Nasehat Seorang Anak Kecil kepada Umar bin Abdul Aziz
Kita mengenal Umar bin Abdul Aziz sebagai sosok seorang pemimpin umat Islam yang terkenal adil dan bijaksana. Kisah berikut ini berkenaan dengan beliau yang mendapatkan nasihat dari seorang anak kecil yang dianugerahi kecerdasan, serta kejernihan akal dan hati. Semoga kita bisa memahami dan mengambil hikmah serta intisari dari kisah berikut ini.
Ketika Umar bin Abdul Aziz naik tahta kekhalifahan Bani Umayyah, sejumlah rombongan datang dari berbagai negeri untuk mengemukakan kebutuhan mereka dan juga untuk menyampaikan ucapan selamat. Orang-orang dari tanah Hijaz juga berkunjung secara berombongan. Seorang anak dari Bani Hasyim kemudian tampil sebagai juru bicara. Melihat hal itu, maka Umar bin Abdul Aziz berkata: ''Hendaklah orang yang maju lebih tua daripada engkau!''
Anak tersebut berkata: ''Semoga Allah meningkatkan kebaikan kepada engkau Amir al-Mukminin, sesungguhnya besar-kecilnya seseorang bergantung pada hati dan ucapannya. Jika Allah telah mengaruniai seorang hamba dengan lidah yang cakap berbicara dan hati yang dapat menjaga, ia berhak untuk berbicara. Yang mengetahui keutamaannya adalah orang yang mendengarkan pembicaraannya.''
''Hai Amir al-Mukminin, jika segala urusan ditentukan oleh umur, niscaya di antara umat ini ada orang yang lebih berhak daripada Anda dalam menduduki jabatan Anda ini.''
Umar berkata: ''Engkau benar, katakan apa yang ingin kau katakan!''
Anak tersebut berkata: ''Semoga Allah meningkatkan kebaikan kepada engkau Amir al-Mukminin, kami adalah rombongan yang datang untuk mengucapkan selamat, bukan rombongan untuk mengadukan penderitaan. Kami mendatangi Anda karena anugerah yang Allah berikan kepada kami karena Anda.''
''Kami tidak datang karena senang atau takut. Apabila kami datang karena senang, sesungguhnya kami (rakyatmu) telah datang dari berbagai negeri. Apabila kami datang karena takut, sungguh kami telah merasa aman dari kezaliman Anda berkat keadilan Anda.''
Umar kemudian berkata: ''Nasihatilah aku, hai ghulam (anak kecil).''
Anak tersebut berkata: ''Semoga Allah meningkatkan kebaikan kepada engkau Amir al-Mukminin, sesungguhnya sebagian manusia telah terpedaya oleh kesantunan Allah (mungkin ujian dalam bentuk nikmat), panjangnya angan-angan, dan banyaknya sanjungan. Semua itu dapat menggelincirkan banyak orang hingga mereka masuk neraka.''
''Maka janganlah sekali-kali Anda terpedaya oleh kesantunan Allah kepada Anda, panjangnya angan-angan dan banyaknya sanjungan kepada Anda. Hal tersebut dapat menggelincirkan Anda. Apabila tidak terpedaya, Anda tidak akan tergelincir dan akan termasuk kelompok orang sholeh dari umat ini.''
Anak tersebut lalu diam. Umar kemudian berkata: ''Berapa umur anak ini?''. Seseorang kemudian menjawab bahwa umurnya sebelas tahun. Umar lalu bertanya tentang siapa anak ini. Ternyata dia adalah salah seorang putra Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, atau cicit Rasulullah SAW. Umar pun menyanjungnya dan kemudian berdoa untuknya. Setelah itu, Umar kemudian bersyair:
# تعلم فليس المرء يولد عالما
# وليس أخو علم كمن هو جاهل
# فإن كبير القوم لاعلم عنده
# صغير إذا التفت عليه المحافل
Belajarlah, karena sesungguhnya tidak ada seseorang yang dilahirkan telah berilmu #
Dan tidaklah orang yang berilmu itu seperti orang yang bodoh #
Sesungguhnya orang tertua pada suatu kaum apabila ia tidak berilmu #
dan selalu diliputi dengan berbagai hiburan, maka ia adalah anak kecil. #
Kisah dinukil dari Al-Islam bainal 'Ulama wal Hukkaam.