Bipolar disorder : Perubahan dua kutub emosi yang berlainan

Bipolar disorder : Perubahan dua kutub emosi yang berlainan

Bipolar disorder

Kita kadang melihat orang yang mudah sekali berubah suasana hatinya, kadang terlihat bahagia tetapi tiba-tiba berubah menjadi terlihat sedih, ataupun sebaliknya. Jika perubahan suasana hati itu terjadi sangat ektrem atau tidak normal sewajarnya, dalam ilmu kejiwaan, orang yang seperti ini disebut mengidap bipolar disorder.

Bipolar disorder adalah gangguan kejiwaan dengan ciri perubahan mood atau suasana hati yang ekstrim antara dua kutub (bipolar), yaitu kebahagiaan (manik) dan kesedihan (depresi).

Perubahan mood yang dialami penderita bipolar sangat ekstrim karena bisa muncul secara tiba-tiba, bisa tanpa sebab, atau karena hal kecil namun bisa menjadi pemicu yang kuat. 

Antara dua kutub emosi tersebut, penderita bisa menjadi terlihat sangat bahagia, sangat sedih atau keduanya secara bergantian. Namun depresi bipolar berbeda dengan depresi unipolar (penyakit depresi saja) atau depresi agitatif (depresi yang bisa meledak-ledak, mudah emosi). Jadi, bukan berarti jika seseorang mudah berubah suasana hatinya, misalnya mudah emosi, disebut mengalami bipolar.

Gejala-gejala bipolar

Bagi gejala manik bipolar biasanya adalah perasaan gembira yang meluap-luap, energi berlebihan, sangat aktif, gelisah, mempunyai banyak ide dan pikiran yang meloncat-loncat, serta tidak fokus.

Contoh sederhana dari tidak fokus dan ide yang meluap-luap pada orang yang mengidap manik bipolar adalah sering pindah atau berganti-ganti pekerjaan. Atau kerap memiliki ide-ide brilian dan out of the book, namun pikiran-pikiran ini saling meloncat, dan akhirnya ia tidak pernah menyelesaikan pekerjaannya.

Seseorang dengan gejala manik bipolar juga kadang mengalami halusinasi, mudah mengkritik orang lain, dan mudah menghamburkan uang. Selain itu penderita bipolar juga merasa tidak ada kebutuhan untuk tidur, sehingga otomatis mengalami gangguan tidur yang tidak jarang juga berakibat pada pola makan tidak teratur. 

Kebalikan dari penderita manik bipolar, gejala yang menimpa penderita depresif bipolar biasanya merasa dirinya tidak berguna atau rendah diri, perasaan menurun, minat terhadap segala hal (pekerjaan, bersosialisasi) menurun, merasa tidak punya harapan, merasa kosong secara emosional, tidak bisa merasakan kebahagiaan.

Selain itu ia juga sering merasa bersalah, mudah lelah, sering menangis tanpa sebab yang jelas, susah berkonsentrasi dan muncul keinginan bunuh diri. 

Pasien bipolar pasti pernah mengalami kedua fase tersebut, manik dan depresif. Namun siklusnya tidak selalu naik turun, ada yang biasa atau stabil dalam waktu lama, lalu naik lagi karena ada faktor pencetusnya. 

Siklus naik-turunnya bipolar biasanya tergantung dari masalah yang dihadapi sehari-hari, serta kemampuan masing-masing individu dalam menghadapi masalahnya, dan berapa lama masa depresi atau manik yang dialaminya. Misalnya ketika remaja ia mengalami manik, lalu bipolarnya tidak kambuh selama bertahun-tahun, setelah dewasa, bipolarnya bisa muncul lagi jika ada kejadian yang sangat mengguncang jiwanya.

Untuk mengatasi perilaku-perilaku di bawah fase manik maupun depresi yang sering kali tidak terkendali, kemampuan dalam mengontrol perubahan suasana hati menjadi kuncinya. 
Berikut beberapa cara mengontrol gangguan bipolar :

Pertama, hindari stress. Kontrol stres dengan menjaga keseimbangan kondisi tubuh, pikiran dan hati dengan menerapkan pola hidup sehat.

Kedua, monitor suasana hati. Kenali gejala dan perhatikan tanda-tanda jika suasana hati berubah di luar kendali. Ini perlu agar ia dapat menghentikan masalah sebelum ia mulai kesulitan mengontrol dirinya sendiri.

Ketiga, terapi bicara. Dengan terapi bicara melalui psikoterapi, penderita akan mendapatkan pengetahuan, bimbingan, dan dukungan untuk mengatasi gejala-gejala yang bisa kambuh kapan saja dan menghindari perilaku-perilaku yang berbahaya.

