khusus seperti untuk menggambarkan laut, hutan, atau untuk membedakan adegan satu dengan adegan lainnya.

Jika dilihat dari wujudnya, gunungan atau kayon tidak lain meniru wujud atau bentuk dari gunung. Secara filosofis, pucuk atau puncak gunung yang tinggi dan lancip menggambarkan bahwa siapa saja yang mau berupaya untuk menggapainya, maka ia akan memperoleh kesejahteraan walaupun memang sulit untuk bisa sampai ke puncaknya.

Melihat ke puncak gunung, akan membuat kita selalu ingat kepada tujuan yang hendak dicapai. Memang tidak mudah untuk bisa sampai ke sana karena banyaknya godaan dan rintangan. Namun ketika kita telah berhasil mencapai puncak, kita akan bisa melihat apa yang ada di bawahnya dengan rasa puas karena telah berhasil melewati banyaknya rintangan yang menghadang. Kita pun akan takjub akan kebesaran Sang Pencipta.

Di dalam gunungan wayang, biasanya kita akan melihat adanya gambar pohon, burung dan ular. Hal ini menunjukan bahwa gunung dan seisinya selalu ingin dijaga kelestariannya. Gunung merupakan anugrah dari Tuhan yang tiada terkira. Tidak bisa dibayangkan bagaimana hidup manusia tanpa adanya gunung dan seisinya.

Prof. Stephen Oppenheimer, peneliti dari Universitas Oxford Inggris menyatakan bahwa pohon, burung dan ular merupakan sumber dari kehidupan. Dalam buku Eden in The East: Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara (1998), Dia menulis bahwa ketika bumi masih berada di zaman es, pepohonan menjadi pusat sentral kehidupan.

Tumbuhnya pohon menandakan bahwa tanah subur. Dari pohon, manusia kemudian bisa memakan buahnya. Adanya gambar burung dan ular yang biasa ditemukan dalam gunungan, menurut pengamatan Prof Stephen, merupakan simbol akan adanya Sang Pencipta Kehidupan. Burung merupakan simbol yang menggambarkan langit dan sifat laki-laki. Sebaliknya, ular merupakan simbol yang menggambarkan wujud bumi dan memiliki sifat wanita. Jika pepohonan, burung dan ular bisa berkumpul, bumi akan subur.

Selain itu, dalam gunungan juga terdapat gambar dua buta (raksasa) yang sedang memegang gada. Siapa yang hendak naik ke atas puncak gunung, maka ia harus menghadapi dua buta yang bengis itu. Filosofinya adalah tidak dapat dipungkiri bahwa memang butuh perjuangan yang tidak mudah untuk bisa meraih dan menggapai suatu kemuliaan. Selain itu, dalam gunungan juga ada gambar berbagai macam hewan seperti macan, banteng dan kera. Kesemuanya bisa hidup berdampingan di gunung.

Sekarang gunung telah dipadati oleh aktivitas manusia. Gunung menjadi tumbal manusia dalam memenuhi segala keinginannya. Pohon dan hewan menjadi korban keserakahan manusia. Tidak terhitung lagi dan entah sampai kapan semuanya menjadi korban tindakan rakus manusia. Jika sudah demikian, kita hanya bisa melihat tanpa bisa sampai ke puncak gunung.


Diterjemahkan dengan sedikit perubahan dari artikel berbahasa Jawa yang ditulis oleh Dhino Zustiyantoro (SUARA MERDEKA 1 Juni 2014).
Selengkapnya
Manfaat Tidur Siang (Qailulah)

Manfaat Tidur Siang (Qailulah)

Ilustrasi tidur siang

Budaya tidur siang di sela waktu beraktivitas memang belum menjadi tradisi di Indonesia. Bahkan ada sebagian masyarakat kita yang menganggap bahwa tidur siang adalah kebiasaan bagi mereka yang malas. Padahal jika kita menilik yang terjadi pada negara-negara maju, mereka bahkan menerapkan aturan untuk tidur siang bagi warganya. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada dan Jepang telah menjadikan tidur siang sebagai kebiasaan dan budaya yang dianjurkan bagi para pekerja dan siswa untuk meningkatkan produktivitas kerja. 

Di Jepang, rata-rata perusahaan di sana mengizinkan karyawannya untuk beristirahat siang sekitar 30 menit. Hal itu diberikan karena tidur siang dianggap dapat lebih mendukung produktivitas karyawannya. Karyawan dapat tidur siang di jam kerja yang diberikan sekitar 30 menit. Sementara di China, sebuah sekolah dasar di China bagian barat bahkan sudah memasukan jadwal tidur siang dalam jam sekolahnya. Sekolah tersebut mengalokasikan waktu sekitar 30 menit bagi siswa untuk tidur di kelas. Kegiatan itu biasa disebut Wu Jiao, sebagaimana dilansir dari Daily Mail. 

Tidur Siang (Qailulah) Dianjurkan Nabi


Jauh sebelum negara-negara maju mempraktikannya, sebenarnya kebiasaan tidur sebentar di siang hari ini sudah dicontohkan oleh Baginda Besar Nabi Agung Muhammad SAW sejak berabad-abad yang lalu. Dalam Islam, tidur siang biasa disebut "qailulah". Tidur siang dianjurkan dalam Islam, bahkan disunnahkan. Dalam Kamus Lisanul Arab dijelaskan bahwa makna Qailulah adalah tidur pada pertengahan siang. 

Qailulah tidak harus tidur, istirahat pada siang hari juga sudah termasuk qailulah. Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umat Islam untuk memiliki kebiasaan tidur siang karena hal tersebut dapat membantu seseorang terbangun di malam hari untuk melaksanakan qiyamullail. Qailulah dapat dilakukan sebelum ataupun sesudah waktu zuhur tetapi lebih baik jika dilakukan setelah waktu dzuhur sebagaimana kebiasaan Rasulullah dan para sahabat dahulu.

Manfaat Qailulah (Tidur Siang)


Menurut berbagai penelitian, tidur siang bagus bagi kesehatan. Tidur siang bermanfaat untuk memulihkan dan mengistirahatkan otak dan tubuh. Para ahli biasa menyebutnya "power nap". Satu penelitian pernah mengungkapkan, tidur sekitar 15-20 menit pada siang hari bagus buat tubuh kita. Selain itu, tidur pada tengah hari juga membantu memperbaiki ingatan dan mengurangi resiko penyakit jantung. Mereka yang biasa tidur siang juga akan memiliki daya ingat yang lebih tajam dibandingkan orang-orang yang tidak melakukannya.