Keempat, pertahankan ritme. Saat kedua kutub, manik dan depresi saling menyerang, pola tidur dan pola makan bisa berubah-ubah. Saat kondisi seperti ini muncul, cobalah untuk selalu mengontrol gejala manik dan depresi tetap pada ritmenya dan sesuai jadwal sehari-hari. Perubahan jadwal tidur atau pola makan bisa jadi tanda kambuhnya gangguan psikologi ini, segera konsultasi ke dokter untuk dapat penanganan lebih lanjut.

Kelima, mengonsumsi obat anti depresan yang diresepkan dokter setidaknya bisa mengurangi perubahan suasana hati yang tidak jelas dan gejala lainnya.

Keenam, hindari narkoba dan alkohol. Kebanyakan orang dengan gangguan bipolar biasanya akan tergoda untuk menghilangkan gejala depresi yang dialami dengan minum minuman keras atau mengonsumsi obat-obatan terlarang, padahal itu hanya akan membuat kondisi semakin buruk.

Ketujuh, mencari dukungan. Pastikan orang dengan gangguan bipolar memiliki orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman yang selalu mendukungya.

Sumber : SUARA MERDEKA, Edisi 24 Agustus 2014
Selengkapnya
Memaknai Penderitaan

Memaknai Penderitaan

Penderitaan


Pernahkah kita berpikir mengapa begitu banyak penderitaan di dunia ini sementara Allah dideskripsikan sebagai Yang Maha Pengasih? Bahkan kita juga tahu bahwa kasih sayang Allah di dunia ini tidak hanya untuk hamba-hambaNya yang beriman, tapi juga bagi seluruh umat manusia, yang beriman ataupun yang ingkar, bahkan kasih sayang Allah meliputi semua makhluk di alam semesta ini.

Jika Allah terpisah dari manusia, dan Dia senang dengan penderitaan kita, maka Dia bisa disalahkan. Tetapi sejatinya Dia adalah penderitaan dan Pemberi penderitaan, akan tetapi Dia di luar semua penderitaan. Hal ini memang sulit untuk kita pahami, tetapi tidak bagi hambaNya yang benar-benar telah beriman dan mengenalNya.

Seandainya tangan kita menjatuhkan benda berat ke kaki kita dan kaki kita terluka karenanya, apakah tangan kita yang harus disalahkan?. 

Tidak, karena tangan juga berbagi penderitaan bersama kaki, dan kendati kaki tampaknya terluka, tetapi yang merasakan sakit adalah seluruh tubuh, dan karena itu tangan juga ikut merasakan sakit itu.

Demikian juga dengan Allah. Hidup kita adalah milikNya, dan Dia tidak bebas dari perasaan bahagia dan sakit, seperti yang kita rasakan. Dalam realitas, Dia merasakan apa yang kita bayangkan kita rasakan, tetapi secara bersamaan Kesempurnaan WujudNya membuat DiriNya di atas semua kegembiraan dan penderitaan duniawi, sementara ketidaksempurnaan kita membatasi diri kita, sehingga kita menjadi subyek dari semua kegembiraan dan penderitaan, betapapun kecilnya.

Lantas jika Allah ikut ''merasakan'' penderitaan yang kita rasakan, mengapa Allah menciptakan penderitaan bagi kita?

Dalam islam, kita diajarkan untuk bersabar ketika mendapat musibah dan bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan. Jika seseorang telah benar-benar memiliki keyakinan dan keikhlasan yang mendalam atas ketentuan Allah, maka jarak antara musibah dan kenikmatan akan menjadi semakin dekat sampai hampir tak berjarak.

Ia tidak hanya mensyukuri nikmat dan karunia yang Allah berikan, tetapi ia juga mensyukuri apapun yang berasal dari Allah, bahkan termasuk penderitaan dan musibah.

Dalam Shahih Muslim disebutkan Rasulullah SAW bersabda :

“Pada Hari Kiamat nanti, penghuni neraka, yang dulunya adalah penghuni dunia yang paling enak hidupnya didatangkan, lalu dicelupkan sekali saja ke neraka. Kemudian ditanyakan kepadanya, Hai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kenikmatan?’ Orang tersebut menjawab, ‘Tidak, demi Allah, wahai Tuhanku.’ Kemudian didatangkan seorang penghuni surga, yang dulunya penghuni dunia yang paling menderita, lalu dicelupkan sekali saja ke surga. Ditanyakan kepadanya, ‘Hai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kesengsaraan?’ Orang itu menjawab, ‘Tidak, demi Allah. Aku tidak pernah merasakan penderitaan dan melihat kesengsaraan sebelum ini’.”
(HR. Muslim).
Selengkapnya
Pendakian Gunung Ungaran, Semarang

Pendakian Gunung Ungaran, Semarang

Gunung Ungaran

Gunung Ungaran adalah nama sebuah gunung yang berlokasi di bagian selatan Kota Semarang. Gunung ini memiliki ketinggian 2050 meter di atas permukaan laut (2050 mdpl). Gunung Ungaran memiliki medan pendakian yang lumayan menguras tenaga, namun masih cocok bagi para pendaki pemula. Pendakian di gunung Ungaran kami lakukan pada hari sabtu tanggal 7 sampai 8 Februari 2015. Pada pendakian kali ini saya mendaki bersama 5 orang teman saya yaitu Kang Mukhlis, Kang Fakhri, Kang Reza, Kang Alim dan Kang Azka. Kami berenam sepakat mendaki Ungaran melalui jalur Medini.

Sebelumnya hujan deras mengiringi perjalanan kami bersepeda motor dari Ngaliyan menuju Medini. Beruntung ketika sampai Medini, hujan sedikit reda. Setelah membayar karcis masuk dan memarkirkan sepeda motor, kami terlebih dahulu sempatkan makan siang di sebuah warung untuk mengisi tenaga. Pada saat itu, ternyata di Medini suasananya cukup ramai karena banyak rombongan anak sekolah (pramuka) yang sedang berkemah.

Selesai makan, perbekalan pun kami cek dan siang itu sehabis dzuhur, kami langsung memutuskan untuk mendaki. Pendakian dari medini sebetulnya ada dua jalur, pertama yaitu dengan jalan kaki mengikuti jalur kendaraan yang biasa dilalui motor dan mobil hingga Promasan, dan kedua jalur lewat hutan yang juga akan sampai Promasan. Promasan adalah perkampungan atau tempat singgah terakhir sebelum ke puncak Ungaran. Setelah berunding, kami berenam memutuskan untuk melalui jalur hutan sekalian mencari tantangan.

Aliran air gunung Ungaran

Pada awalnya, perjalanan yang kami lalui berjalan lancar. Kami berjalan menyusuri pinggiran aliran air sungai dan sesekali menjumpai batu-batuan besar. Tapi setelah mulai memasuki hutan lebat, ternyata kami tersesat karena tidak ada yang tahu arah, jalan buntu, ditambah kemudian hujan turun begitu derasnya. Sungguh memilukan keadaan saat itu, berada di lereng hutan dengan hujan deras yang mengguyur. 

Setelah kami berenam berdebat panjang, akhirnya daripada tersesat semakin jauh (sebenarnya kami juga sudah tersesat cukup jauh), kami memutuskan untuk kembali ke Medini dan perjalanan dimulai kembali dari awal melewati jalur kendaraan dari medini menuju promasan. Meskipun sebenarnya lebih jauh, tapi itu lebih aman dibanding lewat hutan yang penuh resiko dengan buta arah. Apalagi setelah  kemudian kami juga mendapati ternyata di kaki dan jas hujan yang kami pakai sewaktu hujan tadi banyak ditempeli lintah.

Perjalanan melewati jalur kendaraan memang lebih mudah karena jalanan berupa tanah rata atau batu yang sudah tersusun rapi dengan kerikil-kerikil kecil. Namun karena berkelok-kelok memutari gunung, perjalanan menjadi lebih jauh dibanding lewat jalur hutan.

Jalan di tengah kebun teh

Lewat jalur ini, sepanjang perjalanan yang kami lalui hanyalah perkebunan teh yang membentang luas. Sesekali kami juga berjumpa dengan pengendara sepeda motor baik yang naik maupun hendak turun. Setelah hampir 3 jam kami berjalan kaki, petang akhirnya kami sampai di Promasan. 

Di Promasan, kami langsung bergegas mencari mushola untuk melaksanakan shalat. Setelah habis isya, kami menyempatkan makan di warung milik warga yang juga tempat istirahat bagi para pendaki. Dari berbincang dengan sesama pendaki, muncul kabar bahwa pendakian menuju puncak ditutup untuk sementara. Namun karena sudah bertekad, kami berenam akhirnya memutuskan akan tetap mendaki dini hari nanti.
Menjelang malam kami memutuskan untuk berkemah menggunakan tenda yang kami bawa. Setelah mencari tempat yang cocok untuk mendirikan tenda, akhirnya kami berkemah di tengah kebun teh masih di sekitar promasan. Malam itu kami isi dengan membuat kopi dan mengobrol sambil ngopi. Sehabis itu, kami bergegas tidur.