Pada umumnya kita bakal merasa lelah setelah delapan jam bangun dari tidur malam, atau beraktivitas dari pagi hingga siang hari. Pikiran menjadi tidak konsen, belum lagi ditambah makan siang yang membuat kita mengantuk, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan efektifitas kita dalam bekerja. Maka kita pun butuh beristirahat sejenak, agar tubuh kembali fit. Nah, tidur siang adalah solusi yang paling efektif. 

Para ahli menyarankan agar kita tidur pada siang hari antara 15-20 menit. Selama tidur, biasanya kita bakal mengalami beberapa fase, yaitu tidur ringan, REM (rapid-eye movement), dan fase tidur dalam (lelap). Tetapi, tidur 20 menit tidak sampai mengantar kita ke fase tidur lelap. Oleh karenanya, tidur yang tidak sampai lelap itulah yang dinamakan power nap. 

Lalu bagaimana bagi kita yang memiliki kesibukan agar bisa tidur siang?. Cara yang paling baik adalah bergantung atas waktu yang kita punya. Kalau cuma punya waktu lima menit, maka cukup dengan menutup mata saja. Lumayan buat mengurangi stress. Tetapi kalau ada waktu lumayan banyak, maka yang bisa kita lakukan adalah:

Pertama, cari tempat paling tenang dan buat suasana senyaman mungkin. 

Kedua, minum kopi atau teh sesaat sebelum tidur. Ya, sebenarnya efek kafein pada kopi atau teh baru bekerja setelah 45 menit. Jadi, kalau kita tidur 20 menit, mata kita nantinya akan segar kembali pas sudah bangun, pikiran menjadi lebih fokus, tubuh lebih fit dan tidak ada keluhan masih mengantuk pas bangun tidur. 

Ketiga, bila perlu pasanglah alarm, misal untuk 20 menit ke depan. Dan, segera bangun setelah alarm berbunyi. Kalau sudah bangun, segera basuh muka dengan air atau berwudhulah, dan hadapkan wajah ke arah terang, misal lampu atau keluar jendela. Maka badan dan pikiran akan menjadi segar kembali. 


Sumber: Suara Merdeka 6 april 2014, dll.
Selengkapnya
Iwa Kusumasumantri, Sang Pengusul Judul Proklamasi

Iwa Kusumasumantri, Sang Pengusul Judul Proklamasi

Potret Iwa Kusumasumantri

Peringatan 17 Agustus merupakan momen yang selalu istimewa bagi warga di negeri Indonesia ini. Upacara dan berbagai perayaan diselenggarakan untuk memperingati proklamasi kemerdekaan negeri ini. Tetapi tahukah anda bahwa judul naskah Proklamasi pada awalnya adalah menggunakan kata "Maklumat". Namun melalui usul seorang tokoh yang bernama Iwa Kusumasumantri, kata "Maklumat" kemudian diganti menjadi "Proklamasi", sebagai judul naskah pernyataan kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945. 

Nama Iwa Kusumasumantri memang tidak banyak disinggung dalam buku-buku sejarah semasa Orde Baru, sehingga tidak banyak yang mengetahui perannya. Namun begitu, ia adalah salah seorang pejuang kemerdekaan yang memiliki banyak peran terhadap perjalanan bangsa ini. Dalam buku "Membongkar Manipulasi Sejarah: Kontroversi Pelaku dan Peristiwa" yang diterbitkan Kompas (2009), Asvi Warman menulis, Iwa adalah tokoh yang memegang prinsip "non-kooperasi terhadap penjajah". Pada 6 November 2002, Iwa Kusumasumantri dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Iwa Kusumasumantri lahir di Ciamis, Jawa Barat, pada tanggal 30 Mei 1899. Ia adalah putra sulung keluarga Raden Wiramantri, Kepala Sekolah Rendah di Ciamis, Jawa Barat. Setelah lulus dari Hollandsch Inlandsche School (HIS), ia masuk Opleidingschool Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA), sekolah calon amtenar di Bandung. Karena merasa tidak cocok, setahun kemudian ia keluar dan pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) untuk masuk di Sekolah Menengah Hukum (Recht School). Di sana ia aktif dalam organisasi pemuda Tri Koro Darmo, yang kelak menjadi Jong Java.

Iwa lulus pada tahun 1921 dan melanjutkan studinya di Universitas Leiden di Belanda. Di negara itu ia bergabung dengan Serikat Indonesia (Indonesische Vereeniging), sebuah kelompok nasionalis para intelektual Indonesia. Bahkan pada 1923-1924 dia menjadi ketua organisasi tersebut. Organisasi ini merupakan salah satu organisasi nasionalis Asia yang paling awal menuntut kemerdekaan yang segera  dan tidak bersyarat.

Dia menekankan bahwa Indonesia harus bekerja sama, terlepas dari ras, keyakinan, atau kelas sosial, untuk memastikan kemerdekaan dari Belanda. Ia menyerukan tentang non-kerjasama dengan kekuatan-kekuatan kolonial. Indische Vereeniging kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia, yang melandaskan perjuangan pada prinsip kesatuan nasional, solidaritas, noonkoperasi, dan swadaya. Pada 1925, perhimpunan ini mengeluarkan Manifesto Politik, yang dinilai oleh Profesor Sartono Kartodirdjo lebih fundamental ketimbang Sumpah Pemuda 1928.

Pada tahun 1925 ia berangkat ke Uni Soviet (Rusia) untuk belajar di Universitas Komunis kaum tertindas dari Timur di Moskow. Di Rusia ia sempat menikah dengan seorang wanita Ukraina bernama Anna Ivanova, keduanya memiliki seorang putri, bernama Sumira Dingli. Selama di Rusia, Iwa juga menulis buku tentang petani di Indonesia berjudul The Peasant Movement in Indonesia.

Pada tahun 1927 Iwa kembali ke Indonesia. Kebijakan pemerintah setempat yang melarang warganya ke luar negeri tanpa alasan kuat membuat Iwa terpaksa meninggalkan anak dan istrinya. Bertahun-tahun kemudian Iwa menikah lagi dengan Kuraesin Argawinata, seorang putri kerabatnya yang menetap di rumah pamannya, Dr Abdul Manap. Pernikahan ini yang berlangsung sampai akhir hayatnya dan membuahkan 6 orang anak, terdiri dari 5 orang putri dan seorang putra.

Sekembalinya dari Rusia ini, ia bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI). Kemudian dia membuka kantor pengacara di Medan. Di sana, ia terkenal sebagai pengacara kaum buruh. Ia juga menjadi penasehat Persatuan Sopir dan Pekerja Bengkel (Persatuan Motoris Indonesia), ketua Pekerja Opium Regie Bond luar Jawa dan Madura (ORBLOM), dan penasehat Indesisch National Padvinders Organisatie (INPO), sebuah organisasi kepanduan.

Di sana, ia juga mendirikan surat kabar Matahari Terbit, koran yang mengaspirasi hak-hak pekerja dan mengkritik perkebunan milik Belanda yang besar di daerah itu. Selain itu ia juga memimpin surat kabar Mata Hari Indonesia. Karena tulisannya banyak mengecam kebijakan pemerintah kolonial, pada 1929 ia ditangkap dan dipenjara selama satu tahun di Medan, kemudian dipindahkan ke penjara Glodok dan penjara Struis-Wyck di Jakarta. Kemudian selama lebih dari 10 tahun ia dibuang dan diasingkan ke Banda Neira, Maluku, bersama keluarganya.

Di Banda Neira, Iwa bertemu beberapa tokoh nasionalis terkemuka seperti Muhammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Tjipto Mangunkusumo yang juga sedang dalam pengasingan. Di sana dia juga mempelajari bahasa Arab dan memperdalam Islam dari Syaikh Abdullah bin Abdurrahman. Dia bahkan menulis buku "Nabi Muhammad dan Empat Khalifah", sebelum dipindahkan ke pengasingan di Makassar pada 1941. Di Makassar, Iwa diizinkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk mengajar di sekolah Taman Siswa.

Pada 8 februari 1943 Jepang menduduki kota Makassar. Oleh Jepang Iwa diminta membantu Nazamuddin Daeng Malea Walikota Makassar. Iwa kemudian diangkat menjadi Kepala Pengadilan Makassar. Ketika Jepang melakulan operasi pembersihan intelektual Indonesia di luar Jawa, dengan perahu bugis Iwa berlayar menuju Surabaya bersama istri yang sedang hamil tua dan 4 anaknya.

Dari Surabaya perjalanan dilanjutkan menuju ke kampung halamannya yaitu Ciamis. Dia tidak lama tinggal di Ciamis karena harus menghidupi keluarganya. Dia kemudian pergi ke Bandung, tetapi karena tidak beroleh pekerjaan, dia kemudian beralih ke Jakarta. Di sini, Iwa bekerja sebagai advokat bersama pemimpin Pergerakan Nasional Mr. A.A. Maramis. Dia juga membantu Kantor Riset Kaigun (Angkatan Laut Jepang) Cabang Jakarta yang dipimpin Ahmad Subarjo. Iwa juga mengajar Hukum Internasional kepada para pemuda di Asrama Indonesia Merdeka.

Saat Belanda melancarkan agresi militer kedua pada 19 Desember 1948 dan menduduki Kota Yogyakarta, Iwa juga termasuk tokoh yang ikut ditangkap bersama Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Mereka baru dilepaskan setelah perjanjian Roem-Royen.

Tudingan Komunis


Beberapa sumber menyebutkan bahwa Iwa terkena stigma komunis. Tudingan ini sebenarnya sudah datang sejak Iwa masih muda. Keluarganya bahkan sempat khawatir Iwa akan terpengaruh paham komunisme ketika ia diutus oleh organisasinya, Perhimpunan Indonesia, untuk mempelajari program Front Persatuan (Eenheidsfront) di Rusia selama 1,5 tahun bersama Semaun. Meski mulanya tertarik pada sosialisme, Iwa mengaku tidak pernah tertarik menjadi komunis. Di Rusia, ia justru melihat perbedaan antara praktek dan teori ajaran itu.

Kemudian pada masa kabinet Sjahrir, Iwa terlibat dalam peristiwa 3 juli 1946 pimpinan Tan Malaka, yang disebut-sebut sebagai pemberontakan pertama dalam sejarah. Peristiwa itu merupakan bentuk ketidaksetujuan Iwa atas kebijakan Sjahrir yang melakukan diplomasi (kompromi) dengan pemerintah Belanda. Sikap sebagai oposisi pemerintah tersebut membuat ia dipenjara selama 1,5 tahun bersama sejumlah politisi lainnya seperti Tan Malaka, Mohammad Yamin maupun Sukarni. Namun akhirnya mereka diberi grasi oleh Presiden. Namanya direhabilitasi karena tidak terbukti bersalah.

Tetapi setelah pecah peristiwa 17 oktober 1952, yakni demonstrasi besar-besaran menuntut pembubaran parlemen yang dimotori oleh militer, lagi-lagi Iwa mendapat tudingan komunis. Kali ini ia dituduh oleh partai yang menentang kebijakannya sebagai Menteri Pertahanan pada Kabinet Ali Sastroamidjoyo. Pada saat itu, Iwa mengganti sejumlah posisi penting militer dengan para perwira yang dianggap anti gerakan tersebut. Untuk menjernihkan posisi Iwa, Presiden Soekarno sampai perlu menggelar rapat di Istana dengan mengundang sejumlah petinggi militer. "Iwa seorang nasionalis-revolusioner!" tegas Soekarno, sebagaimana dikutip dalam situs Masyarakat Indonesia Sadar Sejarah (MESIASS).

Jauh setelah ia meninggalkan jabatannya, Iwa menjawab tudingan komunis dalam buku otobiografi yang ia tulis pada 1971. Dalam buku itu, secara tegas ia menyatakan bukan komunis. Bahkan ia pernah mengecam komunis sebagai refleksi dari rivalitas antara PKI dan Partai Murba.

Pengusul Judul Naskah Proklamasi


Menjelang proklamasi kemerdekaan, Iwa terpilih menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Iwa aktif memberikan kontribusi dalam pembahasan rancangan Undang-Undang Dasar (UUD) yang kelak disahkan sebagai UUD 1945. Peran Iwa tersebut tergambar jelas dalam buku "Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia" yang diterbitkan Sekretariat Negara Republik Indonesia (1995).

Di luar perancangan undang-undang dasar tadi, Iwa juga berperan dalam penyusunan teks Proklamasi. Dia adalah orang yang mengusulkan mengubah kata "maklumat" menjadi "proklamasi". Iwa termasuk golongan tua yang namanya disebut-sebut dalam peristiwa penculikan Rengas Dengklok menjelang Proklamasi Kemerdekaan. Wajar saja bila kemudian namanya disebut sebagai salah seorang tokoh yang dipercaya meneruskan kepemimpinan nasional dalam testamen politik yang dibuat Soekarno-Hatta pada 1 Oktober 1945.


Pada 1945, Iwa diangkat menjadi Menteri Sosial pada Kabinet Presidensial. Ia kemudian diangkat menjadi Menteri Pertahanan Kabinet Ali Sastroamidjojo I (1953). Empat tahun kemudian ia menjadi Rektor pertama Universitas Padjajaran Bandung. Kemudian pada 1961, ia diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung. Iwa mengakhiri karirnya di pemerintahan dengan menjabat sebagai Menteri Negara pada Kabinet Kerja IV (1963-1964). Setelah pensiun, ia menjadi Ketua Badan Penelitian Sejarah Indonesia. Ia juga aktif menerbitkan sejumlah buku. 