Bermalam di tengah kebun teh

Sekitar pukul setengah 3 pagi, tenda kami bongkar dan bersiap-siap untuk melakukan pendakian. Perjalanan menuju Puncak dari Promasan selanjutnya yang kami lalui masih berupa perkebunan teh, setelahnya medan mulai bervariasi mulai jalur setapak memasuki hutan yang tidak begitu lebat dengan lamtoro gunung dan pohon cemara hingga medan berikutnya yang cukup berat karena medan yang berbatu-batu, dan tak jarang kami juga harus merunduk karena di tengah jalan yang sempit juga banyak ditemui pohon-pohon atau kayu yang tumbang dan melintang di tengah jalan.

Alang-alang gunung Ungaran

Perjalanan berikutnya kami juga menemui tebing-tebing batu yang berketinggian sekitar 20 meter dan dihiasi oleh padang sabana dengan pepohonan yang jarang. Disini kebanyakan hanya alang-alang, karena tidak adanya pohon-pohon pelindung yang tumbuh. Jalur disini menuntut kewaspadaan yang tinggi, karena kami melewati punggungan yang terjal berbatu besar serta licin. Kami juga menempuh jalan setapak dengan tebing-tebing tinggi di sekelilingnya.

Mengitari tebing

Setelah kami mencapai hutan kecil yang diapit oleh 2 punggungan, puncak gunung Ungaran sudah mulai terlihat. Setelah menyusuri jalan setapak dengan tebing-tebing tinggi, akhirnya sampailah kami di puncak tertinggi gunung Ungaran yang berada di ketinggian 2050 mdpl. Di Puncak Ungaran ini juga terdapat sebuah tugu Banteng Raiders yang dibangun oleh batalyon militer dari Semarang.

Tugu Banteng Raiders, Puncak Ungaran

Kami memang tidak sempat melihat sunrise cahaya mentari karena sampai di puncak sudah pagi. Meskipun begitu, keindahan pemandangan dari puncak sudah cukup memuaskan bagi kami. Sewaktu di puncak, kami juga berjumpa dengan rombongan pendaki lain yang terlebih dahulu sampai. Setelah puas menikmati keindahan di atas puncak dan berfoto mengabadikan gambar, sekitar jam 7 pagi kami pun memutuskan turun dari puncak kembali menuju promasan.

Puncak Ungaran

Sesampainya di Promasan, kami berhenti untuk membersihkan diri di sebuah kamar mandi umum dan sendang berupa pancuran air yang dihiasi patung-patung kecil. Setelah itu kami juga sempat mengunjungi sebuah goa yaitu Goa Jepang yang berada di tengah-tengah perkebunan teh. Di depan mulut Goa ini, kami sempatkan memasak mie instan untuk mengisi perut kami yang kelaparan. Menjelang siang hari, kami memutuskan untuk turun gunung melalui hutan menuju Medini. Di perjalanan melewati hutan di siang hari ini alhamdulillah berjalan lancar tidak tersesat seperti sebelumnya. 

Sekian.


Sendang di Promasan

Goa Jepang

Menuju puncak

Panorama diatas Ungaran

Team pendakian

Selengkapnya
Cara untuk Percaya

Cara untuk Percaya

Cara untuk Percaya


''Mengapa" muncul dalam akal pikiran, dan ketika "mengapa'' ini dijawab demi kepuasan manusia, maka dia akan terus menuntut, menembus semua bidang kehidupan yang berbeda-beda.

Ketika ''mengapa'' ini tidak mendapatkan jawaban memuaskan dari kehidupan, maka muncul keraguan, kekecewaan, ketidak puasan, dan mengakibatkan kebingungan dan ketidak percayaan.

Terkadang kepercayaan memang bisa menjadi lebih buruk ketimbang ketidak percayaan. Ini terjadi ketika seseorang yang percaya, justru menghalangi kemajuannya sendiri dengan tidak mau mencari arti kehidupan dan kebenaran yang lebih jauh dan lebih dalam, ia menolak bimbingan dan nasihat dari orang lain, dalam rangka menjaga kepercayaan yang dianutnya itu. Kepercayaan yang seperti itu, yang ia pelihara dan ia anggap sebagai suatu kebaikan, justru menjadi dosa terbesar baginya.

Baik kepercayaan maupun ketidakpercayaan, pada prakteknya menjadi kecenderungan alamiah, orang-orang yang condong untuk percaya akan terbiasa mempercayai segala sesuatu, dan yang sebaliknya akan cenderung tidak mempercayai segala sesuatu, entah itu benar atau tidak.