Pada 1971 Iwa Kusumasumantri dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo karena menderita penyakit jantung. Setelah beberapa waktu dirawat, pada 27 September 1971, pukul 21.07, tokoh yang juga punya nama samaran S. Dingley ini meninggal dunia. Sesuai pesannya sebelum meninggal dan permintaan keluarga, jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Karet, Jakarta.



Sumber: Wikipedia, cisral.unpad.ac.id, Majalah Konstitusi no. 53 edisi Juni 2011
Selengkapnya
Biografi Penulis Tafsir Jalalain, Bagian kedua: Jalaluddin as-Suyuthi

Biografi Penulis Tafsir Jalalain, Bagian kedua: Jalaluddin as-Suyuthi

Kitab tafsir jalalain 2

Pada artikel sebelumnya telah diuraikan biografi dari penulis tafsir Jalalain yang pertama yaitu Jalaluddin al-Mahalli. Pada artikel kali ini, akan saya uraikan biografi penulis yang kedua yaitu Jalaluddin as-Suyuthi.

Sebagaimana disebutkan di dalam kitabnya, Tafsir Jalalain. Di akhir pembahasan surat al-Isra, Jalaluddin as-Suyuthi mengatakan bahwa pada awalnya tidak pernah terbesit dalam benak beliau untuk melanjutkan apa yang telah ditulis oleh Jalaluddin al-Mahalli ini. Beliau dengan sikap tawadhu'nya mengatakan bahwa beliau menyadari akan kelemahannya untuk menyelami bidang yang telah ditulis oleh al-Mahalli ini. Namun setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya kemudian beliau bersedia melanjutkannya. Beliau menulis:

"Pada mulanya kami tidak berminat menulis tafsir ini, akan tetapi, demi memelihara diri daripada apa yang telah disebutkan firman-Nya, "Dan barangsiapa yang buta hatinya di dunia ini, niscaya di akhirat nanti ia akan lebih buta dan lebih tersesat dari jalan yang benar" (Qs. Al-Israa/17:72) maka kami tulis tafsir ini".

Penulisan kitab tafsir Jalalain ini rampung pada hari Ahad, 10 Syawwal 870 H. Permulaan penulisannya (ĺanjutan dari as-Suyuthi) pada hari Rabu, awal Ramadhan 870 H. dan konsep jadi selesai dirampungkan pada hari Rabu, 6 Shafar 871 H.

Jalaluddin as-Suyuthi

Nama lengkap beliau adalah Abdurrahman bin Kamal Abu Bakar bin Muhammad bin Sabiquddin bin Fakhr Utsman bin Nadziruddin Muhammad bin Saifuddin Khidr bin Najmuddin bin Abi ash-Shalah Ayyub bin Nashiruddin Muhammad bin Himamuddin Al-Hammam Al-Hudairi As-Suyuthi.

Beliau bergelar Jalaluddin dan biasa juga dipanggil Abu Fadhil. Namun di kemudian hari beliau lebih dikenal dengan nama As-Suyuthi, yang dinisbatkan kepada tempat di mana ayahnya dilahirkan di daerah Suyuth. Beliau adalah seorang ulama, hafidz hadits, musnid, muhaqiq dan cendekiawan muslim yang hidup pada abad ke-15 di Kairo, Mesir.

As-Suyuthi lahir ba’da Maghrib, malam senin bulan Rajab 849 H. Beliau berasal dari lingkungan cendekiawan, sehingga sejak dini ayahnya selalu berusaha mengarahkannya menjadi ilmuwan dan orang shalih. Sejak usia belia beliau selalu diajak sang ayah menghadiri berbagai majelis ilmu. Bahkan sang ayah sering meminta doa dari ulama besar untuk anaknya. Salah satu ulama yang pernah mendoakannya agar menjadi ulama besar adalah Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, muhaddits besar penyusun kitab Bulughul Maram. Tidak hanya mendoakan, setiap kali minum segelas air usai mengajar, Syaikh Ibnu Hajar selalu menyisakan sedikit untuk diminum as-Suyuthi.

Ketika as-Suyuthi berumur enam tahun, sang ayah wafat. As-Suyuthi kemudian diasuh oleh Syaikh Kamaluddin bin Humam al-Hanafi, pengarang kitab Fathul Qadir. Di bawah asuhan sang allamah itulah as-Suyuthi berhasil hafal al-Qur’an di usia delapan tahun. Setelah itu beliau kemudian menghafal kitab al-’Umdah, lalu Minhajul Fiqhi Wal Ushul dan Alfiyah Ibnu Malik.

Ketika usianya menginjak 15 tahun, as-Suyuthi mulai berkelana dan berguru kepada para ulama besar. Dalam pengembaraan mencari ilmu, beliau pernah singgah di Syam, Hijaz, Yaman Hindia, Maroko dan Takrur. Dalam kitabnya yang berjudul Khusn al-Muhadlarah, as-Suyuthi mengatakan bahwa beliau mendapatkan ijazah dari setiap guru yang didatanginya, yaitu mencapai 150 ijazah dari 150 orang guru. Syaikh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani mengatakan dalam kitab Thabaqat-nya, bahwa as-Suyuthi telah berguru kepada lebih dari 600 ulama. Di antara guru-guru beliau antara lain:

a). Syaikh Siraajuddien al-Balqini, yang mengajarnya berbagai kitab fiqih seperti al-Hawi Ash-Shaghir, Al-Minhaj, Syarah Al-Minhaaj dan Ar-Raudhah.

b). Syaikh Sihabuddin Asy-Syaarmasahi, guru ilmu faraidh (waris).

c). Asy-Syari Al-Manawi Abaz Kuriya Yahya bin Muhammad, guru ilmu faraidh.

d). Syaikh Taqiyuddin Asy-Syamini Al-Hanafi (w 872 H), guru ilmu tata Bahasa Arab dan ilmu hadits.

e). Syaikh Muhyiddin Muhammad bin Sulaiman Ar-Rumi Al-Hanafi, guru ilmu tafsir, ilmu Ushul, ilmu bahasa Arab dan ilmu Ma’ani. Beliau berguru kepadanya selama empat belas tahun.

f). Jalaluddin Al-Mahalli (penyusun pertama Tafsir Al-Jalalain)

g). Izzul Kinaani Ahmad bin Ibrahim al-Hanbali. Dll.

Selain ilmu agama, Imam as-Suyuthi juga berguru beberapa bidang ilmu umum seperti ilmu hitung dan ilmu faraidl dari Majid bin As-Siba’ dan Abdul Aziz Al-Waqaai, serta ilmu kedokteran kepada Muhammad bin Ibrahim Ad-Diwani Ar-Rumi. Bahkan selain berguru kepada ulama laki-laki, As-Suyuthi juga meresap ilmu dari sejumlah ilmuwan perempuan, diantaranya yaitu Aisyah binti Jarullah, Ummu Hani binti Abul Hasan, Shalihah binti Ali, Nasywan binti Abdullah Al-Kanani dan Hajar binti Muhammad Al-Mishriyyah.

Sikap dan Akhlaqnya

Meskipun as-Suyuthi terkenal akan kecerdasan, kekuatan hafalan dan keuletannya dalam belajar, As-Suyuthi adalah seorang Ulama yang ahli ibadah, zuhud dan tawadhu’. Maka tidak heran kemudian beliau pun menjelma menjadi seorang ulama besar yang memenuhi taraf kemampuan untuk berijtihad. Selain alim, as-Suyuthi juga dikenal sebagai sosok yang teguh pendirian dan tidak suka menjilat kepada pemerintah. Bahkan beliau tidak pernah mau menerima hadiah dari raja.

Suatu ketika seorang raja memberinya hadiah berupa uang seribu dinar dan seorang budak perempuan. Segera saja uang itu beliau kembalikan, sedangkan sang budak perempuan dimerdekakan. Beliau kemudian berkata kepada sang raja, “jangan berusaha memalingkanku hanya dengan memberi hadiah semacam itu, karena Allah telah menjadikanku tidak merasa butuh lagi terhadap hal-hal semacam itu.”

Karya-Karyanya

As-Suyuthi termasuk ulama yang sangat produktif dalam berkarya. Beliau telah menulis ratusan kitab dalam berbagai bidang keilmuan, mulai dari Tafsir, Hadits, Fiqih, Bahasa Arab, Sastra, Tasawuf, hingga ilmu Sejarah. Menurut perhitungan muridnya yang bernama ad-Dawudi, hasil karyanya lebih dari 500 buah. Sementara Ibnu Iyas, murid As-Suyuthi yang lain, mengatakan bahwa jumlah karya As-Suyuthi mencapai 600 buah. Adapun menurut As-Sa’id Mamduh, karya As-Suyuthi mencapai 725 buah. Sedangkan menurut Sayyid Muhammad Abdul Hayy Al-Kattani, jumlah keseluruhan karya Imam Suyuthi adalah 904 kitab dalam berbagai disiplin ilmu.
Berikut adalah beberapa karya tulis beliau yang terkenal:

1. Al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an , kitab tafsir yang menjelaskan bagian-bagian penting dalam ilmu mempelajari al-Qur'an
2. Tafsir al-Jalalain , yang ditulis bersama Jalaluddin al-Mahalli
3. Jami' ash-Shagir , merupakan kumpulan hadits-hadits pendek
4. Al-Asybah wa an-Nazhair , dalam ilmu qawa'id fiqh
5. Syarh Sunan Ibnu Majah, merupakan kitab yang menjelaskan kitab hadits sunan ibnu majah
6. Al-Asybah wa an-Nazhair , dalam ilmu nahwu
7. Ihya'ul Mayyit bi Fadhaili Ahlil Bait
8. Al-Jami' al-Kabir
9. Al-Hawi lil Fatawa
10. Al-Habaik fi Akhbar al-Malaik
11. Ad-Dar al-Mantsur fi at-Tafsir bil Ma'tsur
12. Ad-Dar al-Muntatsirah fi al-Ahadits al-Musytahirah
13. Ad-Dibaj 'ala Shahih Muslim bin al-Hajjaj
14. Ar-Raudh al-Aniq fi Fadhli ash-Shadiq
15. Al-'Urf al-Wardi fi Akhbari al-Mahdi
16. Al-Gharar fi Fadhaili 'Umar
17. Alfiyatu as-Suyuthi
18. Al-Kawi 'ala Tarikh as-Sakhawi
19. Al-La āli' al-Mashnu'ah fi al-Ahadits al-Maudhu'ah
20. Al-Madraj ila al-Mudraj
21. Al-Mazhar fi Ulum al-Lughah wa Anwa'uha
22. Al-Mahdzab fimā Waqa'a fi al-Qur'ān min al-Mu'rab
23. Asbāb Wurud al-Hadits
24. Asrār Tartib al-Qur'ān
25. Anmudzaj al-Labib fi Khashāis al-Habib
26. Irsyad al-Muhtadin ilā Nashrati al-Mujtahidin
27. I'rāb al-Qur'ān
28. Ilqām al-Hajar liman zakā sāb Abi Bakr wa 'Umar
29. Tārikh al-Khulafā'
30. Tahdzir al-Khawash min Ahadits al-Qashash
31. Tuhfatu al-Abrār binakti al-Adzkār an-Nawawiyyah
32. Tadrib ar-Rāwi fi Syarhi Taqrib an-Nawāwi
33. Tazyin al-Mamālik bi Manaqib al-Imām Mālik
34. Tamhid al-Farsy fi al-Khishāl al-Maujibah li Zhil al-'Arsy
35. Tanwir al-Hawalik Syarh Muwaththa' Mālik
36. Tanbih al-Ghabiyy fi Tibra'ati Ibni 'Arabi
37. Husnu al-Muhādharah fi Akhbār Mishr wa al-Qāhirah
38. Durr as-Sihābah fiman dakhala Mishr min ash-Shahābah
39. Dzam al-Makas
40. Syarh as-Suyuthi 'ala Sunan an-Nasā'i
41. Shifatu Shāhibi adz-Dzauqi 'Aini al-Ishābah fi Ma'rifati ash-Shahābah
42. Kasyf
43. As-Salim
44. Thabaqāt al-Huffādz
45. Thabaqat al-Mufassirin
46. 'Uqudul Jimān fi 'ilmi al-Ma'āni wa al-Bayān
47. 'Uqudu az-Zabarjid 'ala Musnad al-Imām Ahmad fi I'rāb al-Hadits
48. Al-Mughthi fi Syarhi al-Muwaththa'
49. Lubb al-Lubbāb fi Tahrir al-Ansāb
50. Al-Bāb al-Hadits
51. Al-Bāb an-Nuqul fi Asbāb an-Nuzul
52. Mā Rawāhu al-Asāthin fi 'Adami al-Maji'i ilā as-Salāthin
53. Musytahā al-Uqul fi Muntaha an-Nuqul
54. Mathla' al-Badrain fiman Yu'ti Ajruhu Marratain
55. Miftāhu al-Jannah fi al-I'tishām bi as-Sunnah
56. Miftahamāt al-Aqrān fi Mubhamāt al-Qur'ān
57. Nazham al-Aqyān fi A'yān al-A'yān
58. Ham'u al-Hawami' Syarhu Jam'u al-Jawami'
59. At-Tahadduts bi Ni'matillah
60. Mu'jam al-Mu'allafāt as-Suyuthi
61. Fahrusat Mu'allafātii
62. Al-Fāruq baina Al-Mushanif wa as-Sariq
63. Thibb an-Nufus
64. Nawadhir al-Ayak fi Ma'rifati al-Niyak
65. Ar-Rahmah fi ath-Thibbi wa al-Hikmah