Perangai optimis adalah perangai orang yang percaya, sedangkan pesimisme adalah sifat dari orang yang tidak percaya.

Ada tiga cara untuk mendapatkan ''Kepercayaan'' :

Pertama, adalah tidak mempercayai seseorang sampai dia membuktikan bahwa orang tersebut pantas dipercaya. Orang-orang yang mempercayai dengan cara ini ia tidak akan mendapatkan kepuasan dijalan ini, karena mereka akan senantiasa menguji dan mencoba orang yang hendak dipercayai itu dengan pandangan curiga, seperti mata-mata. Karenanya yang mereka lihat hanyalah ketidak sempurnaan, dan mereka tidak akan pernah mampu untuk melihat keindahan diri yang sempurna, yang berada diluar batas-batas pandangannya.

Kedua, adalah mempercayai dan terus mempercayainya sampai orang yang hendak ia percayai itu membuktikan bahwa dirinya tidak pantas untuk dipercaya. Orang-orang yang memakai cara ini menempuh jalan yang lebih baik daripada cara yang pertama, karena jika kepercayaan mereka membuat pandangan mereka menjadi tajam, maka mereka akan mempunyai harapan untuk berkembang asalkan akal mereka juga senantiasa dipakai.

Cara ketiga untuk mempercayai seseorang adalah percaya sepenuhnya, absolut, dan terus melakukannya sampai terbukti kepercayaan ini benar. Ini adalah kepercayaan seorang pelayan, pengabdi, penyembah. Inilah kepercayaan seorang murid kepada gurunya, ustadznya, Kiyainya. Ini juga adalah kepercayaan seorang hamba kepada Tuhannya. Kepercayaan yang seperti ini tidak akan berguna untuk pikiran yang ragu-ragu, sebagaimana obat tidak akan berguna bagi pasien yang tidak percaya.

Selengkapnya
Daya Pikir manusia, Baik - Buruk, dan Hukum Sebab Akibat

Daya Pikir manusia, Baik - Buruk, dan Hukum Sebab Akibat

Baik buruk, Sebab akibat?

Apa baik dan buruk itu? 
Tindakan yang baik adalah tindakan yang berakibat menguntungkan, sementara tindakan buruk adalah tindakan yang berakibat merugikan. Atau ada pula yang mengatakan bahwa baik dan buruk adalah masalah perbandingan. Sedikit kebaikan mungkin akan tampak sebagai kejahatan atau keburukan jika dibandingkan dengan kebaikan yang lebih besar, dan sebaliknya keburukan yang kecil dibandingkan dengan keburukan yang lebih besar akan tampak sebagai kebaikan. Mungkin ini juga ada benarnya karena jika tidak ada keburukan, maka kebaikan tidak ada artinya, sebagaimana tanpa ketidakadilan, keadilan tidak dapat dihargai.

Ketika dilahirkan, manusia tidak memiliki pengetahuan dan belum mengenal keadaan sekitarnya. Seiring dengan pertumbuhannya, manusia mulai mempelajari kejadian dan tindakan mana yang berakibat menguntungkan dan mana yang merugikan. Berdasarkan hukum sebab-akibat itulah, manusia kemudian mengenal baik dan buruk.

Manusia akan melakukan tindakan yang ''baik'' setelah melalui pertimbangan pikiran. Manusia yang daya pikirnya belum berkembang, seperti anak-anak, tindakannya tidak didasarkan atas pertimbangan baik-buruk. Perbuatan mereka hanya berdasarkan dorongan keinginan semata. Demikian pula pada orang yang berpikiran picik, mereka berbuat atas dasar nafsu semata tanpa memperhitungkan bahwa tindakannya akan mencelakakan dirinya, bahkan orang lain. 

Pemikiran dan kemauan manusia mengalir menjadi satu dalam tindakan dan membentuk manusia yang hidup dalam tindakannya. Kemauan sifatnya netral, kemauan ini akan menjadi tindakan baik atau buruk tergantung pada pengembangan kesadaran pikiran pelakunya. Bila pikiran dan kemauan baik maka tindakannya juga baik. Akan tetapi, bila pikiran dan kemauan sedang marah, maka tindakannya juga berwujud amarah.

Perkembangan daya pikir manusia berbeda-beda. Ada manusia yang perkembangan daya pikirnya memadai, ada pula yang tidak. Karena perbedaan ini, maka bisa terjadi suatu perbuatan yang baik oleh seseorang dianggap buruk oleh orang lainnya.