Sedangkan Murid-Murid Beliau di antaranya:

1. Syaikh Abdul Qodir bin Muhammad bin Ahmad Asy-Syadzili Asy-Syafi’i.
2. Syaikh Ibnu Iyas, Abul Barokat, Muhammad bin Ahmad bin Iyas Al-hanafi, penulis kitab “Badai’uz Zuhur Fi Waqo’iud Duhur”.
3. Syaikh Al-Hajj Muhammad Sukyah.
4. Syaikh Syamsuddin, Muhammad bin Abdurrohman bin Ali bin Abu Bakar Al-‘Alqomi.
5. Syaikh Syamsuddin, Muhammad bin Ali bin Ahmad Ad-Dawudi Al-Mishri.
6. Ibnu Thulun; Syaikh Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Thulun Ad-Damasyqi Al-Hanafi.
7. Syaikh Muhammad bin Al-Qodhi Rodhiyuddin Muhammad bin Muhammad bin Abdulloh binBadr bin Utsman bin Jabir Al-Ghozi Al-‘Amiri Al-Qurosyi Asy-Syafi’i.
8. Syaikh Muhammad bin Yusuf bin Ali bin Yusuf Asy-Syami.
9. Syaikh Jamaluddin, Yusuf bin Abdulloh Al-hasani Al-Armayuni Asy-Syafi’i.

Wafat Beliau

Imam as-Suyuthi menghabiskan umurnya untuk mengajar, memberikan fatwa dan menulis. Akan tetapi menginjak usia 40 tahun, atau menjelang usia tuanya beliau lebih memilih ber-uzlah dari keramaian dunia untuk beribadah dan mengarang saja. Setelah sempat sakit, Imam agung ini meninggal pada usia 61 tahun 10 bulan 18 hari, yaitu pada malam Jum'at tanggal 19 Jumadil Ula tahun 911 H dirumah beliau yang berada di Roudlotul Miqyas. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman Qaushun atau Qaisun, di luar pintu gerbang Qarafah, Kairo.



dari berbagai sumber.
Selengkapnya
Biografi Penulis Tafsir Jalalain, Bagian Pertama: Jalaluddin al-Mahalli

Biografi Penulis Tafsir Jalalain, Bagian Pertama: Jalaluddin al-Mahalli

Kitab tafsir Jalalain

Tafsir Jalalain adalah salah satu dari sekian banyak kitab tafsir yang masih populer hingga sekarang. Bahkan bagi kalangan pesantren, mengkaji kitab ini seakan menjadi pelajaran wajib yang pasti dijumpai di setiap pesantren. Pembahasan dalam kitab ini banyak menonjolkan segi pembahasan ilmu nahwu, sharaf, dan qiraahnya, sehingga al-Qur'an yang diturunkan memakai bahasa arab dapat dipahami dengan pemahaman yang benar. Oleh karenanya Kitab Tafsir Jalalain ini sangat cocok untuk para pemula yang ingin mendalami tafsir al-Qur'an. 

Kitab ini tergolong unik karena merupakan hasil karya tulis dua ulama terkemuka, yaitu Jalaluddin as-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahalli. Karena disusun oleh dua Jalaluddin itulah kitab tafsir ini juga dinamakan Tafsir Jalalain. Pada awalnya kitab ini ditulis oleh Jalaluddin al-Mahalli. Entah mengapa beliau mengawali penulisan tafsirnya ini dari Surah al-Kahfi hingga sampai surah terakhir, An-Nas. Usai menafsirkan Surah An-Nas, al-Mahalli kembali ke halaman muka Al-Quran, menafsirkan surah Al-Fatihah. Namun sayang, usai menafsirkan surah Al-Fatihah, beliau dipanggil ke haribaan Allah pada tahun 864 H./1459 M. 

Setelah bertahun-tahun kemudian, pekerjaan yang belum selesai ini kemudian dilanjutkan oleh salah seorang muridnya yaitu Jalaluddin as-Suyuthi. As-Suyuthi melanjutkan dengan surah Al-Baqarah, Ali Imran dan seterusnya hingga akhir surah Al-Isra. Meskipun ditulis oleh dua orang yang berbeda, metodologi serta pola dan gaya bahasa yang digunakan oleh as-Suyuthi dalam merampungkan tafsir jalalain ini nyaris sama persis dengan tulisan awal sang guru. Oleh karenanya banyak yang mengira bahwa tafsir ini hanya ditulis oleh satu orang saja. 

Kebesaran dua tokoh penyusun Tafsir Jalalain ini sangat melegenda. Di samping dikenal karena pembahasannya yang luas dalam setiap kitab, Jalaluddin al-Mahalli dan as-Suyuthi juga telah menghasilkan karya yang jumlahnya cukup banyak. Siapakah kedua tokoh ini? Berikut profilnya.

Jalaluddin al-Mahalli

Nama lengkap beliau adalah Al-Imam Jalaluddin Abu Abdillah Muhammad bin Syihabuddin Ahmad bin Kamaluddin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim Al-`Abbasi Al-Anshari Al-Mahalli Al-Qahiri Asy-Syafi`i. Beliau lahir di Kairo, Mesir, tahun 791H/1389 M. Beliau dikenal dengan julukan Jalaluddin yang berarti orang yang mempunyai keagungan dalam masalah agama. Sedangkan sebutan Al-Mahalli dinisbahkan pada kampung kelahirannya, Mahalla Al-Kubra, sebuah daerah yang terletak di sebelah barat Kairo, tidak jauh dari Sungai Nil. 

Semenjak kecil tanda-tanda kecerdasan sudah menonjol pada diri al-Mahalli. Beliau menguasai berbagai disiplin ilmu agama, antara lain tauhid, tafsir, fiqih, ushul fiqh, nahwu, sharaf dan mantiq. Pada masanya beliau merupakan seorang 'allamah terkemuka, terkenal pandai dalam pemahaman masalah-masalah agama, sehingga sebagian orang menyebutnya seorang yang memiliki pemahaman yang brillian melebihi kecemerlangan berlian. Dalam kitab Mu’jam Al-Mufassirin, As-Sakhawi menuturkan bahwa Al-Mahalli adalah "sosok imam yang sangat pandai dan berfikiran jernih, bahkan kecerdasannya di atas rata-rata". Meskipun begitu beliau pernah mengatakan bahwa sebetulnya dirinya tidak mampu banyak menghafal, mungkin karena hal ini tampaknya kemudian menjadi motivasi beliau untuk terus belajar dan berjuang mengarungi lautan ilmu.

Beliau juga dikenal sebagai seorang ulama yang berkepribadian mulia, saleh dan wara'. Beliau adalah sosok yang sederhana, jauh dari gemerlap dunia. Bahkan pernah ditawarkan kepadanya jabatan sebagai Qadi terbesar di negerinya, namun beliau menolaknya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa meskipun tidak miskin, beliau hidup pas-pasan. Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, beliau bekerja sebagai pedagang. Meski demikian, kondisi tersebut tidak mengendurkan tekadnya untuk terus mengais ilmu. 

Selain banyak belajar secara otodidak, Jalaluddin al-Mahalli juga memiliki banyak guru, diantaranya yaitu:

a). Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhazmad bin Abdu ad-Da'im An-Nu`aimi Al-`Asqalani Al-Barmawi Al-Qahiri Asy-Syafi`i yang lebih dikenal dengan Syamsu al-Barmawi (763 - 831 H ), dalam ilmu fikih, ushul fikih dan bahasa Arab, beliau tinggal di Madrasah Al-Baibarsiyyah tempat Jalaluddin al-Mahalli belajar.

b). Al-Imam Al-Faqih Burhanuddin Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad Al-Baijuri, lebih dikenal dengan Burhan Al-Baijuri (825 - 750 H ) dalam ilmu fikih.

c). Al-Imam Al-Muhaddits Jalaluddin Abu al-Fadhl Abdurrahman bin Umar bin Ruslan Al-Kanani Al-`Asqalani Al-Bulqini Al-Mishri, lebih dikenal dengan Jalal Al-Bulqini (763 - 824 H ) dalam bidang hadits.

d). Al-Imam Al-Muhaddits Waliyuddin Abu Zur`ah Ahmad bin Al-Muhaddits Abdurrahim Al-`Iraqi (762 - 826 H ) dalam bidang ilmu hadits.

e). Al-Imam Al-Hafidz Qadhi al-Qudhat `Izuddin Abdul Aziz bin Muhammad bin Ibrahim bin Jama`ah Al-Kanani (694 - 767 H), dalam bidang hadits dan ushul fiqih.

f). Asy-Syaikh Syihabuddin Al-`Ajimi, cucu Ibnu Hisyam, dalam bidang nahwu.

g). Asy-Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Syihabuddin Ahmad bin Shalih bin Muhammad bin Abdullah bin Makki Asy-Syanuthi (Wafat 873 H ) dalam bidang nahwu dan bahasa Arab.

h). Al-Imam Nashiruddin Abu Abdillah Muhammad bin Anas bin Abu Bakr bin Yusuf Ath-Thanatada'i Al-Mishri Al-Hanafi (Wafat 809 H), dalam bidang ilmu waris dan ilmu hitung.

i). Al-Imam Badruddin Mahmud bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad Al-Aqshara'i (Wafat 825 H ), dalam bidang ilmu logika, ilmu debat, ilmu ma`ani, ilmu bayan, ilmu `arudh dan ushul fikih.

j). Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman Ath-Tha'i Al-Basathi Al-Maliki (670 - 842 H), dalam bidang tafsir, ushuluddin, dan lain-lain.

k). Al-Imam `Ala'uddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Bukhari Al-Hanafi (799 - 841 H).

l). Asy-Syaikh Al-`Allamah Nizhamuddin Yahya bin Yusuf bin Muhammad bin Isa Ash-Shairami Al-Hanafi (777 - 833 H), dalam bidang fikih.

m). Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abu Bakr bin Khudhar bin Musa, lebih dikenal dengan Ibnu Ad-Dairi (788 - 862 H).

n). Asy-Syaikh Majduddin Al-Barmawi Asy-Syafi`i.

o). Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Khalil Al-Gharaqi Asy-Syafi`i (Wafat 816 H ) dalam bidang fikih.

p). Asy-Syaikh Syihabuddin Ahmad bin Abi Ahmad Muhammad bin Abdullah Al-Maghrawi Al-Maliki (Wafat 820 H).

q). Asy-Syaikh Kamaluddin Abu Al-Baqa' Muhammad bin Musa bin Isa bin Ali Ad-Damiri (742 - 808 H ), hadir dalam sebagian kajiannya.

r). Asy-Syaikh Syihabuddin Abu al-`Abbas Ahmad bin `Imad bin yusuf bin Abdu an-Nabi al-Aqfahasi Al-Qahiri, lebih dikenal dengan Ibnu al-`Imad (750 - 808 H).

s). Asy-Syaikh Badruddin Muhammad bin Ali bin Umar bin Ali bin Ahmad Ath-Thanabadi.

t). Syaikh al-Islam Al-Imam Syihabuddin Ibnu Hajar Al 'Asqalani (773 - 852 H) dalam bidang hadits dan ilmu hadits.

u). Asy-Syaikh Jamaluddin Abdullah bin Fadhlullah, dalam bidang hadits.

v). Al-Imam Al-Muhaddits Syarafuddin Abu Thahir Muhammad bin Muhammad bin Abdul Lathif Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan Ibnu Al-Kuwaik (737 - 821 H ).

w). Al-Imam Al-`Allamah Syamsuddin Abu Al-Khair Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al-Jazari Asy-Syafi`i (752 - 833 H).

x). Asy-Syaikh Nashiruddin Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Nashiruddin Al-`Ajami As-Samnudi Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan Ibnu Mahmud (Wafat 855 H), Jalaluddin al-Mahalli menghafal al-Qur'an kepadanya ketika masih kecil.