Seorang anak yang tidak mengetahui akibat menaruh tangannya kedalam api akan segera menarik tangannya kembali karena sakit. Berdasarkan pengalaman itu dia tidak akan mengulanginya kembali. 
Bila seorang dewasa hendak melompat kedalam air yang dalam dan ia menyadari bahwa dirinya tidak dapat berenang, sebenarnya dia mengetahui bahwa dia mungkin dapat mati tenggelam. Bila ia tetap melompat, dorongan kemauannya mengalahkan pertimbangan pikiran dan suara batinnya, dan ia akan menanggung akibatnya.

Dari contoh diatas diketahui bahwa perkembangan manusia akan menentukan kesadaran dirinya, apabila seseorang karena kurang berkembangnya daya pikir berbuat buruk, dia mungkin tidak menyesal namun manusia yang berbuat seperti itu sama dengan binatang yang tidak mengetahui mana yang lebih baik bagi dirinya.

Perkembangan diri adalah pengalaman dimana manusia belajar untuk berpikir lebih baik, bertindak lebih baik, dan menjaga agar tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan atau menyakitkan dirinya. Semakin baik daya pikir seseorang semakin merasa dirinya lebih bebas dan tidak bergantung kepada orang lain.

Tuhan adalah sumber dari kebenaran, kebaikan dan kecintaan. Tidak ada makhluk yang diciptakan untuk menjadi jahat. Bila manusia karena suatu keadaan dia melakukan suatu kejahatan atau perbuatan buruk, dia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Yang dipandang manusia sebagai nasib, kesialan, kesempatan, atau kebetulan sebenarnya adalah kumpulan perbuatan yang dilakukan pada waktu masa sekarang, sebelumnya, dan mungkin juga dalam kehidupan selanjutnya. Setiap perbuatan ada kaitannya dengan kejadian sebelumnya dan akibat sesudahnya. 

Hanya seorang yang bijaksanalah yang akan belajar dari pengalaman dan tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya.
Selengkapnya
Keadilan di dunia yang semu

Keadilan di dunia yang semu

Lambang keadilan

Keadilan menjadi salah satu dari sekian banyak hal yang banyak di cari dan dituntut oleh kita, manusia. Ia bukanlah benda atau materi, namun kadang materi justru menjadi alat ukur ada tidaknya keadilan.

Manusia selalu menuntut adanya keadilan bagi dirinya, bahkan kepada Allah. Kita sering merasa tidak diperlakukan adil olehNya. Kita sering mengeluhkan rezeki yang sedikit, hidup yang susah, dan sebagainya. Padahal sebenarnya Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi kita, Dialah yang menciptakan kita sehingga Dialah yang paling tahu apa yang kita butuhkan.

Manusia menghabiskan hidupnya untuk mengejar sesuatu yang tampaknya menguntungkan bagi dirinya, dan ketika dia begitu tenggelam dalam kepentingannya itu, hilanglah kepentingan dirinya yang sejati, ia terlena dalam jeratan nafsu yang tiada batasnya.

Manusia menciptakan hukum-hukum yang cocok untuk dirinya, tetapi hukum-hukum ini lebih menguntungkan dirinya sendiri ketimbang orang lain. Inikah keadilan? Sementara yang lain justru mengatakannya sebagai ketidak adilan.

Kehidupan yang damai dan harmonis dengan sesama manusia tidak akan terwujud tanpa bangkitnya rasa keadilan dalam jiwa yang tidak mementingkan diri sendiri. Ibarat Hakim yang mengintervensi dua orang yang berselisih karena ia tahu bahwa dua orang yang bertikai itu dibutakan oleh kepentingannya sendiri-sendiri, demikian juga Allah Yang Maha Adil akan mencampuri urusan HambaNya betapapun kecilnya.

Mengukur kadar keadilan yang sejati memang sulit, apalagi mempraktekannya, tetapi dengan fikiran yang tenang, bebas dari mabuk akan kekuasaan, harta benda, atau segala jeratan nafsu duniawi, kita mohon petunjuk kepada Ilahi Rabbi, semoga perilaku adil dapat selalu kita tanamkan dalam setiap aktivitas kehidupan kita.

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ 

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
(QS. An Nahl: 90)
Selengkapnya
INTROVERT DAN MISTERINYA

INTROVERT DAN MISTERINYA

Sosok Introvert

Sosok seorang introvert memang penuh misteri. Kebanyakan orang salah dalam memahami kaum introvert, mereka hanya memandang kaum introvert dari luarnya saja, tanpa mencoba mencari tahu isi dalam fikirannya. Mereka sering menjudge seseorang yang berkepribadian introvert sebagai orang yang tidak mau bergaul, menutup diri dan anti sosial. Saya sendiri seorang introvert, jadi saya merasakan sendiri bagaimana saya sering diperlakukan orang-orang. Sebenarnya bagaimana sosok seorang introvert itu?