Karya-Karya Jalaluddin al-Mahalli adalah:

a). Al-Badru ath-Thali` fi Halli Jam`i al-Jawami`, merupakan Syarh dari Jam`u al-Jawami` yang ditulis oleh Tajuddin As-Subuki, kitab dalam ilmu ushul fiqih.

b). Syarh Al-Waraqat yang ditulis Imam Al-Haramain Al-Juwaini, 

c). Kanzu ar-Raghibin fi Syarhi Minhaji ath-Thalibin Imam An-Nawawi

d). Tafsir al-Qur'an al-'adzim atau lebih dikenal dengan tafsir Jalalain, bersama Jalaluddin as-Suyuthi.

e). Syarh Mukhtashar Burdah.

f). Al-Anwar Al-Madhiyah.

g). Al-Qaul Al-Mufid fi An-Nail As-Sa`id.

h). Ath-Thib An-Nabawi.

i). Kitab fi Al-Manasik.

j). Kitab fi Al-Jihad.

k). Syarh Al-Qawa`id Ibnu Hisyam, belum lengkap.

l). Syarh At-Tashil Ibnu Malik.

m). Hasyiyah `ala Jaami`i Al-Mukhtasharat, belum lengkap.

n). Hasyiyah Jawahir Al-Isnawi, belum lengkap.

Sedangkan murid-muridnya di antaranya yaitu: 

a). Al-Imam Nuruddin Abu Al-Hasan Ali bin Al-Qadhi Afifuddin Abdullah bin Aham, lebih dikenal dengan nama As-Samhudi, Ulama, Mufti, Pengajar dan Sejarawan di Madinah (844-911 H), ia mempelajari Syarh al-Minhaj, Jam`ul Jamami`, dan lain-lain.

b). Asy-Syaikh Burhanuddin Ibrahim bin Muhammad bin Abu Bakr bin Ali bin Mas`ud bin Ridhwan Al-Mari Al-Maqdisi lebih dikenal dengan nama Ibnu Abi Syarif (836 - 923 H ) lahir di Yerusalem kemudian pergi ke Kairo dan mempelajari Syarh Jam`ul Jawami`.

c). Asy-Syaikh Syihabuddin Abu Al-Fattah Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Musa Al-Absyaihi Al-Mahalli, ia mempelajari Syarh al-Minhaj dan Syarh Jam`ul Jamami`.

d). Asy-Syaikh Khairuddin Abu Al-Khair Muhammad bin Muhammad bin Daud Ar-Rumi Al-Qahiri Al-Hanafi, lebih dikenal dengan nama Ibnu Al-Farra' (814 - 897 H), ia mempelajari bidang fikih dan ushul fikih.

e). Asy-Syaikh Kamaluddin Abu Al-Fadhl Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Bahadir Al-Maumani Ath-Tharablusi Al-Qahiri Asy-Syafi`i (Wafat 877 H , ia mempelajari Syarh al-Minhaj, Syarh Jam`ul Jamami`, Syarh Alfiyah Al-`Iraqi, dan lain-lain.

f). Asy-Syaikh Shalahuddin Muhammad bin Jalaluddin Muhammad bin Muhammad bin Khalaf bin Kamil Al-Manshuri Ad-Dimyathi, Qadhi di Dimyath, lebih dikenal dengan nama Ibnu Kamil (Wafat 887 H ).

g). Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Al-Barakay Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al-Baz Al-Asyhab Manshur bin Syibl Al-Ghiraqi (795 - 858 H ).

h). Asy-Syaikh Najmuddin Muhammad bin Syarafuddin Muhammad bin Najmuddin Muhammad bin Sirajuddin Umar bin Ali bin Ahmad Al-Qurasyi Ath-Thanabadi Al-Qahiri Asy-Syafi`i.

i). Asy-Syaikh Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Musa Asy-Syihab Al-Bairawati Al-Khanaki Asy-Syafi`i.

j). Asy-Syaikh `Imaduddin Abu al-Fida' Ismail bin Ibrahim bin Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Ibrahim bin Sa`dulah bin Jama`ah (825 - 861 H), ia mempelajari Syaikh Jam`ul Jawami` dan lain-lain.

k). Asy-Syaikh Hisamuddin Husain bin Muhammad bin Hasan Al-Ghazi Asy-Syafi`i atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Al-Harasy.

l). Asy-Syaikh Syarafuddin Abdul Haq bin Syamsuddin Muhammad bin Abdul Haq bin Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Abdul `Al As-Sanbathi, ia mempelajari beberapa kitab (Wafat 842 H).

m). Asy-Syaikh Zainuddin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Syaraf bin Al-Lu'lu'i Ad-Dimasyqi bin Qadhi `Ajlun, (Lahir 839 H).

n). Asy-Syaikh Zainuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Haji bin Fadhl As-Santawi, ia mempelajari fikih dan ushul fikih.

o). Asy-Syaikh Abdullah bin Ahmad bin Abi Al-Hasan Ali bin Isa bin Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Isa Al-Jamal Al-Hasani As-Samhudi (Lahir 804 H ) ia mempelajari bahasa Arab, Syarh Ibnu Aqil, fikih, ushul fikih, dan lain-lain.

p). Asy-Syaikh Ali bin Daud bin Sulaiman bin Khalad bin `Audh bin Abdullah bin Muhammad bin Nuruddin Al-Jaujari, Khatib Masjid Raya Toulon, ia hadir di beberapa kajian Jalaluddin Al-Mahalli.

q). Asy-Syaikh Nuruddin Ali bin Muhammad bin Isa bin Umar bin `Athif Al-`Adani Al-Yamani Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan nama Ibnu `Athif (Lahir 812 H).

r). Asy-Syaikh Sirajuddin Umar bin Hasan bin Umar bin Abdul Aziz bin Umar An-Nawawi, ia mempelajari Syarh Al-Minhaj.

s). Asy-Syaikh Najmuddin Muhammad bin Burhanuddin Ibrahim bin Jamaluddin Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman, lahir 833 H di Yerusalem, ia mempelajari Syarh Jam`ul Jawami`.

t). Asy-Syaikh Syarafuddin Yahya bin Muhammad bin Sa`id bin Falah bin Umar Al-`Abasi Al-Qahiri Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan nama Al-Baqani, lahir pada tahun 827 H dan wafat pada tahun 900 H.

u). Asy-Syaikh Abu Bakr bin Quraisy bin Ismail bin Muhammad Quraisy Azh-Zhahiri, lahir pada tahun 850 H.

v). Asy-Syaikh Al-Imam Ali bin Muhammad bin Isa bin Yusuf bin Muhammad Al-Asymuni, (838-918 H).

w). Asy-Syaikh Burhanuddin Abu Al-Hasan Ibrahim bin Umar bin Hasan bin Ali bin Abu Bakr Al-Buqa`i (809 - 885 H).

x). Jalaluddin as-Suyuthi (849 H. - 911 H.). Ia melanjutkan penulisan kitab tafsir (yang kemudian dikenal dengan tafsir jalalain) yang disusun al-Mahalli hingga selesai.

Wafat

Jalaluddin al-Mahalli wafat pada Sabtu pagi, pertengahan Ramadhan 864 H, bertepatan dengan tahun 1459 M.


Selengkapnya