Introvert merupakan istilah bagi orang yang berkepribadian tertutup dan cenderung penyendiri. Seorang introvert lebih memilih untuk menyendiri walaupun sedang berada di antara orang-orang yang sedang berkumpul bersama. Ia juga merupakan sosok pendiam yang hanya bicara sekedarnya saja, raut mukanya terlihat serius di tengah keadaan yang tenang. Ia juga terkesan seperti tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, bahkan ketika tengah berada pada suasana yang tegang.

Sosok ini memang berbeda, tidak seperti kebanyakan orang, Namun bukan berarti mereka pemalu ataupun seorang yang berpenyakit. Memahami seorang introvert memang bukan perkara mudah, kebanyakan orang memandang sinis terhadap mereka.

Sebenarnya seorang introvert tidak sepenuhnya senang menyendiri dan mereka bukannya anti sosial, namun keadaanlah yang memaksanya, sehingga mereka lebih memilih untuk hanya memiliki segelintir teman dekat yang sudah mengerti betul akan pribadinya. Mereka juga bukannya tidak suka bertemu dengan orang baru atau beramah tamah. Hanya saja mereka bukan jenis orang yang mudah sok akrab atau pintar basa-basi untuk menghidupkan suasana. Mereka terbiasa berbicara lugas dan seperlunya saja, inilah yang sering membuat mereka kesulitan menjaga intensitas obrolan, apalagi dengan orang yang baru dikenalnya.

Seorang Introvert juga tidak pernah menceritakan tentang hal yang bersifat pribadi kepada sembarang orang. Oleh karena itu, hanya teman dekat yang beruntunglah yang bisa menjadi tempat keluhan masalah pribadinya. Menjadi seorang yang berkepribadian introvert memang bukan suatu kesalahan, karena memang setiap manusia dibekali kepribadian masing-masing yang berbeda-beda.

Istilah Introvert dipopulerkan oleh seorang tokoh Ilmu Psikologi yang bernama Carl Jung. Ia mengelompokan Introvert sebagai kaum minoritas. Walau kaum minor tetapi peranan mereka dalam kehidupan sosial sangat menonjol. Mungkin karena sikap mereka yang sangat kontras berbeda dengan kelompok dominan yaitu Ekstrovert. Ekstrovert adalah antonim dari sifat Introvert. Sifat Ekstrovert lebih membutuhkan sosial, cahaya, kebisingan, keramaian, ruang lingkup yang luas dan sebagainya.

Kelebihan yang dimiliki seorang introvert adalah ia lebih fokus kepada hal yang bersifat psikis daripada fisik. Mereka senang menjelajahi ruang pikirnya, mereka membaca buku, menonton tayangan yang dapat mengasah otak, karena mereka haus dengan segala hal yang berbau informasi. Introvert adalah pemikir yang dalam. Mereka mampu melihat suatu hal dari segi manapun, sehingga kadang mereka dianggap sering berpikir lama padahal mereka sedang berpikir matang, berbeda dengan seorang Ekstrovert yang cenderung berpikir secara momentum saja.

Dalam sebuah survey di kolom web LiveScience.com, Rachael Rettner menulis bahwa apabila ada dua orang Ekstrovert dan Introvert dihadapkan dengan sebuah pertanyaan, maka Ekstrovert akan menjawab secara Hiperbola, sedangkan Introvert menjawab dengan Akurat. Apabila mereka melihat seekor ulat di atas makanannya, maka seorang Ekstrovert akan bereaksi melebih-lebihkan daripada seorang Introvert. Contoh Lainnya jika dua orang, yakni Ekstrovert dan Introvert dihidangkan sebuah makanan dalam waktu yang bersamaan, maka seorang Ekstrovert akan berkata, "Makanan ini enak sekali! Belum pernah saya merasakan yang seenak ini" sedangkan seorang Introvert akan cukup menjawab, "Iya, enak.". Dari segi pemahaman dan informasi pendapat mereka berdua jelas berbeda.

Seorang Introvert biasanya dapat bersikap tenang dalam menghadapi segala tekanan dan permasalahan. Mungkin karena kebiasaan mereka sering menyendiri sehingga emosi mereka terlatih untuk tetap stabil. Selalu berpikir sebelum berbicara adalah suatu naluri lahiriah bagi mereka. Introvert akan berhati-hati saat menjelaskan pendapatnya, karena mereka tidak suka dengan pertikaian yang tidak ada manfaatnya.

Bagi Introvert diam bukan berarti tidak mengerti atau tidak peduli, tetapi mereka sedang menganalisa keadaan untuk menentukan suatu tindakan.

Seorang introvert juga merupakan pendengar yang baik. Seorang Introvert yang sedang mendengar sangat pandai dalam menggabungkan fakta-fakta dan prinsip serta pemikiran orang lain, kemudian dijadikannya sebuah klausa sebab-akibat yang baik, lalu dikemas rapi dan terbentuklah sebuah jawaban yang dapat menjadi pemecah suatu masalah.

Ahli psikologi Mihaly Csikszentmihalyi dan Gregory Feist mengatakan bahwa orang-orang Introvert adalah orang dengan kreatifitas berkelas nomor satu. Faktor ini terjadi karena mereka dapat menyelam penuh ke dalam pemikirannya. Membaur bersama intuisi dan ketenangan yang bersinergi dengan sunyi. Itulah syaratnya agar dapat menciptakan sebuah Adikarya. Biasanya seorang Introvert senang menulis. Karena dalam menulis mereka dapat lebih terbuka dalam mempresentasikan pikiran ataupun membagikan pengalamannya kepada orang lain.

Tokoh dunia yang diketahui seorang introvert diantaranya adalah Mahatma Ghandi, Albert Einstein, Bill Gates, Michael Jordan, Nicole Kidman, dan J.K Rowling. Mereka mampu membuktikan bahwa dunia pun membutuhkan mereka. Saat tak dibutuhkan mereka menjadi orang biasa, namun saat keadaan genting mereka berubah menjadi sosok yang luar biasa.

Introvert memang pendiam namun bukan berarti tidak ada isinya, bahkan ia bisa menjadi seorang yang luar biasa.


Sumber: Kompasiana, Wikipedia, Livescience.com.
Selengkapnya
Renungan Hidup

Renungan Hidup

Apa hakikat hidup ini?
Kita sering mendengar Kiyai atau Ustadz berceramah bahwa hidup adalah untuk beribadah, selalu taat dan patuh kepada perintah Allah, sebagaimana yang disebutkan dalam Alqur'an. Inilah yang kemudian disebut taqwa, yakni menjalankan segala perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.

Namun apa hakikatnya ketaatan dan ketundukan kita itu? Apakah Allah memang butuh akan ketaatan dan ketundukkan kita sehingga kita diperintahkan untuk beribadah menyembah kepadaNya? Apakah Allah akan rugi jika hamba-hambaNya justru lalai akan kewajiban yang diperintahkanNya?. 

Ada sebuah hadits Qudsi yang cukup menarik untuk menjawab pertanyaan itu semua. Hadits yang sudah diterjemahkan ini saya nukil dari kitab al-Mawa'idz fil Ahadits al-Qudsiyyah karya Hujjatul Islam Imam Al Ghazali.

Allah berfirman:
"Wahai manusia! Aku tidak menciptakanmu karena Aku menginginkan agar yang sedikit menjadi banyak karenamu, tidak karena Aku ingin menjadikan luluhnya binatang buas karenamu, tidak karena Aku ingin meminta pertolongan dalam urusan yang Aku tak mampu, tidak karena ingin menarik keuntungan bagiKu atau pula untuk menolak yang membahayakan bagi diriKu.

Aku menciptakanmu agar tiada henti menyembahKu, bersyukur sebanyak mungkin dan menyucikanKu pagi dan sore.

Wahai manusia! Andai manusia yang pertama dan yang paling akhir diantara kalian, seluruh jin dan manusia, baik tua maupun muda, baik yang merdeka maupun hamba berkumpul semua tunduk dan patuh kepadaKu, setitik tepung pun tidak akan menambah kebesaran singgasana kekuasaanKu.

Barangsiapa berjihad di jalan Allah, sesungguhnya ia berjuang untuk kebaikan dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah tidak butuh sama sekali terhadap alam semesta.

Wahai manusia! Sebagaimana engkau menyakiti, engkau akan disakiti. Sebagaimana engkau berbuat, engkau akan diperlakukan.''

Kiranya hadits diatas bisa menjadi renungan bagi diri saya dan pembaca semuanya untuk melecut semangat kita agar semakin mantap dalam menata hidup kita, menjalankan kewajiban - kewajiban kita dalam upaya untuk menggapai RidhoNya.. Aamiin...
Selengkapnya